Salin Artikel

Jadi Ujung Tombak Pemilu 2024, Para Petugas KPPS Layak Terima Apresiasi

KOMPAS.com - Semua pihak yang terlibat dalam pemilihan umum (pemilu) layak mendapat apresiasi, termasuk petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sebagai ujung tombak yang bekerja tanpa henti dan lelah, menjaga validitas hasil pemilu meski dihadapkan pada berbagai kendala lapangan.

Seperti diketahui, pesta demokrasi Indonesia telah digelar pada 14 Februari 2024. Rakyat Indonesia berbondong-bondong menyalurkan hak suara nya untuk memilih presiden dan wakil presiden (wapres), serta para calon wakil rakyat di tempat pemungutan suara (TPS) wilayah pemilihan masing-masing.

Para calon wakil rakyat yang dimaksud, mulai dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tingkat provinsi dan kabupaten/kota, hingga Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Meskipun proses pemilihan telah selesai, rangkaian pemilu baru benar-benar berakhir saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengumumkan hasil rekapitulasi suara paling lambat pada 20 Maret 2024.

Proses rekapitulasi tersebut dimulai sehari setelah hari pencoblosan, yaitu pada 15 Februari 2024.

Ketua KPPS TPS 127 RW 016, Kelurahan Kranji, Bekasi Barat, Budi Prasetyo, mengungkapkan bahwa dirinya dan keenam timnya telah bekerja keras bahkan sejak seminggu sebelum hari pemungutan suara, kadang hingga larut malam.

Pada puncaknya Kamis (15/2/2024), tepat sebelum azan subuh berkumandang, mereka berhasil menyelesaikan semua tugas dengan baik.

”Lelah. Namun, rasanya tertutupi jika mengingat tanggung jawab yang kami emban menjaga dan memastikan semua proses di TPS berjalan tanpa kendala,” ujar Budi dengan mata sembab, wajah terlihat kuyu, tetapi dengan senyum yang tetap mengembang lebar.

Budi menjelaskan bahwa ia dan timnya terus bekerja keras hingga dini hari khusus sejak dua hari terakhir, terutama dalam persiapan teknis infrastruktur di TPS dan proses rekapitulasi data di aplikasi KPU, Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).

Semua tugas dilakukan dengan penuh semangat. Budi mengaku bahwa kekhawatiran akan kesehatan pihaknya berkurang karena pasokan konsumsi dan vitamin yang dialokasikan KPU melalui dana logistik.

Budi dan timnya percaya bahwa apa yang mereka lakukan adalah bentuk pengabdian kepada negara, yaitu memastikan proses demokrasi berjalan dengan baik, aman, dan dapat dipercaya.

“Mungkin ada beberapa kendala, tetapi tim bekerja cepat menanganinya. Kami lakukan ini semata untuk menjamin proses yang terjadi seakurat dan sebaik mungkin,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (19/2/2024).

Upaya keras para petugas KPPS

Senada dengan Budi, Ketua KPPS TPS 004 Desa Tukum, Lumajang, Jawa Timur (Jatim), Faria Nur Faizah mengungkapkan bahwa dirinya dan tim bahkan langsung membersihkan lokasi pemilihan setelah proses pemungutan suara selesai, untuk memastikan aktivitas sekitar tidak terganggu.

Pembersihan dilakukan setelah kotak suara diantarkan ke Balai Desa Tukum untuk disegel dan diproses lebih lanjut.

“Proses penghitungan suara (tungsura) di TPS baru selesai pukul 05.00 WIB. Jadi, setelah kotak suara sudah diantarkan ke Balai Desa Tukum untuk disegel, kami bersama-sama membersihkan lokasi TPS dan sekitarnya," ujar Faria.

Ia menegaskan bahwa upaya membersihkan lingkungan setelah pemilu merupakan hal penting untuk memberikan kesan positif pasca-pesta demokrasi.

Mereka sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai tanggung jawab bersama.

Di tempat lain, seperti di TPS 33 Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, petugas KPPS juga melakukan pengorbanan yang luar biasa.

Hingga Kamis (15/2/2024), mereka rela menyelesaikan tugas sambil sarapan, fokus pada pengisian rekapitulasi dan pengemasan administrasi.

Sementara itu, Ketua KPPS 33 Pasar Ambacang, Anesha Alvidril mengungkapkan bahwa proses rekapitulasi dan pengemasan logistik ke kotak suara tidak dapat diselesaikan dalam satu hari.

Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di wilayahnya, serta tingginya antusiasme pemilih.

Jumlah DPT mencapai 295 orang, dengan tambahan satu pemilih. Total pemilih yang memberikan suara mencapai 222 orang.

"Pascapemungutan suara, ada lebih dari 1.000 surat suara yang harus kami hitung dan teliti, memakan waktu yang cukup lama. Penghitungan selesai menjelang dini hari, dan melihat kondisi teman-teman yang sudah lelah, kami sepakat untuk melanjutkan rekapitulasi dan pengemasan administrasi ke kotak suara pada pagi hari," ujar Anesha.

Menurutnya, pengemasan logistik kembali ke kotak suara dijadwalkan selesai paling lambat pukul 09.00 WIB, masih dalam batas waktu tambahan yang ditetapkan oleh KPU.

Tercatat sebanyak 5.741.127 petugas KPPS direkrut oleh KPU untuk Pemilu 2024. Jika ditambah dengan petugas pengamanan, total ada 7,38 juta orang yang mengawal langsung proses pemungutan suara.

Apresiasi para pemimpin

Meski lelah dan menghadapi berbagai kendala, Budi, Faria, Anesha, dan jutaan petugas KPPS lainnya di seluruh Indonesia tetap teguh menjalankan tugas mereka.

Bagi mereka, menjalankan amanah negara tersebut adalah prioritas utama. Peluh dan keringat yang mereka curahkan sepatutnya diapresiasi. Mereka juga seharusnya dianggap sebagai pahlawan yang menjaga tonggak demokrasi.

Meskipun terkadang mendapat tekanan dan kritik yang meragukan kinerja mereka, para petugas KPPS layak bangga dan berbesar hati.

Para capres yang bertarung dalam Pemilu 2024 juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada mereka.

Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyampaikan terima kasihnya kepada petugas KPPS dan petugas TPS.

“Sebagai warga negara saya ucapkan terima kasih kepada petugas KPPS, petugas TPS. Semua lancar,” kata Prabowo selepas memberikan suaranya di TPS 033 Bojong Koneng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar).

Sementara itu, capres nomor urut 1, Anies Baswedan, memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada petugas KPPS yang dianggapnya telah bekerja ekstra keras untuk mewujudkan terselenggaranya pesta demokrasi di Indonesia.

"Saya ingin sampaikan terima kasih kepada seluruh petugas di seluruh Indonesia yang bekerja amat serius di belakang layar dari sebuah proses demokrasi terbesar ketiga di dunia. Kami bangga dan hormat kepada para petugas yang wajahnya tidak pernah muncul, tapi hasil kerjanya kita rasakan semua," tuturnya.

Sementara itu, Ketua KPU Kalimantan Timur (Kaltim) Rudiansyah menekankan pentingnya menempatkan petugas KPPS sebagai pejuang demokrasi, terutama di saat tidak banyak orang yang bersedia mengambil tanggung jawab tersebut.

Beban kerja yang berat, ditambah dengan tekanan psikologis akibat tuduhan dan cibiran, menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.

"Pemilu merupakan konsekuensi dari bentuk republik sebuah negara," kata Rudiansyah.

Ia menegaskan bahwa petugas KPPS memang dituntut dan harus bekerja dengan benar. Namun, tidak jarang mereka menghadapi kekurangan dan kekeliruan dalam menjalankan tugasnya.

Namun, di balik segala kekurangan dan kekeliruan tersebut, terdapat dedikasi dan integritas para petugas KPPS yang patut diacungi jempol. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, dan bahkan kesehatan demi memastikan suara rakyat tersalurkan dengan baik.

Para petugas KPPS dapat dianggap sebagai pahlawan demokrasi karena mereka menjadi ujung tombak dan tulang punggung terdepan dari proses pemilu.

Peluh dan keringat yang mereka curahkan adalah semata demi memastikan bahwa suara rakyat terjaga dan dihitung dengan benar.

Bukan sekedar kisah individu

Tidak sedikit dari para pejuang KKPS akhirnya mengalami kelelahan yang berlebihan. Seperti yang terjadi kepada dua petugas KPPS di Kelurahan Purbalingga Kidul, Kecamatan Purbalingga, dilaporkan pingsan saat bertugas pada Kamis (15/2/2024).

Satu dari mereka kembali pulih setelah mendapat perawatan dari tim Dokter Kesehatan (Dokkes) Kepolisian resor (Polres) Purbalingga, namun rekan mereka terpaksa dibawa ke rumah sakit (rs) untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Menurut data resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 16 Februari 2024, terdapat 35 jiwa yang meninggal dunia dan 3.909 orang mengalami sakit, baik yang dirawat inap maupun rawat jalan.

Meskipun begitu, jumlah tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan penyelenggaraan pemilu sebelumnya pada 2019, di mana terdapat 894 kematian dan 5.175 orang mengalami sakit.

"Tercatat sembilan kematian di antaranya yang berkaitan dengan penyakit jantung," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh anggota KPU, Idham Holik. Ia menyebut bahwa penyakit bawaan yang sudah diidap oleh petugas menjadi salah satu penyebabnya.

"Namun, jumlahnya memang tidak banyak," katanya.

Meski begitu, KPU telah mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi, khususnya bagi petugas yang terlibat.

Dilansir dari laman resminya, KPU menetapkan Santunan Kecelakaan bagi badan ad hoc dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.

Adapun besarannya untuk santunan kecelakaan bagi petugas yang meninggal sebesar Rp 36.000.000, cacat permanen Rp 38.800.00, luka berat Rp 16.500.000, luka sedang Rp 8.250.000, dan bantuan biaya pemakaman Rp 10.000.000.

Terlepas dari itu semua, kerja cepat tim yang terlibat dari seluruh rangkaian proses pemilu 2024 perlu diacungi jempol.

Antisipasi berbagai kemungkinan dari seluruh petugas dilakukan dengan bersiaga penuh di sekitar TPS. Mereka seolah ingin memastikan tidak ada yang terabaikan ketika para petugas KPPS butuh penanganan.

Hal yang patut dicatat adalah semua ini bukanlah persoalan kerja atau kisah individu semata. Ini semua menjadi potret perjuangan kolektif para petugas KPPS yang menjaga legitimasi dari proses demokrasi. Mereka adalah pejuang yang memastikan #PemiluDamai2024 terjaga dengan baik.

https://nasional.kompas.com/read/2024/02/19/16055641/jadi-ujung-tombak-pemilu-2024-para-petugas-kpps-layak-terima-apresiasi

Terkini Lainnya

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke