Menurutnya, saat ini proses pembebasan lahan masih terus berjalan.
"Masih dalam tahap itu (pembebasan lahan). Lebih cepat lebih baik. Insya Allah (akhir 2024), insya allah," ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/10/2023).
Bahlil mengungkapkan, saat ini konstruksi untuk proyek Rempang Eco City belum ada. Sebab, pemerintah akan menyelesaikan pembebasan lahan terlebih dulu.
"Belum lah (konstruksi). Masih dalam tahap itu (pembebasan lahan)," kata Bahlil.
Dalam kesempatan itu, Bahlil menyampaikan bahwa dirinya diminta Presiden Jokowi untuk segera menuntaskan persoalan Rempang.
Sebagaimana diketahui, pembangunan Rempang Eco City ditolak masyarakat dan menimbulkan persoalan yang belum tuntas hingga saat ini.
"Saya akan turun terus, karena Bapak Presiden perintahkan saya untuk menyelesaikan. Saya selesaikan. Lebih cepat, lebih baik," kata Bahlil.
Bahlil menjelaskan bahwa pembangunan Rempang Eco City merupakan proyek strategis nasional (PSN). Sehingga prosesnya harus terus dilanjutkan.
"Saya pikir kalau masalah Rempang karena sudah PSN dan itukan bagian yang harus kita lakukan, jadi enggak ada isu apa-apa kok, jadi tinggal komunikasi ke rakyat saja yang harus baik," ujarnya.
Konflik terjadi menyusul akan dibangunnya Rempang Eco City, proyek strategis nasional untuk membangun kawasan industri, perdagangan, dan wisata di lahan pulau seluas 17.600 hektar.
Salah satu investornya adalah produsen kaca China, Xinyi Glass Holdings Ltd, dengan nilai investasi senilai 11,5 miliar dollar AS.
Dari luas Pulau 17.500 hektar, 10.280 hektar adalah kawasan hutan lindung. Lalu ,7.572 hektare sisanya adalah HPK (hutan produksi) yang digunakan PT MEG untuk investasi. Untuk tahap awal, pengembangan dilakukan pada lahan seluas 2.300 hektar dari dari 7.572 hektar tersebut.
https://nasional.kompas.com/read/2023/10/06/06020061/menteri-bahlil-sebut-pembebasan-lahan-di-rempang-bisa-selesai-akhir-2023