KOMPAS.com - Dompet Dhuafa melalui program Tebar Hewan Kurban (THK) senantiasa membantu peternak, terutama mustahik, agar bisa menikmati daging kurban dalam momen Idul Adha 1444 Hijriah (H).
Dompet Dhuafa membagikan daging kurban tersebut untuk mustahik di seluruh pelosok negeri, tak terkecuali kepada warga di Dusun Kedung Dal, Desa Patas, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng).
Salah satu penerima manfaat THK di Dusun Kedung Dal adalah Sarmini (29). Tim Dompet Dhuafa sebagai penyalur amanat pekurban memberikan daging kurban kepada ibu rumah tangga ini pada Idul Adha 1444 H, Kamis (29/6/2023).
Daging kurban yang dibagikan tersebut merupakan titipan dari karyawan Majelis Telkomsel Taqwa (MTT) Telkomsel.
"Saya banyak terima kasih kak, jarang sekali ada yang memberikan ini (daging kurban) di Desa Patas. Baru setelah ada Pak Nur Cholis (Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa)) di sini, ada hewan kurban yang dibagikan,” ujar Sarmini dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (7/7/2023).
Ia mengaku, pembagian daging kurban oleh Cordofa sudah berlangsung dari 2022.
Sebelumnya, kata Sarmini, tidak ada pembagian daging kurban di wilayahnya. Kalaupun ada, itu hanya satu kambing dan dia tidak mendapatkan bagian.
Selain mengurus rumah, Sarmini sehari-hari menjaga dan merawat putrinya bernama Suci (9) yang merupakan seorang anak berkebutuhan khusus (ABK).
Suami Sarmini bekerja sebagai petani jagung dengan pendapatan tergantung pada hasil panen, baik dari kuantitas atau ukuran jagung yang tumbuh.
"Kalau jagungnya subur dan besar-besar ya bisalah dapat berapa kuintal begitu kak. Ya namanya rejeki ya kak, kadang ada kadang susah," ucap Sarmini.
Menurut data yang diolah Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Grobogan sebagai daerah distribusi kurban terpilih pada 2023.
Kabupaten Grobogan diketahui memiliki rerata konsumsi daging 0,153 kg per kapita per tahun pada 2022.
Selain itu, wilayah Dusun Kedung Dal berada di pelosok Grobogan dan berbatasan dengan Boyolali. Hal ini menjadi perhatian khusus karena sulitnya akses kesehatan yang masuk ke dusun tersebut.
Di sisi lain, ancaman stunting dan gizi buruk juga amat nyata di lingkungan Dusun Kedung Dal.
Keterbatasan akses dan kebutuhan gizi juga dirasakan oleh Sarmini. Pasalnya, ia harus menerima kenyataan bahwa sang anak tidak hanya berkebutuhan khusus, tetapi juga mengalami kekurangan gizi.
Kondisi Suci sendiri sangat perlu mendapatkan perhatian dan penanganan lebih dalam proses tumbuh kembangnya.
"Suci dulunya kekurangan gizi, terus memang ada pos pelayanan terpadu (posyandu) di rukun tetangga (RT) sebulan sekali, cuma ya nggak ada perawatan gizi yang bagaimana (lebih lanjut). Padahal dia sudah kurang gizi, dan dokter juga bilang kebutuhan susunya harus sesuai. Jadi, ya kami sendiri yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan dia (Suci)," jelas Sarmini.
Di tengah kondisi tersebut, Sarmini tetap berupaya memberikan yang terbaik untuk putrinya. Dia menyekolahkan Suci di sekolah luar biasa (SLB) yang jaraknya 1,5 jam dari rumahya.
"Kalau nggak disekolahin, kasihan kak. Ya, (hal) yang penting kan kita usaha sebagai orangtua," imbuh Sarmini.
Melalui THK 2023, Dompet Dhuafa sendiri berupaya meningkatkan nilai gizi di daerah-daerah terdalam maupun bagi warga kurang mampu.
Dompet Dhuafa berharap, langkah tersebut turut membantu Sarmini untuk memenuhi gizi putrinya dengan mngonsumsi daging pada Hari Raya Idul Adha.
https://nasional.kompas.com/read/2023/07/07/12100271/thk-dompet-dhuafa-bagikan-daging-kurban-untuk-warga-miskin-di-kabupaten