Butet yang mengenakan baju hitam dan celana panjang itu menyapa dan berdialog dengan masyarakat yang hadir saat didapuk naik ke atas panggung.
Ia sempat menyampaikan beberapa bait pantun yang meminta warga Kulon Progo untuk memilih Ganjar.
"Kulon Progo bangga punya bandara. Melengkapi Jogja yang istimewa. Kita semua berkumpul di sini mengikat tali bersama Ganjar-Mahfud, menggelorakan revolusi cinta. Pilih nomor telu (tiga)," seru Butet.
Selain untuk turut memeriahkan acara, Butet juga menyampaikan kritik kepada Presiden Joko Widodo dalam pantunnya.
Ia sempat menyinggung ada pihak yang mengikuti kampanye Ganjar di berbagai daerah.
"Setiap Mas Ganjar datang, lalu ada yang ngintili (mengikuti). Hari ini Mas Ganjar akan datang menemui kita, kemarin sudah ada yang ngintilin," kata Butet dalam acara tersebut, Minggu.
"Padahal yang suka ngintilin opo jenenge? Wedhus iku kudune di tongseng. Wedhus kok mendukung paslon," tutur Butet.
Dalam pantun tersebut, ia juga mengkritik soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan sebagian gugatan perkara nomor 90/PUU-XXI/2023 terkait usia minimal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu pada pertengahan Oktober 2023.
Sebab, putusan itu membuat langkah putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, untuk turut mencalonkan diri di Pilpres 2024 semakin lebar.
Lewat putusan itu, MK memperbolehkan seseorang yang belum berusia 40 tahun untuk mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden, selama berpengalaman menjadi kepala daerah atau jabatan lain yang dipilih melalui pemilihan umum.
Diketahui dalam acara, hadir pula Ketua TPN Arsjad Rasjid, Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Yenny Wahid, dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
Bukan Pertama Kali
Ini bukan pertama kalinya Butet melayangkan kritik kepada Presiden Jokowi.
Untuk mengungkapkan kekecewaannya, seniman itu sampai mengirim surat kepada Presiden Jokowi. Tanpa bermaksud menggurui, dalam suratnya, Butet yang mengaku sedih hanya ingin mengingatkan Presiden Jokowi selagi masih ada kesempatan.
Dalam surat itu, Butet juga menyinggung soal putusan MK.
"Rakyat Indonesia bukan orang bodoh yang tak bisa membaca peristiwa. Rakyat punya kecerdasan 'membaca' yang tersembunyi di balik semua itu," kata Butet dalam surat pribadi untuk Presiden Jokowi, yang sudah dizinkan untuk dikutip Kompas.com pada Sabtu (21/10/2023).
Putra dari seniman kenamaan Bagong Kussudiardjo ini kemudian mengatakan, ia tidak ingin warisan (legacy) yang dibawa Presiden Jokowi akan rontok karena adanya fenomena ini.
Melalui surat itu, Butet juga terus mengungkapkan harapannya akan sosok pemimpin ideal yang dinilai hampir dipenuhi oleh Jokowi.
Apalagi, ia mengatakan, bersama kawan-kawan telah berjuang sejak tahun 1998 untuk melahirkan seorang presiden yang pantas dijadikan tauladan yang baik di Indonesia, yang bisa dimiliki bangsa Indonesia sepanjang sejarah.
"Saya sungguh tidak ingin legacy njenengan sebagai 'role model' pemimpin yang baik akan rontok. Sejak 1998, kami berjuang untuk lahirnya seorang presiden yang pantas dijadikan contoh, barometer, tauladan, yang bisa dimiliki bangsa Indonesia sepanjang sejarahnya," ujar Butet.
https://nasional.kompas.com/read/2024/01/28/22281701/revolusi-cinta-dan-ngintili-dalam-pantun-butet-kartaredjasa-di-kulon-progo