Anies berharap, jika terpilih jadi presiden nanti bisa menyelesaikan satu persatu kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang keadilannya diperjuangkan lewat Aksi Kamisan tersebut.
"Ya mudah-mudahan kita bisa selesaikan satu-satu," kata Anies singkat saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis.
Aksi Kamisan merupakan aksi demonstrasi damai untuk menuntut upaya keadilan bagi para korban dan keluarga korban pelanggaran HAM berat masa lalu di Indonesia.
Aksi tersebut mulai diadakan sejak 2007 diikuti para korban, keluarga korban pelanggaran HAM, dan masyarakat umum.
Pada hari ini, aksi Kamisan telah mencapai 802 aksi dan selama 17 tahun dilakukan
Dalam aksi hari ini beberapa simbol payung hitam dengan tulisan kasus pelanggaran HAM masa lalu dikembangkan seperti “Tragedi Talangsari 7 Februari 1989”, “Penculikan Aktivis 1997-1998”, “Tragedi Semanggi I 13 November 1998”, “Tragedi Mei ‘98 13-15 Mei 1998”, “Penembakan Misterius 1982-1985”.
Aksi Kamisan biasa diadakan setiap Kamis pukul 16.00 WIB di seberang Istana Merdeka.
Identik dengan baju dan payung hitam, aksi ini pertama kali diadakan pada Kamis, 18 Januari 2007 dengan nama Aksi Diam.
Dilansir dari situs Pusat Internasional Promosi Hak Asasi Manusia (CIPDH) UNESCO, Aksi Kamisan diadakan setiap Kamis pukul 16.00 WIB.
Selama satu jam, keluarga korban pelanggaran HAM akan berdiri mengheningkan cipta di depan Istana Kepresidenan dengan mengenakan pakaian serba hitam dan membawa payung hitam.
Aksi ini dipelopori oleh Katarina Sumarsih, ibu dari Bernardus Realino Norma Irmawan atau Wawan, yang tewas ditembak aparat saat Tragedi Semanggi I pada 13 November 1998..
Kemudian, Suciwati yang merupakan istri almarhum pejuang HAM Munir dan Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK).
https://nasional.kompas.com/read/2024/01/18/21102411/17-tahun-aksi-kamisan-anies-mudah-mudahan-kita-bisa-selesaikan-satu-satu