JAKARTA, KOMPAS.com - Kanal Nasional kembali menyapa sahabat Kompas.com dengan ulasan mengenai dinamika politik nasional menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dalam sepekan lalu.
Dalam artikel kali ini kami mencoba menyorot dua kejadian di dunia politik Tanah Air pada pekan lalu, yaitu tentang tanggapan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang cawe-cawe Presiden Joko Widodo menjelang Pemilu dan Pilpres 2024.
Tanggapan SBY itu disampaikan dalam catatannya yang dibukukan berjudul "Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi" yang dirilis pada 26 Juni 2023.
Momen politik lainnya yang juga akan diulas adalah mengenai Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid yang mengunggah foto koleksi lamanya yang sedang berswafoto dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
AHY saat ini dipertimbangkan buat mendampingi bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan.
Suara SBY soal cawe-cawe Jokowi
Dalam catatan itu SBY memaparkan pandangannya mengenai pernyataan Jokowi yang mengakui ikut campur menjelang Pemilu dan Pilpres 2024.
Melalui tulisan itu SBY meyakini Jokowi tak bisa disalahkan jika melakukan intervensi terhadap berbagai partai politik soal penentuan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden.
SBY menilai kewenangan penuh penentuan mengusung seorang bakal capres-cawapres berada di tangan partai politik. Sebab dalam undang-undang Pemilu diatur capres-cawapres harus diusung oleh partai politik dengan syarat harus memenuhi ambang batas pencalonan (presidential threshold).
Jika Jokowi sampai mengintervensi, lanjut SBY, menurut dia yang seharusnya dikritik adalah para parpol dan pimpinannya lantaran mau disetir, padahal mereka mempunyai kendali penuh terkait hal itu.
Akan tetapi, SBY menilai jika kedua belah pihak berprinsip "mau sama mau" maka tidak bijak jika Jokowi atau para pemimpin parpol disalahkan.
SBY juga menilai sikap Jokowi yang mendukung bakal capres tertentu tidak keliru atau melanggar undang-undang, asal dalam melakukan hal itu dia tidak menggunakan fasilitas atau mengerahkan perangkat negara.
Jika hal itu terjadi, menurut SBY, hal itu tidak etis dan juga melanggar undang-undang.
Presiden keenam Republik Indonesia itu menyampaikan, Jokowi melanggar undang-undang jika menggunakan Badan Intelijen Negara (BIN), Polri, TNI, penegak hukum, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perangkat negara yang lain untuk memenangkan calon yang didukung.
SBY mengatakan, walaupun tidak bisa netral, dia berharap Jokowi tetap mempertahankan prinsip pelaksanaan Pemilu yang bebas dan jujur (free and fair).
Terkait dalih melakukan cawe-cawe itu, SBY juga mengingatkan supaya Jokowi tidak bias. Sebab menurut SBY, alasan demi menjaga kepentingan nasional yang kerap didengungkan Jokowi terkait sikap cawe-cawe itu tidak sama dengan kepentingan politik pribadi atau golongan tertentu.
Dia juga menilai Jokowi perlu secara tegas dan jelas memaparkan alasan dia melakukan cawe-cawe buat meyakinkan rakyat atas sikap politiknya itu.
Unggahan foto koleksi lama itu menjadi perhatian karena sosok Yenny disebut-sebut juga dipertimbangkan buat mendampingi bakal capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan.
Yenny semakin santer terdengar dijagokan buat dipasangkan dengan Anies, setelah sejumlah petinggi Partai Nasdem menemuinya, seperti dikutip dari Kompas.id.
Sosok Yenny dinilai patut dipertimbangkan karena merupakan salah satu tokoh perempuan Nahdlatul Ulama (NU) dan dekat dengan para pendukung ayahnya.
Selain itu, Anies dinilai perlu mendekati basis massa NU buat meraup suara bagi Koalisi Perubahan dalam Pemilu dan Pilpres.
Di sisi lain, AHY juga dipertimbangkan menjadi kandidat bakal cawapres Anies. Apalagi Partai Demokrat adalah salah satu pengusung Anies selain Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Menurut Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, unggahan swafoto oleh Yenny Wahid itu menandakan dukungan dari seorang sahabat kepada Agus. Pesan persahabatan keduanya terus terjaga hingga saat ini meski Yenny bukan termasuk bagian dari KPP.
Soal sosok bakal cawapres dari KPP, Herzaky menyampaikan secara diplomatis bahw Partai Demokrat secara prinsip menyerahkan keputusan itu sepenuhnya kepada Anies.
(Penulis : Tatang Guritno | Editor : Novianti Setuningsih, Dani Prabowo)
https://nasional.kompas.com/read/2023/07/03/05000041/gelitik-nasional-tanggapan-sby-soal-cawe-cawe-jokowi-yenny-wahid-unggah