JAKARTA, KOMPAS.com - Sandiaga Uno dinilai punya peluang besar untuk diusung sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) jika pindah ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Diyakini, PPP bakal mengusulkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu ke bursa capres/cawapres Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
“PPP itu kan tergabung dalam KIB di mana dalam KIB itu sampai saat ini belum ada nama capres yang definitif. Dalam konteks itulah kemudian pastinya PPP akan menyumbangkan nama Sandi dalam nama-nama capres yang diusung oleh KIB ini,” kata Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno kepada Kompas.com, Kamis (13/4/2023).
Adi mengatakan, di internal PPP tak ada figur menonjol. Oleh karenanya, Sandiaga sangat mungkin jadi tokoh sentral di bawah naungan partai Kabah itu.
Lalu, KIB, koalisi bentukan PPP bersama Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN), hingga kini belum punya kandidat capres-cawapres.
Sejauh ini, baru ada nama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang diusulkan partai beringin sebagai capres, lalu Gubernur Jawa Tengah yang juga politisi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo yang namanya kerap disinggung PAN.
Dengan situasi demikian, Adi menilai, terbuka kemungkinan Sandiaga diusung KIB jadi capres atau cawapres. Apalagi, elektabilitas Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu terbilang mumpuni.
“Dari segi elektabilitas dan popularitas, Sandi itu masuk dalam radar cawapres yang relatif favorit,” ujarnya.
Rencana kepindahan Sandi dari Gerindra ke PPP ini pun dinilai tak lepas dari keinginan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu maju ke panggung pilpres.
Jika tetap bernaung di partai yang sekarang, kata Adi, Sandi akan terus berada di bawah bayang-bayang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Keinginan Sandi jadi capres atau cawapres tak mungkin terwujud lantaran Prabowo merupakan capres harga mati buat Gerindra.
"Kalau melihat Sandi sebagai orang yang terus berusaha supaya bisa maju di 2024, langkah Sandi ini sudah tepat dan rasional," kata Adi.
Memang, lanjut Adi, secara elektabilitas, PPP jauh tertinggal di bawah Gerindra. Menurut survei sejumlah lembaga, tingkat elektoral partai pimpinan Muhammad Mardiono tersebut baru di kisaran 4 persen.
"Saya kira pilihan Sandi sangat rasional karena PPP sangat mungkin akan mempromosikan dia sebagai orang yang akan maju di 2024," tutur Adi.
Sebagaimana diketahui, isu Sandiaga berpindah ke PPP timbul tenggelam selama beberapa bulan terakhir. Kabar kepindahan Sandi ini dikuatkan oleh elite Partai Gerindra.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, Sandi telah berpamitan ke Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Namun, Prabowo meminta Sandi mempertimbangkan matang-matang keputusannya itu.
"Pak Prabowo menyampaikan untuk kebaikan Sandi, apakah itu sudah dipertimbangkan matang-matang, sudah dipikirkan masak-masak," ujar Dasco saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (10/4/2023).
Belum ada jawaban tegas dari Sandiaga perihal ini. Dia selalu membawa-bawa kalimat 'patuh terhadap ketua umum' ketika ditanya mengenai isu kepindahannya ke PPP.
Terbaru, Sandi menyatakan bakal segera memutuskan langkah politiknya dan menyampaikan ke publik setelah Lebaran 2023. Saat ini, ia ingin masih butuh waktu untuk memikirkan karier politiknya matang-matang.
“Insya Allah habis Lebaran sudah ada keputusan finalnya,” ucap Sandi dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Kamis (13/4/2023).
https://nasional.kompas.com/read/2023/04/13/18084051/sandiaga-dinilai-punya-peluang-besar-maju-di-pilpres-2024-jika-pindah-ke-ppp