Salin Artikel

Menakar Debat Cawapres, Menanti Kejutan

Debat pertama bagi cawapres ini dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC), disiarkan langsung televisi, selama 120 menit, akan dipandu oleh Presenter Alfito Deannova dan Liviana Cherlisa.

Mempertemukan tiga cawapres, Muhaimin Iskandar Nomor Urut 01, Gibran Rakabuming Raka Nomor Urut 02 dan Mahfud MD Nomor Urut 03. Para cawapres ini akan beradu gagasan dan kemampuan mereka dalam menyokong capres masing-masing.

Kemungkinan debat nanti akan berlangsung menarik dan lebih menyita perhatian khalayak. Apalagi para cawapres ini praktis atau relatif sudah belajar dari bagaimana jalannya debat perdana para capres.

Untuk Cawapres Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Mahfud MD (Prof Mahfud) tentu publik sudah terbiasa melihat atau menyaksikan mereka berdebat. Mereka sudah sering hadir dalam berbagai forum diskusi.

Baru-baru ini mereka juga kompak hadir di salah satu stasiun televisi yang mengadakan sesi debat cawapres. Sementara Gibran sejauh ini belum terlihat hadir memenuhi undangan debat.

Satu hal yang membuat debat cawapres makin menarik dan ditunggu-tunggu adalah karena publik penasaran dengan debat ketiga cawapres yang punya latar belakang dan pengalaman beragam. Terutama bagaimana Gibran mengimbangi yang lebih ‘senior’.

Cak Imin saat ini adalah Wakil Ketua DPR RI. Berkarier dari aktivis kampus, kemudian aktif di politik hingga menjadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Ia juga tercatat sudah sejak 1999 menjabat Anggota DPR RI, serta Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) periode 2009-2014.

Sedangkan Prof Mahfud saat ini adalah Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) dalam Kabinet Indonesia Maju. Sosok yang terbilang memiliki profil lengkap, pernah ada di tiga cabang kekuasaan; eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Selain menteri, Prof Mahfud pernah menjadi Anggota DPR RI dan Ketua Mahkamah Konstitusi. Sebelumnya juga dikenal luas sebagai Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Sementara Gibran adalah Wali Kota Solo periode 2021-2026. Dibanding cawapres lainnya, Gibran memang belum banyak memiliki rekam jejak di organisasi maupun politik. Sebelum terjun ke dunia politik, Gibran diketahui aktif bisnis kuliner.

Dengan latar dan konfigurasi yang ada, Cak Imin dan Prof Mahfud memang tak diragukan kapasitas dan kemampuannya. Debat dan diskusi sudah merupakan keseharian mereka, baik saat masih di kampus, maupun ketika menduduki jabatan publik.

Cak Imin dan Prof Mahfud bahkan mengaku tak perlu menyiapkan diri untuk mengikuti debat cawapres, karena memang sejak awal mereka sudah siap. Sebagai politisi otentik, debat menjadi semacam menu harian Cak Imin dan Prof Mahfud.

Wajar kalau kemudian Cak Imin dan Prof Mahfud lewat media massa saling memuji kapasitas dan mengatakan masing-masing sebagai lawan berat.

Sedangkan Gibran sekalipun sedang atau pernah menjadi wali kota dan berpengalaman ikut dalam sesi debat calon kepala daerah, tapi harus diakui itu belum bisa menjadi ukuran bila di pentas nasional.

Boleh disebut belum teruji, apalagi Gibran diketahui kerap tak mau hadiri undangan debat dengan berbagai alasan, tentu saja memperkuat keraguan publik.

Namun yang perlu dicatat adalah, debat perdana cawapres ini akan mengangkat tema, ekonomi, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur, dan perkotaan. Hal yang dapat menjadi kekuatan komparatif Gibran.

Sebab tema atau isu yang akan dibahas cukup lekat dengan aktivitas sehari-hari Gibran sebagai seorang wali kota. Gibran punya pengalaman cukup memadai, termasuk dalam pengambilan kebijakan terkait isu-isu tersebut, meski skalanya lebih kecil.

Artinya, sebagai Wali Kota Solo, Gibran sejatinya sudah terbiasa berhadapan dengan tema yang mau didebatkan. Tinggal bagaimana ia mempu atau tidak untuk menyelaraskan dengan skala dan proyeksi di level nasional, kemudian menjelaskannya dengan baik.

Dalam konteks ini, sekalipun Cak Imin dan Prof Mahfud jauh lebih lama dan berpengalaman di pemerintahan, tapi untuk soal-soal yang akan diperdebatkan dalam debat perdana cawapres merupakan isu yang lebih koheren dengan Gibran.

Apa lagi bila Gibran yang sebelumnya di-underestimate-kan, menjadi underdog, lantas kemudian tampil meyakinkan atau setidaknya mampu menguasai diri (forum), sudah pasti menjadi kejutan atau credit point tersendiri. Menjawab keraguan publik, dan tentu dapat menaikan elektabilitas.

Sebaliknya jika tidak ‘well perform’ tentu saja akan mengonfirmasi keraguan publik selama ini, dan tentu saja akan punya konsekuensi terhadap elektoral.

Sementara Cak Imin dan Prof Mahfud juga harus menunjukan nilai lebih, tidak hanya tampil ‘aman’, tapi mampu memperlihatkan kekuatan gagasan yang relevan dengan isu yang didebatkan, sehingga menjadi suatu kejutan atau pembeda.

Debat adalah batu uji, penampilan tiga cawapres, menjadi tantangan dan turut menentukan. Dianggap berpengalaman, namun bila materi debat kurang bersesuaian dengan capacity background, jadi hambatan, begitu pula bila kurang dalam pengalaman, tapi menguasai materi, akan memudahkan debat.

Pada sisi lain, kesalahan atau kekurangan dalam penampilan dari masing-masing cawapres, akan menjadi bahan menarik, terutama bagi warganet atau netizen. Bila ada kekeliruan, siap-siap potongan videonya menjadi viral di media sosial.

Pada titik inilah, bukan hanya soal penampilan dan penguasaan materi secara baik, tapi juga terkait self internal mechanism untuk meminimalkan kesalahan. Baik itu sikap, gestur, mimik, dan data yang disajikan, termasuk cara merespons lawan debat.

Selain penting belajar dari debat capres sebelumnya, dalam konteks debat cawapres, para kontestan bisa melihat atau belajar pada bagaimana debat cawapres yang menjadi tradisi pilpres di Amerika Serikat (AS).

Contoh yang paling update dan juga berpengaruh terhadap hasil pilpres di negara yang kerap menjadi rujukan demokrasi prosedural kita, adalah debat antara Cawapres Mike Pence dan Kamala Harris pada Pilpres 2020 lalu, yang rekaman debatnya mudah diakses lewat platform media digital.

Debat selain memainkan peran penting dalam memperkenalkan gagasan mereka, juga memperjelas pandangan politik mereka, terutama yang dapat turut memengaruhi persepsi pemilih terhadap mereka.

Saat itu, yang menarik dari debat Pence dan Harris adalah mereka mampu menunjukkan fokus pada isu-isu krusial yang saat itu mengemuka di AS, seperti manajemen pandemi COVID-19, kebijakan ekonomi, rasisme sistemik, dan perubahan iklim.

Debat mereka turut membantu pemilih untuk memahami perbedaan pendekatan dan visi antara keduanya, yang memberi pengaruh pada persepsi publik terhadap kemampuan kepemimpinan mereka.

Mike Pence dari Republik yang saat itu berkuasa tampil baik, membela kebijakan pemerintahan Trump.

Sementara sebagai penantang Kamala Harris dari Demokrat juga tampil percaya diri dengan sejumlah tawaran perubahan kebijakan dan pendekatan baru yang relevan terhadap isu-isu kunci.

Mempertegas adanya diferensiasi atau tawaran yang berbeda dari kedua kontestan kepada pemilih. Ibarat menawarkan menu makanan, masing-masing berusaha meyakinkan kalau menu mereka yang paling enak dan bisa menjawab selera makan konsumen.

Inilah yang mestinya mengemuka di debat pilpres. Jangan lagi ada kata-kata saling setuju, tanpa menjelaskan di titik mana persamaan dan perbedaan pandangannya, dan atau membiarkan durasi waktu debat terbuang, seperti sebelumnya di debat capres.

Perdebatan harus dapat menuntun dan membantu pemilih untuk memilih yang dianggap akan mampu menjalankan dan menentukan arah serta pengelolaan bangsa dan negara, setidaknya untuk lima tahun kedepan.

Debat nanti adalah momentum unjuk gigi para cawapres mempertegas pentingnya peran mereka. Bila terpilih, mereka bukan hanya pelengkap, tetapi mampu memberikan perspektif berbeda, dapat menguatkan keputusan, menjadi kekuatan tambahan dalam memimpin negara besar seperti Indonesia.

Karena bagaimanapun kepemimpinan yang berhasil dalam sistem presidensial, adalah hasil dari kerja sama antara presiden dan wakil presiden terpilih. Saling mengisi dan melengkapi, menciptakan fondasi kuat untuk kemajuan bangsa dan negara.

https://nasional.kompas.com/read/2023/12/22/05450081/menakar-debat-cawapres-menanti-kejutan

Terkini Lainnya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju di Pilkada, Ini Alasannya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju di Pilkada, Ini Alasannya

Nasional
Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Nasional
Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Nasional
Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Bocorkan Duet Khofifah-Emil pada Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Nasional
Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Nasional
RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

Nasional
Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Nasional
Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Nasional
Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Nasional
Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Nasional
KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

Nasional
KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Nasional
Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke