Salin Artikel

Jejak Beda Dukungan Soetrisno Bachir dan PAN di Tiga Kali Pilpres

JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan sekali saja Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir menunjukkan sikap politik yang berbeda dengan partainya. Dalam tiga kali pemilu presiden (pilpres), dukungan Soetrisno dan PAN terhadap calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) berseberangan.

Pada Pemilu 2014, Soetrisno mendukung pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla. Padahal, saat itu PAN bergabung dengan poros Partai Gerindra, mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Hatta Rajasa sendiri kala itu menjabat sebagai Ketua Umum PAN, menggantikan Soetrisno yang purnatugas sebagai ketum pada Januari 2010, setelah menjabat selama lima tahun sejak April 2005.

Tak tanggung-tanggung, Soetrisno bahkan masuk dalam barisan tim sukses (timses) Jokowi-JK. Ia menjadi salah satu tim pengarah bersama beberapa tokoh nasional maupun politisi senior seperti Puan Maharani, Luhut Binsar Pandjaitan, AM Hendropriyono, hingga Pramono Anung.

“Saya turun gunung untuk menyuarakan, menyalurkan hak saya sebagai warga negara. Tadinya saya enggak pilih siapa pun. Tapi begitu muncul figur, tokoh figur dari rakyat, Jokowi, maka kita ada harapan untuk bangsa ini,” kata Soetrisno saat mendeklarasikan relawan pemenangan Jokowi-JK di Jakarta, Juli 2014, dikutip dari Tribunnews.com.

Meski berbeda sikap, manuver Soetrisno ini tak dipersoalkan oleh PAN. Menurut Hatta Rajasa saat itu, Soetrisno sudah lama tidak aktif di PAN maupun kegiatan politik praktis lainnya.

"Enggak apa-apa, enggak masalah," kata Hatta di Jakarta, Mei 2014.

Sukses mengantarkan Jokowi-JK ke kursi presiden dan wakil presiden RI lewat Pilpres 2014, Soetrisno diganjar jabatan Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN). Ia dilantik oleh Presiden pada Januari 2016.

Jabatan itu diemban Soetrisno selama lebih dari empat tahun sebelum lembaga tersebut akhirnya dibubarkan pada akhir November 2020.

PAN sendiri menyatakan bergabung dengan pemerintahan Jokowi-JK pada September 2015. Saat itu, Soetrisno menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan PAN, sedangkan kursi Ketua Umum PAN diisi oleh Zulkifli Hasan.

Pada Pilpres 2019, lagi-lagi Soetrisno mendukung Jokowi yang menggandeng Ma’ruf Amin sebagai cawapres. Sikapnya kembali berbeda dengan PAN yang merapat ke koalisi Gerindra untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dukungan itu dikonfirmasi oleh Sekretaris Kabinet (Seskab) yang juga politikus senior PDI Perjuangan, Pramono Anung.

“Pak Soetrisno, saya mendengar sendiri beliau mendukung Pak Jokowi," kata Pramono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Dukung Anies-Muhaimin

Kini, pada Pilpres 2024, Soetrisno mendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, pasangan capres-cawapres yang diusung oleh Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Soetrisno masuk dalam barisan Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies-Muhaimin sebagai sebagai salah satu wakil ketua dewan penasihat.

Selain Soetrisno, Anies-Muhaimin juga menunjuk sejumlah nama tenar lain untuk mengisi kursi dewan penasihat timnas, seperti, mantan Gubernur DKI Jakarta Letjen (Purn) Sutiyoso, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid, hingga mantan Wakil Kepala Kepolisian RI (Wakapolri) Komjen (Purn) Oegroseno.

“Dewan penasihat ini merupakan orang-orang yang didengar pendapatnya dan didengar nasihatnya, mereka adalah tokoh-tokoh di masyarakat yang jumlahnya juga cukup banyak,” kata Anies dalam konferensi pers yang digelar di rumah Pemenangan Timnas Amin, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2023).

Untuk ketiga kalinya, Soetrisno menunjukkan sikap politik yang berbeda dengan PAN. Sebab, pada Pilpres 2024, partai matahari putih itu tergabung dalam poros Gerindra, mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai capres-cawapres.

Kedekatan personal

Wakil Kapten Timnas Pemenangan Anies-Muhaimin, Sudirman Said, mengatakan, bergabungnya Soetrisno dalam tim pemenangan merupakan hasil komunikasi pribadi antara politikus PAN itu dengan Anies.

"Iya (komunikasi pribadi)," kata Sudirman saat ditemui awak media di Sekretariat Koalisi Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2023).

Sudirman mengatakan, Soetrisno ditunjuk sebagai anggota Timnas Pemenangan Anies-Muhaimin dalam kapasitasnya sebagai tokoh Muhammadiyah.

"Kita enggak tahu (soal komunikasi dengan partai), karena Pak Soetrisno kita undang atau dimohon sebagai tokoh Muhammadiyah," ujar Sudirman.

Disayangkan PAN

PAN pun menyayangkan langkah Soetrisno bergabung ke Timnas Pemenangan Anies-Muhaimin. Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Yandri Susanto mengatakan, sebagai elite PAN, Soetrisno harusnya mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Harusnya kalau masuk di strukur partai ya harusnya dukung Prabowo-Gibran, harusnya," ujar Yandri saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (22/11/2023).

Yandri mengatakan, tidak ada komunikasi sama sekali dari Soetrisno terkait keputusannya bergabung dengan tim pemenangan Anies-Muhaimin.

Namun demikian, Yandri belum bisa memastikan apakah PAN akan menjatuhkan sanksi atas manuver Soetrisno ini atau tidak.

"Nah itu yang belum kita bicarakan, pokoknya nanti kita lihat perkembangan lah ya. Pokoknya sampai sekarang kita belum bahas dan belum mengambil langkah-langkah terhadap keputusan Mas Tris," imbuhnya.

https://nasional.kompas.com/read/2023/11/24/13112801/jejak-beda-dukungan-soetrisno-bachir-dan-pan-di-tiga-kali-pilpres

Terkini Lainnya

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Nasional
Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Nasional
Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Nasional
Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Nasional
Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Nasional
Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Saat Anies 'Dipalak' Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Saat Anies "Dipalak" Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Nasional
Anies Kini Blak-blakan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Anies Kini Blak-blakan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Nasional
Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke