Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sebanyak 33 kasus konfirmasi itu diisolasi di beberapa rumah sakit.
"Saat ini kasus cacar monyet ada 33 pasien. Ini (diisolasi dan) tersebar di beberapa rumah sakit," kata Siti Nadia Tarmizi kepada Kompas.com, Jumat (3/11/2023).
Nadia mengungkapkan, tidak ada rumah sakit tertentu yang ditujukan untuk isolasi seperti saat pandemi Covid-19. Sehingga, pasien tersebut tersebar di beberapa rumah sakit.
Kendati begitu, Nadia memastikan bahwa kapasitas rumah sakit cukup. Kemenkes pun menggencarkan vaksinasi cacar monyet kepada kelompok berisiko.
"(Isolasi) Di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan. Kapasitas kita cukup untuk isolasi," ujarnya.
Sebagai informasi, pemerintah sendiri telah melaporkan kasus cacar monyet di Indonesia ke Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyusul naiknya jumlah kasus.
Pelaporan kasus ke WHO adalah salah satu penanggulangan cacar monyet yang diambil pemerintah di bidang surveilans.
Selain melapor ke badan kesehatan tersebut, Kemenkes juga secara aktif mendeteksi kasus aktif yang kemungkinan menyebar di dalam negeri.
Di sisi lain, pemerintah melaksanakan pengobatan dan vaksinasi cacar monyet. Pengobatan dilakukan di rumah-rumah sakit dengan memberikan obat antivirus dan antibiotik, terutama untuk pasien dengan lesi di kulit.
Sejauh ini, Kemenkes menyasar 477 orang sesuai dengan ketersediaan vaksin. Vaksin yang diberikan sebanyak dua dosis untuk satu orang.
Diketahui, kasus cacar monyet pertama diumumkan pada Agustus 2022. Kasus ini ditemukan di Jakarta pada seorang warga negara Indonesia.
Kasus pertama cacar monyet dialami oleh seorang laki-laki yang baru pulang dari perjalanan luar negeri. Negara yang dikunjunginya termasuk dalam 89 negara dengan temuan kasus cacar monyet atau monkeypox pada tanggal 8 Agustus 2022.
https://nasional.kompas.com/read/2023/11/03/18055741/kemenkes-konfirmasi-33-kasus-cacar-monyet-pasien-diisolasi-di-beberapa-rumah