Hasto menyatakan hal tersebut setelah memberikan dukungan kepada PPP, Perindo dan Hanura yang berdasarkan rekapitulasi suara pemilihan umum (Pemilu) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI tidak lolos ke parlemen pada 2024.
"Kami pernah menegaskan bahwa begitu masifnya operasi yang dilakukan untuk menghambat Ganjar-Mahfud dan kemudian suara-suara pendukung Ganjar-Mahfud, partai politik, semua dikecil-kecilkan," kata Hasto dalam konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara Nomor 19, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024).
Menurut dia, potensi suara partai politik pengusung Ganjar-Mahfud yang bakal rendah sudah diprediksi oleh Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto.
Namun, Hasto tidak membeberkan detail prediksi Andi tersebut. Dia hanya menyatakan bahwa prediksi itu dilihat Andi setelah bertemu Presiden Jokowi di suatu kesempatan.
"Itu disampaikan oleh Saudara Andi Widjajanto ketika bertemu dengan Presiden Jokowi, jauh sebelum kampanye pemilu presiden dijalankan," ujarnya.
"Bahwa tidak hanya Ganjar yang akan berhadapan dengan abuse of power presiden. Tetapi juga PDI-P pun akan diturunkan kursinya," kata Hasto lagi.
Lebih lanjut, Hasto mengatakan, turunnya suara PPP dinilai berkaitan dengan isu penggelembungan suara pada Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Menurut dia, penggelembungan suara terhadap PSI bahkan dilakukan secara sistematik.
"Dan kemudian suara dari PPP, Perindo, dan Hanura yang berdasarkan survei internal itu juga tidak seperti ini hasilnya," ujar Hasto.
Berdasarkan rekapitulasi suara oleh KPU, PPP hanya meraup 5.878.777 suara atau 3,87 persen dari total suara sah nasional sebesar 151.796.631.
Kemudian, Perindo 1.955.154 suara atau 1,28 persen suara. Lalu, Hanura 1.094.588 suara atau 0,72 persen.
Sementara itu, PDI-P memperoleh suara tertinggi di Pileg 2024 yaitu 25.387.279 atau 16,72 persen suara.
https://nasional.kompas.com/read/2024/03/21/22335181/ungkap-potensi-penyalahgunaan-kekuasaan-jokowi-hasto-suara-parpol-pendukung