Salin Artikel

Skema Kemitraan dalam UU Cipta Kerja Pastikan Pembangunan Ekonomi Bangsa Sesuai Falsafah Pancasila

Upaya tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut arahan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Terbatas Strategi Percepatan Pengentasan Kemiskinan pada 4 Maret 2021 lalu.

Dalam arahan tersebut, Presiden Jokowi meminta agar kemiskinan ekstrem atau extreme poverty pada 2024 dapat mencapai nol persen.

Untuk mencapai target itu, percepatan penanganan kemiskinan ekstrem terintegrasi diperlukan, di antaranya melalui akselerasi implementasi skema kemitraan.

Pakar Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Gunawan Sumodiningrat mengatakan, Pancasila sebagai pedoman bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 menyatakan pemerintah Indonesia harus memajukan kesejahteraan umum dengan segala upayanya melalui langkah-langkah kebijakan yang konkret seperti kemitraan.

"Memang ada berbagai macam pemahaman kemitraan, ada kemitraan yang transisional, transaksional, dan bermacam-macam itu sifat manusia yang berbeda-beda. (Meski demikian), harus menjadi satu Bineka Tunggal Ika," katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (22/8/2023).

Pernyataan tersebut disampaikan Gunawan dalam wawancara bertema “Kemitraan dan Perekonomian Sesuai Falsafah Pancasila,” yang disiarkan melalui channel YouTube Satuan Tugas (Satgas) Cipta Kerja, Senin (14/8/2023).

Ia mengatakan, kemitraan sudah ditunjukkan manusia ketika memahami Pancasila bahwa mereka tidak bisa hidup sendiri.

Kemitraan yang dimaksud yaitu kemitraan manusia dengan Tuhannya dan kemitraan manusia dengan sesama manusia.

"Untuk mengoptimalkan pola-pola kemitraan ini yang pertama (harus dilakukan) adalah perubahan pola pikir, sadar bahwa manusia itu paling sempurna. Pembangunan itu dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat, jadi yang membangun itu rakyatnya," ucap Gunawan.

Menurutnya, rakyat bisa bersama-sama membentuk pemerintahan agar dapat mencapai cita-cita bersama.

Oleh karena itu, sebut Gunawan, kemitraan diperlukan manusia atau masyarakat karena mereka tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri.

"Kalau dalam ekonomi namanya mekanisme pasar. Mekanisme pasar itu gagal, maka dibentuklah pemerintahan untuk bisa menjaga keseimbangan. Jadi pemerintah harus memahami Pancasila dengan benar, dari segi filsafat dulu," katanya.

Menurut Gunawan, pemerintah harus bisa menyadarkan masyarakat untuk bisa menghidupi dirinya sendiri.

Sebab, pemerintah hanya berperan dalam melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh masyarakat.

"Jadi pemerintah tugasnya memfasilitasi saja," imbuh Gunawan.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa UU Ciptaker merupakan suatu peraturan yang menciptakan kesempatan kerja.

"Artinya orang hidup itu harus kerja, harus untung, harus nabung. Tabungannya jadi investasi, investasinya jadi teknologi, teknologinya untuk inovasi, dan inovasi untuk pertumbuhan yang lebih tinggi. Itu yang ditanamkan. Jadi mengubah dulu pola pikirnya," ucap Gunawan.

https://nasional.kompas.com/read/2023/08/22/13360521/skema-kemitraan-dalam-uu-cipta-kerja-pastikan-pembangunan-ekonomi-bangsa

Terkini Lainnya

MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep 'Link and Match'

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep "Link and Match"

Nasional
MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

Nasional
Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Nasional
Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Nasional
PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Nasional
Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

Nasional
Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Nasional
Minta Pejabat Kementan Beli Mikrofon Rp 25 Juta, SYL: Saya Pinjam Dek

Minta Pejabat Kementan Beli Mikrofon Rp 25 Juta, SYL: Saya Pinjam Dek

Nasional
Zulhas Sebut Para Mendag APEC 2024 Sepakat Dorong Digitalisasi dalam Perdagangan di Era Modern

Zulhas Sebut Para Mendag APEC 2024 Sepakat Dorong Digitalisasi dalam Perdagangan di Era Modern

Nasional
Bantah Tak Solid, Elite PDI-P Sebut Semua Kader Boleh Berpendapat Sebelum Megawati Ambil Keputusan

Bantah Tak Solid, Elite PDI-P Sebut Semua Kader Boleh Berpendapat Sebelum Megawati Ambil Keputusan

Nasional
BNPT: Indonesia Berkomitmen Tindak Lanjuti Resolusi Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

BNPT: Indonesia Berkomitmen Tindak Lanjuti Resolusi Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

Nasional
PKS Akui Komunikasi dengan Anies dan Sudirman Said untuk Pilkada DKI

PKS Akui Komunikasi dengan Anies dan Sudirman Said untuk Pilkada DKI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke