JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap menyebut, kasus Novel Aslen Rumahorbo (NAR) tetap bisa diusut lembaga antirasuah meskipun kerugian negara yang ditimbulkan tidak mencapai Rp 1 miliar.
Aslen merupakan pegawai KPK bagian administrasi yang menggelapkan uang perjalanan dinas hingga Rp 550 juta.
Sejak tahun lalu, ia telah dipecat karena terbukti melanggar peraturan disiplin pegawai.
“Ya kalau kita lihat dari pemberitaan KPK si Aslen ini kan masuk penggelapan ya, artinya tidak perlu di atas Rp 1 miliar,” kata Yudi saat dihubungi, Selasa (12/3/2024).
Menurut Yudi, tidak ada masalah bagi KPK karena mengusut pegawainya itu sendiri.
Para penyelidik dan penyidik, diperkirakannya, telah meminta keterangan ahli menyangkut status aparatur sipil negara (ASN), Novel Aslen.
Hal itu salah satunya bisa ditunjukkan dari pengisian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) oleh Aslen.
“Sehingga karena mengisi LHKPN dia dianggap sebagai penyelenggara negara, ya artinya mempunyai makna yang luas,” tutur Yudi.
Ia menambahkan, ada dua hal penting yang perlu diperhatikan KPK dalam mengusut perkara korupsi.
Pertama, subyek hukum dalam perkara tersebut, yakni penyelenggara negara, aparat penegak hukum, dan orang lain yang berkaitan dengan keduanya.
Sementara yang kedua, menyangkut kasus korupsi kerugian keuangan negara angkanya minimal Rp 1 miliar.
“Saya pikir kasus Aslen ini dia bukan di ranah kerugian keuangan negara, jadi, memang tidak harus di atas Rp 1 miliar ya,” tutur Yudi.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Johanis Tanak menyebut Aslen telah ditetapkan sebagai tersangka.
Menurutnya, perbuatan itu dilakukan oleh Aslen seorang diri.
“Ya seingat saya (sudah tersangka), dia sendiri, pelaku tunggal,” kata Tanak saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (6/3/2024).
https://nasional.kompas.com/read/2024/03/12/16274971/eks-penyidik-anggap-kpk-tak-masalah-usut-pegawainya-sendiri-yang-tilap-uang