Ia menyatakan, benar atau tidaknya hasil survei itu akan diuji langsung oleh warga saat pemungutan suara pada 14 Februari 2024 nanti.
"Ya sebetulnya soal LSI atau survei, nanti rakyat yang menguji kredibilitas," kata Muhaimin di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu (11/10/2023).
Ia pun tidak mau berkomentar lebih jauh mengenai hasil survei itu, termasuk bakal ikut menyomasi LSI Denny JA seperti Partai Nasdem atau sebaliknya.
Dia belum mengecek lebih lanjut hasil survei tersebut.
Oleh karena itu, Cak Imin mempersilakan siapa saja menilai karena kredibilitasnya akan ditentukan langsung oleh masyarakat.
"Saya belum cek, ya. Mungkin kalau itu masih mewakili siapa, saya belum cek. Ya silakan, mau bilang kecil, mau bilang besar, mau menggiring opini, mari kita buktikan suara rakyat yang menjadi penentunya," tutur dia.
Sebelumnya diberitakan, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Badan Advokasi Hukum (BAHU) Partai Nasdem Sumut menyomasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Senin (9/10/2023).
Nasdem keberatan dengan hasil survei LSI Denny JA pada Senin (2/10/2023) uang menyebut elektabilitas Anies Baswedan di Sumatera Utara hanya 5 persen.
Sementara itu, bacapres dari PDI-P, Ganjar Pranowo, 65 persen dan bacapres dari Gerindra, Prabowo Subianto, 30 persen.
Ketua DPW Nasdem Sumut Iskandar ST mengatakan, apabila tidak ada jawaban somasi dari LSI Denny JA dalam tujuh hari ke depan, Nasdem akan mengambil langkah hukum.
"Pertama, melakukan gugatan secara perdata, bahkan juga melakukan langkah hukum secara pidana. Kami sudah menentukan langkah-langkah itu," ujar Iskandar saat konferensi pers di Auditorium DPW Nasdem Sumut di Jalan Prof HM Yamin.
Saat menyampaikan keterangan, Iskandar didampingi seratusan pengacara yang mengawal persoalan ini.
Iskandar menilai ada kejanggalan hasil survei LSI Denny JA. Ini karena pada Mei 2023, hasil survei elektabilitas LSI Denny JA untuk Anies mencapai 32,6 persen.
Namun, berselang empat bulan, tiba-tiba elektabilitas Anies berkurang drastis hanya tinggal 5 persen saja.
"Rata-ratanya hampir 7 persen di tiap bulannya turun dan hal ini belum pernah terjadi dalam sejarah survei," kata dia.
"Kedua, kami melihat hasil surveinya dalam bilangan bulat tanpa ada desimal. Ketiga, hasil survei itu bertolak belakang dengan realita dan fakta di lapangan yang kami dapatkan," ucap Iskandar.
https://nasional.kompas.com/read/2023/10/11/18121011/soal-hasil-survei-lsi-denny-ja-cak-imin-nanti-rakyat-yang-uji-kredibilitas