Salin Artikel

Narasi Pilpres 1 Putaran Masih Terdengar, Sekjen PKB: Muncul dari yang Enggak Kuat Maraton

Baginya, narasi itu didorong oleh pihak-pihak yang tak memiliki stamina cukup untuk menjalani kontestasi politik yang panjang.

“Ya itu berarti rata-rata tidak mempunyai cukup kemampuan maraton. Mereka ahli sprint semua. kalau sprint kan untuk lari jarak pendek, 100 meter, 200 meter, 400 meter,” ujar Hasanuddin pada Kompas.com, Kamis (4/1/2024).

“Kalau yang pengen satu putaran karena mereka ini ahli sprint. Kalau untuk dua putaran harus cari yang ahli maraton,” ujar dia.

Menurut dia, pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mempunyai cukup stamina untuk menjalani pilpres dalam dua putaran.

Ia mengungkapkan, selama ini kubu Anies-Muhaimin (Amin) terbiasa bergerak secara perlahan dalam menghadapi kontestasi Pilpres 2024.

“Ahlinya maraton kita ini. Pelan tapi pasti. Survei-survei sudah mulai menunjukkan kita lolos putaran kedua. Orang kan enggak tahu tiba-tiba ada Anies bubble. itu kelompok yang enggak bisa disentuh,” ucap dia.

Ia juga menekankan bahwa pilpres dalam satu putaran semakin sulit terwujud. Sebab, kata dia, sampai hari ini belum ada capres-cawapres yang memiliki elektabilitas dominan.

“Kan bisa dicek itu, cek lembaga survei yang kredibel, itu tidak ada yang berani memastikan (pilpres) satu putaran,” ujar Hasanuddin.

Narasi pilpres satu putaran kerap digaungkan oleh kubu capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Terbaru, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menyatakan optimisme bahwa Prabowo-Gibran bakal memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran karena elektabilitasnya mendekati angka 50 persen.

Ia mengeklaim, Prabowo-Gibran yang paling berpeluang untuk memenangkan pilpres tersebut.

https://nasional.kompas.com/read/2024/01/04/16320071/narasi-pilpres-1-putaran-masih-terdengar-sekjen-pkb-muncul-dari-yang-enggak

Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke