Salin Artikel

Luhut Kenang Awal Mula Covid-19 Menyebar di RI: Obat Terbatas-Dapat Kritik Pihak Asing

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kembali mengenang awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia.

Kala itu, Presiden Joko Widodo mengumumkan dua kasus Covid-19 hadir di Indonesia. Masyarakat panik, korban berjatuhan, dan obat-obatan masih terbatas. Tak sedikit pula pihak luar mengkritik kebijakan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Salah satu kritikan yang muncul adalah ketika pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti karantina total. Lalu, mengubahnya menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Pak Presiden mungkin masih ingat proses pengambilan keputusannya, membutuhkan satu olahan yang sangat cepat. Di sisi lain kita juga mendapat kritikan dari luar apakah pola ini paling cocok atau tidak," kata Luhut dalam acara Penghargaan PPKM Award di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (20/3/2023).

Perbedaan pendapat terjadi. Luhut mengungkapkan, banyak pihak yang meminta pemerintah melakukan karantina wilayah (lockdown) untuk menekan penyebaran kasus Covid-19.

Namun, agar ekonomi tetap berjalan dan masyarakat tetap mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, pemerintah memberlakukan PPKM berdasarkan empat level.

Kala itu, kata Luhut, Jokowi meminta pertimbangan dan masukan dari para ahli.

"Pak Presiden dengan pertimbangan dan masukan-masukan dari para ahli, dan juga dari para pembantu presiden, Presiden memutuskan melakukan yang lain daripada pikiran-pikiran dari luar," tutur Luhut.

Luhut menyampaikan, mengambil kebijakan PPKM bukan pula langkah yang mudah. Sebab bagaimana pun, simpul-simpul perekonomian tidak bisa normal seperti sebelum pandemi.

Di sisi lain, fasilitas layanan kesehatan Indonesia sudah di ambang batas. Rumah sakit darurat khusus Covid-19 bahkan didirikan karena rumah sakit yang ada tidak mampu lagi menampung jumlah pasien yang masuk.

Saat varian Delta menyerang pada pertengahan 2021, kelangkaan atau krisis oksigen terjadi. Hal ini membuat pemerintah harus mendatangkan oksigen dari luar luar negeri.

"Dan kita bersyukur kita mendapatkan oksigen tank dari industri yang ada di Morowali dan Weda Bay. Tidak terbayangkan kalau oksigen tank itu tidak ada, berapa ribu orang lagi yang akan menjadi korban Covid-19 ini," jelas Luhut.

Tak hanya itu, tenaga kesehatan bekerja hingga kelelahan. Tidak sedikit yang gugur ketika berjuang menghadapi Covid-19. Berbagai tenaga sukarela pun turun untuk membantu berbagai tugas.

Penanganan pandemi, kata Luhut, juga dibarengi dengan kebijakan testing dan tracing di berbagai daerah. Masyarakat yang terpapar kemudian dibawa ke isolasi terpusat.

Atas kerja-kerja tersebut, perkembangan atau mutasi Covid-19 mampu diredam, sekaligus melaksanakan vaksinasi.

"Vaksinasi dilakukan serentak melibatkan banyak pihak. Hingga pertengahan Maret, sebanyak lebih 450 juta dosis vaksin telah disuntikkan sehingga Indonesia menjadi peringkat lima terbesar di dunia dengan vaksinasi terbanyak," sebut Luhut.

https://nasional.kompas.com/read/2023/03/20/13555971/luhut-kenang-awal-mula-covid-19-menyebar-di-ri-obat-terbatas-dapat-kritik

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Berpartisipasi dalam IDXCarbon, Pertamina Dukung Transisi Energi lewat Perdagangan Karbon

Berpartisipasi dalam IDXCarbon, Pertamina Dukung Transisi Energi lewat Perdagangan Karbon

Nasional
Jelang KTT AIS Forum 2023, Panglima TNI Perintahkan Pasukan Khusus Berlatih Penanggulangan Teror

Jelang KTT AIS Forum 2023, Panglima TNI Perintahkan Pasukan Khusus Berlatih Penanggulangan Teror

Nasional
Tak Dapat Ucapan Selamat dari Gibran, Kaesang Ketum PSI: Padahal Saya Lebih Sibuk...

Tak Dapat Ucapan Selamat dari Gibran, Kaesang Ketum PSI: Padahal Saya Lebih Sibuk...

Nasional
Cupi Cupita Mengaku Tak Tahu Promosikan Judi 'Online', Mengira Itu 'Game Online'

Cupi Cupita Mengaku Tak Tahu Promosikan Judi "Online", Mengira Itu "Game Online"

Nasional
Alasan Seluruh Fraksi Komisi III DPR Usulkan Arsul Sani Jadi Hakim Konstitusi

Alasan Seluruh Fraksi Komisi III DPR Usulkan Arsul Sani Jadi Hakim Konstitusi

Nasional
Jokowi Ancam Ciduk Kepala Desa jika Tak Ada Pembangunan di Desa

Jokowi Ancam Ciduk Kepala Desa jika Tak Ada Pembangunan di Desa

Nasional
Puan Tak Tutup Kemungkinan Megawati dan Prabowo Bahas Wacana 2 Poros hingga Duet dengan Ganjar

Puan Tak Tutup Kemungkinan Megawati dan Prabowo Bahas Wacana 2 Poros hingga Duet dengan Ganjar

Nasional
Cara Arsul Sani Hindari Konflik Kepentingan jika Resmi Jabat Hakim MK

Cara Arsul Sani Hindari Konflik Kepentingan jika Resmi Jabat Hakim MK

Nasional
Puan Maharani Nilai Tak Ada Manuver Keluarga Jokowi di Balik Kaesang Gabung PSI

Puan Maharani Nilai Tak Ada Manuver Keluarga Jokowi di Balik Kaesang Gabung PSI

Nasional
Jokowi Restui Kaesang Jadi Ketua Umum PSI

Jokowi Restui Kaesang Jadi Ketua Umum PSI

Nasional
Kaesang Terlambat di Rapat Perdana PSI, Ngaku Habis Bertemu Hary Tanoe dan 'Shooting'

Kaesang Terlambat di Rapat Perdana PSI, Ngaku Habis Bertemu Hary Tanoe dan "Shooting"

Nasional
Kaesang Rapat Perdana sebagai Ketua Umum, PSI: Bagi-bagi Tugas

Kaesang Rapat Perdana sebagai Ketua Umum, PSI: Bagi-bagi Tugas

Nasional
Sedih Lihat Negara-negara Afrika Berkonflik, Jokowi: Setiap Hari Hanya Perang

Sedih Lihat Negara-negara Afrika Berkonflik, Jokowi: Setiap Hari Hanya Perang

Nasional
Polri Sebut Kepolisian Thailand Bentuk Tim Buru Fredy Pratama

Polri Sebut Kepolisian Thailand Bentuk Tim Buru Fredy Pratama

Nasional
Kaesang Jadi Ketua Umum PSI, Jokowi: Masa Ditanyakan ke Bapaknya Terus?

Kaesang Jadi Ketua Umum PSI, Jokowi: Masa Ditanyakan ke Bapaknya Terus?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke