Salin Artikel

Survei Litbang “Kompas”: Suara Anies Lemah di Jateng dan Jatim

JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, masih minim di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Dibandingkan dengan dua pesaingnya yakni bakal capres PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, dan bakal capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto, angka elektoral Anies di dua wilayah tersebut tertinggal jauh.

Ini terekam dalam survei Litbang Kompas yang dipublikasikan pada 21 Agustus 2023. Menurut survei, elektabilitas Anies di Jawa Tengah hanya 1,6 persen.

Sementara, Ganjar Pranowo unggul dengan angka elektoral 49,2 persen, sedangkan Prabowo berada di posisi tengah dengan elektabilitas 14,1 persen.

Di Jawa Timur, lagi-lagi elektabilitas Anies minim, yaitu 10,3 persen. Ganjar kembali memimpin dengan perolehan dukungan 33,5 persen.

Sedangkan Prabowo menempati urutan kedua dengan angka elektoral 21,2 persen.

Di Jawa Barat pun, elektabilitas Anies berada di urutan ketiga yakni 13 persen. Namun demikian, di provinsi ini, tingkat keterpilihan mantan Gubernur DKI Jakarta itu tak terpaut jauh dengan dua pesaingnya.

Di Jabar, elektabilitas Ganjar sebesar 18,2 persen, sedangkan Prabowo memimpin dengan 24,7 persen dukungan.

Survei yang sama juga merekam elektabilitas tiga bakal capres di kalangan pemilih NU. Hasilnya, Anies tertinggal di urutan ketiga.

Elektabilitas Ganjar di kalangan responden NU menjadi yang tertinggi, yakni 25 persen. Angka tersebut bersaing ketat dengan Prabowo yang mengantongi 25 persen suara pemilih NU.

Sementara, tingkat keterpilihan Anies di kalangan NU baru 12,8 persen.

Pemilih kalangan NU sendiri banyak tersebar di Jawa Timur. Di wilayah ini, lagi-lagi, mayoritas warga NU memberikan dukungan buat Ganjar.

Sebanyak 37,1 persen responden NU di Jawa Timur mengaku bakal memilih Ganjar pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Lalu, 20,8 persen memilih Prabowo.

Lalu, hanya 7,5 persen responden NU di Jawa Timur yang mengaku mendukung Anies.

Angka elektoral Ganjar bersaing ketat dengan Prabowo yang tingkat keterpilihannya mencapai 24 persen. Sementara, Anies mengekor di urutan terakhir dengan angka elektabilitas separuh di bawah Ganjar dan Prabowo, yaitu 12,7 persen.

Minimnya suara Anies di kalangan NU dan pemilih Jawa Timur tersebut disinyalir sebagai alasan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menunjuk Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres. Sebab, suara PKB mayoritas datang dari kalangan NU, utamanya di Jawa Timur.

Adapun survei Litbang Kompas ini digelar pada 27 Juli-7 Agustus 2023. Survei melibatkan 1.364 responden di 38 provinsi di Indonesia.

Dengan metode wawancara tatap muka, survei ini mencatatkan margin of error sebesar +/- 2,65 persen. Survei sepenuhnya dibiayai oleh Harian Kompas.

Sebelumnya, Anies resmi menggandeng Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres). Keduanya mendeklarasikan diri sebagai bakal capres dan cawapres pada Sabtu (2/9/2023).

Duet Anies-Muhaimin mengejutkan panggung politik lantaran keduanya sebelumnya berada di poros politik berbeda. Anies dijagokan oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang didukung oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sementara, PKB di bawah pimpinan Muhaimin sejak lama berkoalisi dengan Partai Gerindra, mendukung pencapresan Prabowo Subianto.

Sosok Muhaimin sebelumnya tak pernah disebut dalam bursa cawapres Anies. Namanya berulang kali masuk radar cawapres Prabowo.

Sebelumnya, sosok Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang justru digadang-gadang jadi pendamping Anies. Oleh karenanya, Demokrat memutuskan hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan lantaran Anies menunjuk Muhaimin sebagai bakal calon RI-2.

https://nasional.kompas.com/read/2023/09/06/13125591/survei-litbang-kompas-suara-anies-lemah-di-jateng-dan-jatim

Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke