Salin Artikel

Hadapi 2024, Banggar DPR Minta Kementerian Koordinator Konsolidasi Jalankan 8 Kebijakan Jokowi

KOMPAS.com – Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI Said Abdullah mengajak kementerian koordinator memberikan "legacy" melalui program konsolidatif pada 2024.

Pasalnya, pada tahun tersebut terdapat berbagai peristiwa penting sehingga kementerian atau lembaga memerlukan konsolidasi dalam menjalankan arah kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Beberapa peristiwa penting pada 2024, seperti 10 tahun Jokowi memimpin pemerintah, estafet kepemimpinan nasional beralih ke pemimpin baru hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, dan DPR RI diisi anggota hasil Pemilu 2024.

"Agenda itu penting dan strategis sebagai jalan untuk memastikan berbagai program berjalan dengan baik karena sebagian menteri menjadi calon anggota legislatif, calon presiden, dan calon wakil presiden," ujarnya dalam Rapat Kerja Banggar DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (9/6/2023).

Kementerian koordinator yang dimaksud adalah Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

Said mengingatkan, ada delapan arah kebijakan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kementerian atau Lembaga (K/L) pada 2024.

Pertama, target pengurangan kemiskinan dan menghapuskan kemiskinan ekstrem. Kedua, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan rakyat.

Ketiga, kata Said, revitalisasi industri dan riset karena dalam satu dekade Indonesia mengalami deindustrialisasi.

Oleh karena itu, deindustrialisasi harus dicegah secara dini dengan cara mengawinkan riset terapan dengan industri.

"Keempat, penguatan daya saing usaha khususnya di level usaha mikro kecil menengah (UMKM). Kami ingin UMKM tidak jago kandang,” ujarnya dalam siaran pers.

Said menyebutkan, kontribusi ekspor nonmigas dari UMKM sekitar 15 persen. Padahal, kontribusi nonmigas di Thailand mencapai 29 persen, Singapura 47 persen, bahkan China 60 persen.

“Perlu konsolidasi antara Kemenko PMK dan Kemenko Perekonomian untuk memastikan kementerian atau lembaga lebih sinergis," ujarnya.

Kelima, menurut dia, pembangunan rendah karbon dan transisi energi yang merupakan transformasi menuju energi baru dan terbarukan untuk lepas dari jebakan energi fosil.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu menjelaskan, arah kebijakan keenam adalah pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas.

Ketujuh, percepatan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara karena Presiden Jokowi ingin menjadikan IKN sebagai legacy dan wujud komitmen meratakan pembangunan Indonesia-sentris, bukan Jawa-sentris.

"Kedelapan, pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan tertib dan demokratis. Ini menjadi momentum pemerintah untuk membalikkan tudingan berbagai pihak bahwa demokrasi di bawah Presiden Jokowi periode kedua menurun,” ungkapnya.

Said menegaskan bahwa cawe-cawe dari Jokowi merupakan keinginan untuk memastikan tidak ada segregasi tajam yang mengganggu persatuan.

"Tahun 2024 menjadi tonggak penting dan kita menjadi bagian dari peristiwa bersejarah. Karena itu berikan legacy melalui program konsolidatif di bawah kementerian koordinator," katanya.

https://nasional.kompas.com/read/2023/06/09/18274161/hadapi-2024-banggar-dpr-minta-kementerian-koordinator-konsolidasi-jalankan-8

Terkini Lainnya

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke