Salin Artikel

Produksi Narkoba Tiada Henti

Secara acak, AN membeli obat-obatan yang berbahan dasar ephedrine di Pasar Pramuka, Pasar Pancoran – Glodok, hingga pasar Proyek Bekasi.

Dengan modal coba-coba, AN mulai mengekstrak ephedrine dari ribuan obat yang dia kumpulkan. Ia juga telah mengumpulkan bahan-bahan utama lain seperti red fosfor, pelarut acetone, toluene, dan alkohol.

Sementara kaca erlen meyer, gelas ukur, timbangan, dan peralatan lainnya telah disiapkan.

Rumah kontrakan yang dilengkapi exhaust, AC, dan kulkas dua pintu di daerah Jakarta Pusat yang cukup besar telah disewa oleh AN. Langkah pembuatan sabu dengan menggunakan metode red fosfor pun siap dilakukan.

Setelah berhasil mengumpulkan 1 kg ephedrine, AN mulai mengolahnya dan secara teori akan menghasilkan sabu sebanyak 400 gram - 500 gram.

Cerita AN itu adalah peristiwa sekitar sewindu lalu. Pada tahun-tahun tersebut, pabrik narkoba rumahan memang cukup marak. Setelah tahun 2015, pabrik sabu, termasuk pabrik rumahan, hanya sesekali ditemukan.

Para bandar tampaknya lebih mudah dan lebih menguntungkan secara bisnis mendatangkan sabu siap pakai dari luar alih-alih memasaknya di Indonesia.

Tahun lalu, Polri berhasil mengungkap kasus pabrik sabu di Apartemen Casa Grande Casablanca, Jakarta Selatan. Itu pun, pelaku tidak memasak dari awal dan hanya melakukan finishing saja. Mereka hanya perlu aseton sebagai pelarut untuk memurnikan sabu.

Belajar dari Narkoba PCC

Namun, temuan atas narkoba-naroba jenis baru berikut dengan pengolahannya terus saja terjadi di Indonesia. Misalnya jenis narkoba PCC yang marak sejak tahun 2015.

PCC adalah singkatan dari paracetamol, carisoprodol, dan caffeine. Ketiga jenis sediaan farmasi ini diformula sedemikian rupa dan menimbulkan efek sinergis.

Zat carisoprodol akan berefek terhadap susunan saraf pusat dengan cara memodulasi GABAA di dalam otak. Model kerjanya serupa dengan cara kerja barbiturate.

Penyalahgunaan carisoprodol, apalagi dengan kombinasi paracetamol dan caffeine, akan membawa risiko gejala putus obat, kecanduan, dan efek samping yang dapat berujung pada kematian seperti yang terjadi di Kendari pada 2017.

Pada tahun-tahun tersebut jutaan butir obat PCC diproduksi oleh beberapa pabrik gelap di Indonesia. Peredarannya sangat masif karena harganya yang sangat murah, sementara efek penggunannya, bagi penyalahguna narkoba, tampak seperti ekstasi yang harganya jauh lebih mahal.

Berkat keseriusan beberapa pihak, carisoprodol yang awalnya ‘hanya’ dilarang dalam bentuk penarikan izin edar berdasarkan keputusan Kepala Badan POM No. HK/04.1.35.07.13.3856 tahun 2013, kemudian digolongkan menjadi kelompok narkotika golongan I berdasarkan Permenkes No. 7 Tahun 2018.

Perubahan tersebut memberikan dampak menurunnya peredaran narkoba PCC dibandingkan sebelum adanya Permenkes tersebut. Indikatornya adalah menurunnya laporan masyarakat dan penemuan kasus oleh penegak hukum.

Pelaku faham bahwa ancaman hukumannya yang tadinya hanya penjara beberapa tahun kini berubah menjadi ancaman hukuman mati.

Pelajaran penting dari situasi peredaran narkoba PCC adalah adanya penyalahgunaan dan peredaran gelap sediaan farmasi yang cukup masif. Bukan hanya carisoprodol yang beredar di pasar gelap, tapi juga paracetamol dan caffeine.

Narkoba PCC tidak bisa berdiri sendiri berupa carisoprodol saja, namun juga diperlukan sediaan farmasi yang lain. Artinya, potensi peredaran secara ilegal terhadap jenis sediaan farmasi yang lain perlu mendapat perhatian dari instansi pengawas terkait.

Agresivitas mengatur narkoba jenis baru

Beberapa pasien rehabilitasi yang saya temui di BNNP DKI Jakarta adalah penyalahguna narkoba jenis baru berupa tembakau dengan kandungan utama berupa synthetic cannabinoid.

Narkoba jenis baru tersebut adalah yang paling banyak beredar di masyarakat.
Para pelaku menyebutnya narkoba sinte. Jenis atau merk yang kerap beredar adalah gorilla dan hanoman.

Tentu saja ada merk dagang lain dan suka-suka penjualnya memberi merk dagang apa. Di Amerika, beberapa merk sinte yang beredar adalah K2, Spice, AK-47, Mr. Happy, Scooby Snax, Kush, dan Kronic.

Para penjual juga meracik kandungan utama sinte dengan kimia prekursor lain yang kemungkinan didapatkan di pasar gelap.

Pada tahun 2021, ketika saya memenangkan lomba karya tulis ilmiah yang diselenggarakn oleh BNN, saya melakukan penelitian terhadap sejumlah akun Instagram yang diduga menjaja narkoba jenis ini.

Dengan menggunakan alat bantu analisis jaringan sosial, hasilnya cukup mengkhawatirkan.

Satu akun penjual narkoba dapat memiliki follower ribuan atau bahkan puluhan ribu. Para follower umumnya adalah akun-akun pelanggan narkoba sintetik tersebut. Profile para follower umumnya adalah kalangan muda, termasuk pelajar dan mahasiswa.

Narkoba yang menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat jauh lebih berdampak negatif dari pada ganja alami itu sendiri dapat menyebabkan detak jantung yang cepat, muntah, agitasi, kebingungan, dan halusinasi.

Seorang klien penyalahguna narkoba jenis sinte yang beberapa hari lalu saya temui mempunyai kendala fokus yang akut. Beberapa asesor tampak harus mengulang pertanyaan karena jawaban klien tidak sinkron dengan asesor.

Mahasiswa kampus swasta di Jakarta ini mengaku awalnya dia peroleh dari temannya yang menawarkan kepadanya di sebuah warnet.

Kini, pemuda berambut ikal tersebut membeli langsung dari salah satu akun Instagram penjual sinte. Uniknya, akun tersebut adalah salah satu akun yang pernah saya teliti tahun 2021.

Untuk mengendalikan peredaran narkoba yang berasal dari luar ini, diperlukan pengawasan yang ketat di pintu masuk seperti bandara, pelabuhan, dan lintas batas.

Selain itu tentu saja pengawasan terhadap bahan kimia prekursor yang digunakan oleh pelaku dalam memproduksi tembakau narkoba tersebut.

Catatan lainnya adalah Permenkes yang menjadi payung hukum penggolongan zat narkotika harus bergerak lebih agresif mengingat varian narkotika sintetik yang banyak dan terus berkembang.

Indonesia yang menganut positivisme hukum tidak cukup fleksibel menjerat pelaku peredaran narkoba sintetik, jika jenis narkoba tersebut secara spesifik tidak tercantum di Permenkes.

Agresivitas dan tindakan pengawasan yang ketat adalah jalan agar produksi narkoba dapat dihentikan, atau paling tidak dapat berkurang.

https://nasional.kompas.com/read/2023/04/01/15314431/produksi-narkoba-tiada-henti

Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke