Kali terakhir, mereka melakukan atraksi atau flypast saat Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 TNI di atas Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada 5 Oktober 2023.
Para penerbang JAT yang menggunakan pesawat KT-1B Wong Bee buatan Korea Selatan, meliuk-liuk dan mengeluarkan asap sebagai ciri khasnya.
JAT beroperasi di bawah Skuadron Pendidikan (Skadik) 102, Wing Pendidikan (Wingdik) 100/Terbang Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Adisucipto, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kompas.com berkesempatan mengunjungi markas JAT yang berada di Lanud Adisucipto pada Kamis (21/12/2023) di sela-sela acara outbound TNI AU bersama rekan-rekan media.
Pilih pesawat sendiri
JAT dibentuk pada 1996. Awalnya, tim ini hanya menggunakan empat pesawat model Hawk MK-53.
Mereka sempat vakum sejak 2002, kemudian aktif lagi enam tahun berselang. Kini, JAT memiliki sekitar tujuh pesawat KT-1B Wong Bee.
Narator JAT, Kapten Pnb I Putu Satya Kedaton mengatakan, para pilot diberi keluasaan memilih pesawatnya masing-masing.
Jika pilot sudah memilih pesawat nomor satu, misalnya, pilot itu tidak boleh berganti pesawat selama bergabung JAT.
“Setiap orang punya pesawat masing-masing. Setiap penerbang diberi keleluasaan memilih pesawatnya masing-masing,” ujar Putu Satya kepada awak media.
Setiap pesawat, meski jenisnya sama-sama KT-1B Wong Bee, memiliki “feel” yang berbeda. Oleh karena itu, setiap pilot harus konsentrasi pada pesawat masing-masing.
“Jenis pesawatnya sama, tapi rasanya beda,” kata Putu Satya.
Saat tampil, para pilot juga dilarang membawa backseater.
“Kalau sedang demo, tidak boleh membawa backseater, jadi bangku di belakangnya kosong,” ujar dia.
“Enam orang (pilot) tidak boleh sakit, tidak bisa digantikan. Kalau pada hari H sakit, tidak bisa digantikan,” ujar Putu Satya.
https://nasional.kompas.com/read/2023/12/24/16193621/jupiter-aerobatic-team-tim-atraksi-tni-au-yang-boleh-pilih-pesawat-masing