Adapun putusan MKMK dimaksud terkait pelanggaran etik dalam Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang membuat Gibran Rakabuming Raka bisa menjadi cawapres Prabowo
Menurut Erasmus, Prabowo terkesan menghindari pertanyaan terkait putusan MKMK dan sindiran “peran orang dalam” di balik majunya Gibran yang dilontarkan capres nomor urut 1, Anies Baswedan.
“Tapi bagi saya itu perdebatan yang saya merasa sih Pak Prabowo tentu menghindari (menjawab soal peran orang dalam). Ini kan seperti bias, supaya masyarakat, tadi ya (yang) nunggu blunder-nya (jawaban Prabowo) di mana,” kata Erasmus saat dihadirkan dalam obrolan Newsroom di YouTube Kompas.com, Selasa (12/12/2023).
Prabowo memang tidak menjawab dengan lugas mengenai perasaannya terkait putusan MK yang sarat dengan pelanggaran etik dan nepotisme.
Ia berulang kali hanya mengatakan masyarakat yang akan menilai.
Namun, kata Erasmus, jawaban Prabowo yang tidak jelas itu justru membuat masyarakat yang masih bingung menentukan pilihan capresnya menjadi ragu.
Padahal, nepotisme merupakan salah satu bentuk korupsi yang paling rendah.
“Kalau nepotisme di depan mata Bapak (Prabowo) tidak Bapak jawab, bukan ngomong direspons ya, bahkan tidak dalam posisi pengambil kebijakan dan seterusnya, (Prabowo) menjawab saja enggak mau,” ujar Erasmus.
Dalam debat pertama semala, Anies menyinggung praktik “orang dalam” yang ditengarai berperan dalam pencalonan Gibran.
Namun, Prabowo tidak menjawab pertanyaan itu dengan lugas dan justru melontarkan kalimat yang seperti mengejek Anies.
"Kita ini bukan anak kecil, Mas Anies, Anda juga paham, ya sudahlah. Sekarang begini, intinya rakyat yang putuskan, rakyat yang menilai, kalau rakyat tidak suka Prabowo dan Gibran, nggak usah pilih kami," jawab Prabowo dalam debat capres perdana di kantor KPU RI, Selasa (12/12/2023).
"Saya tidak takut tidak punya jabatan Mas Anies. Sorry ye, sorry ye. Mas Anies, saya tidak punya apa-apa, saya sudah siap mati untuk negara ini," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2023/12/13/06435711/icjr-prabowo-yang-tak-jawab-soal-orang-dalam-di-balik-pencalonan-gibran