Salin Artikel

Polisi Peduli Kemanusiaan

Dalam perjalanan panjang pengabdian, beragam wajah polisi tergambar masyarakat silih berganti dari wajah pemburu kriminal yang menakutkan dan wajah polisi humanis sebagai pelayan dan pelindung masyarakat.

Salah satu wajah polisi peduli kemanusiaan menjelang HUT Polri ke-77 ditampilkan oleh Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono. Ia datang langsung ke rumah warga membawa makanan untuk dua minggu kepada warga Cimahi bernama Yedi Salim.

Berita yang diilansir detik.com, Yedi rela menggadaikan harga dirinya sebagai kepala keluarga demi bisa memberi makan anak istrinya. Ia mengirimkan pesan ke nomor whatsapp "Lapor Pak Kapolres Reborn" dengan bunyi "anak saya 4 orang, butuh nafkah. Istrinya hanya guru les biasa yang berpenghasilannya tak seberapa” (Detikjabar, 29 Juni 2023).

Pria 49 tahun itu saat ini berstatus sebagai pengangguran sejak pandemi COVID-19. Kondisi itu yang membuatnya tak bisa menafkahi anak dan istrinya.

Lantaran tak ada pemasukan, istrinya yang bekerja sebagai guru les SD terpaksa melakoni profesi sebagai buruh cuci. Terlebih, kontrakan yang ditinggali anak dan istrinya sudah menunggak tiga bulan.

Berita humanis tentang polisi di atas, menarik dikaitkan dengan cerita fiktif ilustratif yang sempat viral tahun 1990-an, pernah disampaikan Susno Duaji saat menjadi Kapolda Jabar, tentang seorang anak SD mengirim surat ke Tuhan.

Cerita tentang pegawai kantor pos yang mendapati surat “aneh” dalam surat tertera, ”Kepada Yth Tuhan di Tempat” tanpa disertai alamat.

Akhirnya, kepala kantor pos memutuskan untuk menyerahkan surat itu ke kantor polisi terdekat. Harapannya, polisi bisa menyelidiki alamat pengiriman surat itu.

Menerima surat itu, komandan polisi ikut pusing. Sepanjang kariernya sebagai polisi, baru kali ini ia mendapat kasus yang demikian unik.

Sang Komandan memerintahkan anak buahnya untuk membuka surat itu. Tulisan tangan surat itu demikian rapi.

Isinya, “Tuhan dengan surat ini, saya berharap kiranya Tuhan bisa mengirim kepada saya uang Rp 200.000. Orangtua saya miskin dan kemarin keduanya terkena sakit. Saya tunggu kiriman uangnya. Terima kasih Tuhan”.

Semua polisi yang berada di ruangan begitu terharu mendengar isi surat itu. Tergerak oleh surat tersebut, komandan memerintahkan anak buahnya untuk patungan mengumpulkan uang.

Karena tanggal tua, ada yang memberi Rp 2.000; ada yang Rp 3.000; paling tinggi adalah Si Komandan Rp 50.000. Uang yang terkumpul hanya Rp 175.000. Surat balasan dari “Tuhan” bersama uang Rp 175.000 itu diantarkan polisi ke sekolah.

Murid SD yang kirim surat kepada Tuhan, begitu gembira karena mendapat balasan surat dari Tuhan.

Ketika membuka sampul surat dan menghitung isi uangnya dan membuat surat berikutnya, isinya:

“Terima kasih Tuhan, saya sudah menerima surat balasan. Saya ucapkan terima kasih karena Tuhan mengabulkan permintaan saya. Hanya lain kali, jangan menitipkan surat balasan lewat polisi. Uang Rp 200.000 yang saya minta, ternyata di surat balasan hanya berisi Rp 175.000. Salam sayang untuk Tuhan."

Berita humanis lainnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, menyempatkan takziah ke rumah almarhum Iptu Rochmat Tri Marwoto.

Kunjungan itu sebagai wujud apresiasi kepada seorang Bintara Polri yang semasa hidupnya menjadi bapak asuh bagi 92 anak dhuafa dan yatim di Desa Klagen Serut, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Istri almarhum Helmiyah bercerita, almarhum suaminya memang memiliki perhatian khusus pada anak-anak yatim piatu dan anak telantar.

Karena kebaikan hati, suaminya itu merawat anak-anak yatim piatu dan terlantar sampai sebanyak 92 orang.

Anak-anak asuhnya itu tidak hanya di Desa Serut, melainkan sampai ke berbagai daerah seperti Kota Madiun, Solo, hingga Ponorogo.

Selain mengandalkan dari gajinya sebagai anggota Polri, almarhum juga berkebun untuk menghidupi para anak asuhnya. Bahkan, kata Helmiyah, beberapa anak asuhnya sudah mulai beranjak dewasa.

Keteladanan Iptu Rochmat dalam menyantuni duafa menjadikan dia masuk nominee Hoegeng Award Polri.

Melihat ke belakang, citra Polri yang sempat anjlok pada dua periode survei Litbang Kompas (Oktober 2022 dan Januari 2023) tidak terlepas dari rentetan kasus yang menimpa Korps Bhayangkara.

Keterlibatan sejumlah anggota Polri dalam Tragedi Kanjuruhan, kasus Ferdy Sambo, dan kasus penyalahgunaan barang bukti narkoba yang melibatkan Inspektur Jenderal Teddy Minahasa menjadi rangkaian peristiwa yang mencoreng citra Polri.

Polri dalam upaya berbenah diri dengan mengedepankan aspek humanis itulah yang dapat dikatakan sebagai salah satu kunci keberhasilan Polri dalam memperbaiki citra di tengah masyarakat.

Pandangan publik terhadap citra Polri yang membaik kali ini tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan Polri yang aktif terjun mengawal jalannya mudik Lebaran tahun ini.

Perolehan citra Polri paling tinggi diraih pada periode April 2021 (78,7 persen), ketika banyak anggota turun ke lapangan menanggulangi dampak pandemi Covid-19 di tengah masyarakat.

Pengawalan bantuan sosial, penyediaan fasilitas umum, dan pengawasan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang tegas di sejumlah daerah berhasil memberi citra positif bagi Polri.

Keberhasilan itu juga terbukti dengan turunnya jumlah kecelakaan lalu lintas selama Lebaran 2023.

Direktur Penegakan Hukum Korps Lalu Lintas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Aan Suhanan melaporkan terjadi penurunan 19 persen kecelakaan lalu lintas dari arus mudik Lebaran sebelumnya. Adapun pada periode mudik 2023 terdata ada 1.457 kasus kecelakaan lalu lintas.

Di tataran organisasi, Polri memulai tekat berbenah dengan sikap gentlemen Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo yang meminta maaf atas kinerja, pelayanan, dan perilaku buruk anggota Polri yang mencoreng marwah institusi.

Polri berjanji mengusut tuntas ketiga kasus besar yang terjadi tahun lalu, yang kini satu tuntas.

Polisi amat dibutuhkan, terutama saat instabilitas, kriminalitas, dan kekerasan komunal kian merebak. Masalahnya, mengapa polisi yang dirindu juga sekaligus dibenci?

Dalam pandangan Robert Bala, “Membangun image positif bukanlah hal mudah. Ia memerlukan proses perjuangan yang melelahkan”.

Memerlukan konsistensi dan kemurnian niat yang tulus, bukan sekadar pencitraan.

Dalam pandangan Betz, sesungguhnya hanya sekitar 10 persen dari seluruh pelaksanaan tugas kepolisian yang berkaitan dengan penegakan hukum, sedangkan 90 persen lainnya digunakan oleh polisi untuk melayani masyarakat.

Berdasarkan pandangan tersebut, maka keberhasilan tugas kepolisian sesungguhnya sangat tergantung pada kemampuan polisi dalam membina hubungan yang baik dengan masyarakat, dan peduli dengan kesulitan masyarakat.

Idealnya polisi mampu menampilkan diri sebagai seorang komunikator, setidaknya memahami dasar-dasar komunikasi yang efektif, ketika berhubungan dengan masyarakat.

Dukungan yang ikhlas dari masyarakat menjadi sangat penting untuk kelancaran tugas, sesuai dengan yang diamanatkan doktrin polisi mutakhir shaking hands with the entire community, bergandengan tangan dengan seluruh komponen strategis masyarakat.

Hati masyarakat hanya bisa direngkuh bila Polisi memahami karakter masyarakat, menaruh simpati dan empati yang tinggi terhadap penderitaan masyarakat, serta betul-betul menempatkan diri sebagai pengayom dan pelayan masyarakat.

Pesan Presiden Jokowi dalam HUT Polri ke 77, Polri menjadi penegak hukum yang berkeadilan. Dirgahayu Polri!

https://nasional.kompas.com/read/2023/07/02/15000021/polisi-peduli-kemanusiaan

Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke