Anggapan koalisi kecil itu pernah diungkapkan pengamat politik Para Syndicate Ari Nurcahyo karena terminologi koalisi besar yang digagas lima partai politik pendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
"Jangan terjebak dengan terminologi. Ukurannya kan presidential threshold 20 persen. Kita (KPP) sudah 28 persen," kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Nasdem Hermawi Taslim kepada Kompas.com, Selasa (18/4/2023).
Hermawi kemudian mengklaim bahwa KPP adalah yang paling jelas dibandingkan koalisi lain.
Kejelasan itu mulai dari ketercukupan ambang batas mengusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Adapun KPP kini dihuni oleh tiga partai pengusung Anies Baswedan sebagai capres, yakni Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Kan koalisinya sudah pasti, sudah jelas, sudah declare," ujar Hermawi.
Ditegaskannya, Nasdem maupun KPP secara umum tidak takut terhadap wacana pembentukan koalisi besar.
Terlebih, menurutnya, koalisi besar masih sekadar wacana dan belum jelas apakah akan terbentuk atau tidak.
"Koalisi yang lain masih di awang-awang, ngambang, baik partainya apalagi figurnya. Kita (KPP) siap lahir batin. Dengan atau tanpa tambahan dukungan," kata Hermawi.
Menurutnya, keyakinan ini disampaikan bukan tanpa sebab. Salah satu faktornya, KPP disebut telah memulai strategi kemenangan. Strategi itu misalnya lewat bakal capres KPP, Anies Baswedan berkeliling menyapa rakyat.
"Anies sudah jalan hampir seluruh Indonesia. Terus berdialog dengan rakyat. Dan hari-hari ini Anies terus berkeliling berdialog dengan rakyat," ujarnya.
Ari mengatakan, yang dimaksud koalisi kecil bisa saja mengarah pada KPP pengusung Anies Baswedan sebagai capres.
"Sehingga, kalau kita sebut di sebrang sana ada koalisi satunya lagi, KPP, Koalisi Perubahan dan Persatuan. Itu kan asumsinya oleh teman-teman yang menyebut sebagai koalisi besar, dianggap sebagai koalisi kecil," kata Ari dalam diskusi Para Syndicate bertajuk "Koalisi Besar untuk Siapa: Ganjar atau Prabowo", Jumat (14/4/2023).
Koalisi besar, menurut Ari, bisa saja terbentuk dan dihuni oleh sejumlah partai politik pendukung pemerintahan Jokowi.
Seperti, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Kemudian, Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) ditambah PDI-P.
Sementara itu, KPP dihuni oleh Partai Nasdem, Demokrat dan PKS.
"Tapi menarik untuk dilihat bahwa istilah koalisi besar itu adalah tentu mengasumsikan ada koalisi lain di sebrang sana yang dinamakan koalisi kecil," ujarnya.
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/18/13100541/bantah-kpp-koalisi-kecil-usai-wacana-koalisi-besar-nasdem-jangan-terjebak