Menurutnya, Airlangga tidak bisa disebut bersih dari dugaan korupsi setelah diperiksa oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) pada 24 Juli 2023.
“Kalau sudah dipanggil oleh kejaksaan (selama) 12 jam, apa itu masih bisa dikatakan bersih?” ujar Ridwan Hisjam di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Ia juga mengklaim bahwa banyak mendapatkan telepon dari beberapa Ketua DPD Golkar yang mengaku mendapatkan arahan dari DPP untuk terus mendukung Airlangga di tengah dorongan untuk menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub).
“(beberapa Ketua DPD Golkar) kan junior-junior saya semua itu. Jadi, jangan ada dusta di antara kita,” katanya.
Ridwan lantas menantang para Ketua DPD Golkar untuk berani bersuara dan menentang kepemimpinan Airlangga.
Ia meyakini bahwa Partai Golkar bakal mengalami penurunan suara jika terus dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut.
“Ya silahkan dua pertiga (DPD Golkar) pertahankan Airlangga, hancur mereka semua. (Elektabilitas) Golkar bukan tiga sampai enam persen, tapi (bakal) turun di bawah empat persen, jadi partai gurem,” ujarnya.
Diketahui, wacana munaslub terus didorong oleh sejumlah politisi senior Partai Golkar.
Belakangan, Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyatakan kesiapannya jika ditunjuk menjadi pengganti Airlangga sebagai Ketua Umum.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) ini juga menegaskan tidak ingin berbenturan dengan Airlangga.
Sementara itu, Airlangga diketahui diperiksa Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunan tahun 2021.
Airlangga diperiksa pada 24 Juli 2023, dalam kapasitas sebagai saksi untuk tiga tersangka korporasi, yaitu Wilmar Group, Permata Hijau Group, dan Musim Mas Group.
https://nasional.kompas.com/read/2023/07/26/19365281/minta-airlangga-mundur-setelah-diperiksa-kejagung-ridwan-hisjam-sebut