Namun, ia mengembalikan keputusan itu pada para pimpinan partai politik (parpol). Sebab, pengusungan capres-cawapres merupakan kewenangan dari parpol maupun koalisi parpol.
“Kita mempertimbangkan, tentunya, kita harus menyiapkan diri, termasuk juga mendengarkan masukan para ulama, para kiai itu yang saya pedomi,” ujar Sandiaga ditemui di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (25/5/2023) malam.
Sandiaga memberikan respons positif atas hal tersebut. Menurut dia, kerja sama dengan pihak mana pun harus dilakukan untuk menjamin keberlangsungan pembangunan ke depan.
“Tentu harus kita sambut dengan penuh kebersamaan, memperkuat persatuan, dan jika ada peluang untuk membangun bangsa dalam bingkai percepatan pembangunan ini tentunya, sangat, kita mendapatkan suatu kehormatan,” papar dia.
Di sisi lain, ia menyatakan sudah berkomunikasi lebih lanjut dengan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono awal pekan ini.
Sandiaga mengeklaim, ia bersama Mardiono sepakat untuk melanjutkan pembicararan ke tahap selanjutnya.
“Sehingga nanti mudah-mudahan bisa ada perkembangan setelah kita mengambil keputusan. Belanjut dengan baik, dan masuk ke tahap yang lebih tinggi lagi. Saya harapkan dalam beberapa bulan ke depan bisa diputuskan,” ujar dia.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan, Sandiaga Uno dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar masuk dalam 10 nama kandidat cawapres yang tengah dipertimbangkan untuk mendampingi Ganjar.
Di sisi lain, PPP mengaku mengusulkan mantan kader Partai Gerindra itu untuk bisa bersanding dengan Ganjar dalam kontestasi elektoral mendatang.
Adapun PPP dan PDI-P tengah menjajaki kerja sama meskipun belum resmi membentuk koalisi. Saat ini, Ganjar baru diusung oleh kedua parpol tersebut di parlemen.
https://nasional.kompas.com/read/2023/05/25/21110611/namanya-dipertimbangkan-pdi-p-jadi-cawapres-ganjar-sandiaga-uno-kita-siapkan