Salin Artikel

"Exit Poll" Litbang "Kompas": Sebagian Besar Pemilih Pilih Ganjar-Mahfud karena Kesamaan Suku dan Etnis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil exit poll Litbang Kompas menunjukkan bahwa sebagian besar pemilih pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, memilih karena kesamaan suku dan etnis.

"Kami melihat bahwa (alasan memilih karena) satu suku atau satu etnis itu dipilih oleh 60,9 persen (responden). Mayoritas dari yang 16 persen (pemilih) itu ternyata memilih Ganjar-Mahfud lebih karena saya merasa kesamaan suku," kata peneliti Litbang Kompas Bestian Nainggolan dalam acara Obrolan Newsroom Kompas.com, Kamis (15/2/2024).

Bestian berpandangan, temuan tersebut mengagetkan karena Ganjar dan Mahfud sering menyuarakan soal keberagaman dan sisi-sisi yang rasional.

Setelah kesamaan suku dan etnis, alasan lain pemilih memberikan suara ke Ganjar-Mahfud adalah karena didukung oleh partai politik pilihannya, ada 45 persen pemilih yang beralasan seperti itu.

"Kemudian baru karakter dari yang bersangkutan, merakyat, kemudian berpengalaman, kemudian dari sisi pendidikan tinggi itu mungkin diurujuk pada sosok Pak Mahfud," ujar Bestian.

Namun, ia mengingatkan bahwa pertimbangan yang rasional dengan melihat sifat, rekam jejak, dan pendidikan itu bukan menjadi alasan utama.

Oleh sebab itu, alasan primordial dengan melihat kesamaan suku dan etnis masih menjadi pertimbangan utama dalam memilih Ganjar-Mahfud.

"Bukan berbasis sebuah pilihan kalkulasi yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kapasistas orang tersebut," kata Bestian.

Hasil hitung cepat Litbang Kompas per Kamis pukul 17.01 WIB menunjukkan, pasangan Ganjar-Mahfud memperoleh 16,27 persen, tertinggal dari pasangan Anies-Muhaimin (25,22 persen) dan Prabowo-Gibran (58,51 persen).

https://nasional.kompas.com/read/2024/02/16/06321051/exit-poll-litbang-kompas-sebagian-besar-pemilih-pilih-ganjar-mahfud-karena

Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke