Fadli Zon juga membantah anggapan bahwa Prabowo akan kalah pamor jika nantinya berkompetisi dengan Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan yang usianya lebih muda.
Menurutnya, Prabowo yang sudah senior justru memiliki kebijaksanaan yang dibutuhkan masyarakat.
"Bagaimana dianggap seperti itu? (Tidak laku) sementara di polling saja (Prabowo) tertinggi, kemarin saja lebih tinggi. Itu artinya rakyat menginginkan," ujar Fadli Zon dalam acara Gaspol Kompas.com yang dilansir dari YouTube Kompas.com pada Sabtu (6/5/2023).
"Dan artinya juga diperlukan wisdom, kebijaksanaan. Pada orang-orang senior itu, saya kira, karena mengalami lebih awal, pengalamannya banyak tentunya ada pembanding. Saya kira wisdom itu penting. Apalagi, mengetahui apa yang harus dilakukan," katanya lagi.
Meski demikian, Fadli Zon menegaskan bukan maksud dirinya menganggap kandidat capres yang berusia lebih muda kurang memiliki kebijaksanaan.
Melainkan, dalam pandangannya, Prabowo yang sudah mengalami berbagai peristiwa akan memiliki nilai lebih karena referensi dan pengalamannya.
Fadli Zon lantas mencontohkan kondisi kontestasi pemilihan umum (pemilu) di Amerika Serikat baru-baru ini, di mana Joe Biden berusia hampir 80 tahun saat menjadi kandidat capres.
Sementara itu, mantan Presiden Amerika Serikat sebelumnya, Donald Trump telah berusia lebih dari 70 tahun saat menjadi kandidat capres.
"Semua tergantung situasi dan kondisi, setiap orang ada zamannya dan setiap zaman ada orangnya. Katanya gitu," ujarnya.
Fadli lantas menjelaskan mengapa Prabowo Subianto masih berkeinginan untuk maju di Pemilu 2024.
Menurut Fadli, Prabowo ingin menghabiskan hidupnya untuk bangsa dan negara.
"Karena pak Prabowo itu ingin menghabiskan hidupnya itu untuk kepentingan bangsa dan kepentingan rakyat. Yang saya lihat itu," kata Fadli Zon.
Ia menilai bahwa apa yang dilakukan Prabowo tersebut merupakan bagian dari perjuangan.
Fadli juga menyebut konsistensi Prabowo maju dalam kontestasi pemilu sejak 2009 itu patut diapresiasi.
"Saya kira semangat yang konsisten seperti ini sangat diperlukan oleh seorang politisi untuk bersikap tangguh, pantang menyerah, punya determinasi yang kuat," ujarnya.
"Dan menurut saya, itu adalah sebuah kualitas, banyak petarung-petarung di luar negeri juga banyak saya lihat. Kalah menang itu hal biasa," kata Fadli Zon lagi.
Fadli kemudian menyinggung perjalanan politik mantan Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln yang juga pernah berkali-kali gagal.
Ia mengatakan, saat Pemilu 2009, ketika Megawati dan Prabowo berpasangan sebagai capres-cawapres. Persaingan dalam pemilu saat itu sudah ketat.
"Pada 2019 apalagi lebih sengit dan luar biasa. Jadi ini adalah bagian dari perjalanan kita sebagai bangsa dan juga bagian dari perjalanan Pak Prabowo," ujar Fadli Zon.
Meski demikian, Fadli Zon yakin takdir menjadi pemimpin Indonesia tak lepas dari peran Tuhan Yang Maha Esa.
"Kita tak pernah tahu ya, mungkin kalau kita percaya, kalau saya sangat percaya mungkin ini jalan Tuhan. Saya kira, ini nanti di 2024 ditentukan, apakah destiny-nya Pak Prabowo akan menjadi Presiden RI," katanya
"Saya yakin peluang ini sangat terbuka. Tinggal usaha dan doa yang keras," ujar Fadli Zon lagi.
https://nasional.kompas.com/read/2023/05/06/20032821/fadli-zon-ungkap-keunggulan-prabowo-dibanding-kandidat-capres-lain