Indonesia tengah mendiskusikan pendeklarasian pandemi ke endemi bersama sejumlah pihak.
Sejauh ini, pemerintah sudah berkonsultasi dengan negara-negara lain soal status endemi. Sejumlah negara tersebut, di antaranya Jepang dan Amerika Serikat.
Teranyar, pada bulan ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akan bertemu dengan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) untuk membahas pendeklarasian tersebut.
Budi bakal mengatur pertemuan dengan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus agar pembicaraan berlangsung secara intens.
Rencana pendeklarasian ini memang perlu dibicarakan oleh organisasi tersebut. Sebab, WHO yang berwenang mendeklarasikan status pandemi Covid-19 menjadi endemi.
"Mau ketemu sebentar lagi (dengan WHO membahas endemi). Bulan ini. Do'ain ya," kata Budi pasca acara Penghargaan PPKM Award di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (20/3/2023).
Adapun status pandemi hanya dapat dicabut jika parameter terkendali, atau terjadi penurunan kasus Covid-19 selama beberapa waktu.
Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luar Jawa Bali Airlangga Hartarto menyebut, kasus Covid-19 di Tanah Air secara umum mengalami penurunan pada bulan Maret 2023
Tercatat per tanggal 17 Maret 2023, kasus aktif nasional mencapai 3.701 kasus dengan akumulasi total kasus konfirmasi mencapai angka 6,7 juta.
Kemudian, per tanggal 20 Maret, kasus harian naik 234 kasus. Namun, kasus aktif menurun 181 kasus dalam 24 jam terakhir, sehingga totalnya mencapai 3.660 kasus aktif.
Di sisi lain, hasil sero survei Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, kadar antibodi masyarakat meningkat.
Berdasarkan survei tersebut, 99 persen populasi Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2 atau Covid-19.
Kadar antibodi masyarakat meningkat menjadi 3.207 u/ml di Januari 2023 dari sebelumnya 2.095 u/ml di Juli 2022.
"Selama Maret secara umum mengalami penurunan dan kasus aktif tertinggi di regional di luar Jawa (berada) di Kalimantan," kata Airlangga di kesempatan yang sama.
Ia meminta agar monitoring terhadap kasus-kasus Covid-19 di Tanah Air, termasuk kasus aktif tetap dilaksanakan.
Koordinator PPKM Jawa-Bali ini meminta vaksinasi booster tetap diteruskan. Apalagi capaian vaksinasi booster masih perlu diakselerasi dengan capaian 33,7 persen dari sasaran.
"Vaksinasi booster harus tetap dilaksanakan, pemberian obat-obatan dan vitamin juga harus terus dilaksanakan," ucap Luhut.
Tak hanya itu, ia meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan, mengingat tingginya potensi mobilitas ketika bulan puasa mudik Idul Fitri tahun 2023.
Luhut tak ingin kasus Covid-19 kembali melonjak seperti beberapa waktu lalu ketika rumah sakit tak siap menangani.
Saat varian Delta menyerang pada pertengahan 2021 misalnya, terjadi kelangkaan atau krisis oksigen terjadi.
Di sisi lain, fasilitas layanan kesehatan Indonesia sudah di ambang batas.
Rumah sakit darurat khusus Covid-19 bahkan didirikan karena rumah sakit yang ada tidak mampu lagi menampung jumlah pasien yang masuk.
"Terkendalinya pandemi juga dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat dalam beribadah di bulan suci serta bersilaturahmi dengan sanak saudara," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2023/03/21/12514261/akhir-pandemi-covid-19-semakin-tampak-kasus-aktif-menurun-menkes-bertemu-who