Salin Artikel

Sejarah Kelahiran Kostrad yang Hari Ini Berusia 62 Tahun, Soeharto Jadi Panglima Pertama

Pembentukan Kostrad berawal ketika pimpinan TNI Angkatan Darat menganggap perlunya dibentuk satuan militer menjelang akhir 1960.

Satuan militer yang dibutuhkan kala itu yang bersifat mobil dan siap tempur guna menjalankan tugas di seluruh pelosok Tanah Air.??

Gagasan tersebut berangkat dari keinginan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) saat itu, Jenderal AH Nasution dengan mempertimbangkan kondisi kala itu, ditambah dengan menanggapi masalah Irian Barat yang ketika itu masih menjadi sengketa dengan Belanda.

Gagasan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan keluarnya surat KSAD Nomor KPTS.1067/12/1960 pada 27 Desember 1960.??

Caduad

Untuk merealisasikan gagasan AH Nasution, dibentuklah sebuah kelompok kerja yang diketuai oleh Deputi I KSAD Brigadir Jenderal Soeharto.

Dikutip dari Kostrad.mil.id, kelompok kerja tersebut beranggotakan 6 perwira, salah satunya Kolonel Ahmad Wiranata Kusuma dari Pamen Deputi I KSAD.

Setelah resmi dibentuk, kelompok kerja ini pun mulai menggodok gagasan AH Nasution.

Tepat pada 6 Maret 1961, gagasan AH Nasution membuahkan hasil dengan lahirnya Cadangan Umum Angkatan Darat (Caduad) yang kelak bernama Kostrad.

Soeharto pun ditunjuk menjadi Panglima Korps Tentara (Korra) 1/Caduad pertama dengan pangkat mayor jenderal.

Sedangkan, kepala staf Caduad diemban Ahmad Wiranata Kusuma dengan pangkat brigadir jenderal.

Untuk mengisi kekuatannya, Korra 1/Caduad mengambil prajurit dari sejumlah Komando Daerah Militer (Kodam) dari pendidikan dasar masing-masing kecabangan.

Dari perekrutan ini, postur Korra 1/Caduad akhirnya terbentuk dengan kekuatan 1 Divisi Infanteri dan pasukan inti 1 Brigade Para, satuan Bantuan Tempur (Banpur), serta satuan Bantuan Administrasi (Banmin).

Beberapa bulan setelah dibentuk, Presiden Soekarno mencetuskan kampanye Tri Komando Rakyat (Trikora), tepat pada saat pelantikan para taruna Akademi Militer (Akmil) pada 19 Desember 1961.

Isi Trikora tersebut meliputi:

1. Gagalkan pembentukan negara Papua di Irian Barat.

2. Kibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat.

3. Bersiap-siap untuk mengadakan mobilisasi umum.

Menindaklanjuti tugas operasi tersebut, dibentuklah Komando Mandala dengan markas besarnya di Ujung Pandang dan Soeharto ditunjuk menjadi Panglima Komando Mandala.

Operasi ini diisi oleh kekuatan dari prajurit Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, termasuk sukarelawan dan rakyat dengan sandi "Operasi Jayawijaya".

Misi dari Operasi Jayawijaya adalah untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda dengan mengadakan perang terbuka jika perundingan perdamaian dengan Belanda di New York mengalami kegagalan.

Dalam rangka menyiapkan perang terbuka, pada 19 Desember 1961 terlebih dahulu dilakukan infiltrasi di daerah Fakfak, Misoi, Wagiu, Serui, Sorong, hingga Kaimani.

Akhirnya pertengahan Agustus 1962 dilakukanlah serbuan umum melawan Belanda dengan sasaran wilayah Biak, Jayapura.

Dalam serbuan ini, Korra 1/Caduad menurunkan 1 Divisi, hal ini menyebabkan gentarnya pihak Belanda dengan keputusan menyerah tanpa syarat.

Penyerahan Irian Barat ini ditandainya dengan berkibarnya bendera Merah Putih pada 1 Maret 1963.

Setelah Irian Barat berhasil masuk wilayah Negara Kesatuab Republik Indonesia (NKRI), operasi dilanjutkan dengan sandi "Operasi Wisnu Murti".

Operasi ini merupakan operasi lanjutan sebagai langkah konsolidasi yang bersifat pembinaan teritorial (Binter) dan operasi lintas udara (Linud) yang sifatnya tempur.

Berdasarkan pengalaman dari Komando Mandala ini, Soeharto kemudian membuat telaahan staf yang intinya perlunya dibentuk pasukan cadangan strategis.

Gagasan ini pun disetujui dengan keluarnya surat SKEP KSAD Nomor: KPTS 178/2/1963 tertanggal 19 Februari 1963.

Dalam surat tersebut diputuskan Korra 1/Caduad resmi berganti menjadi Kostrad dengan tugas pokoknya melaksanakan operasi militer, baik secara berdiri sendiri maupun bagian dalam suatu operasi gabungan dalam rangka mempertahankan NKRI.

Satuan tempur terbesar

Dalam perjalanannya, Kostrad mengalami perkembangan pesat dalam mematangkan organisasi satuannya.

Hingga saat ini, Kostrad memiliki tiga divisi infanteri, staf ahli Pangkostrad, inspektorat Kostrad, Staf Umum sampai sejumlah batalion.

Adapun Divisi Infanteri 1/Kostrad terdiri dari 2 Brigade Infanteri (Brigif) Para Raider, 1 Brigif Raider, 1 Resimen Armed, 1 Yon Arhanud, 1 Yonkes, 1 Yon Bekang, 1 Yonzi, 1 Yonkav, 1 Denhub, 1 Denpom, 1 Denpal dan 1 Kompi Kavaleri.

Divisi Infanteri 2/Kostrad terdiri dari 1 Brigif Para Raider, 1 Brigif Mekanis, 1 Brigif Raider, 1 Resimen Armed, 1 Yon Arhanud, 1 Yonkes, 1 Yon Bekang, 1 Yonzi, 1 Yonkav, 1 Denhub, 1 Denpom, 1 Denpal dan 1 Kompi Kavaleri.

Sedangkan Divisi Infanteri-3 terdiri dari 1 Brigif Para Raider, 1 Brigif Raider, 1 Yon Arhanud, 1 Yon Armed, 1 Denhub, 1 Denpom, 1 Denpal dan 1 Kompi Kavaleri.

Dengan organisasi satuan yang begitu komplek, Kostrad saat ini menjadi satuan tempur atau satuan pemukul terbesar dalam tubuh militer Indonesia.

https://nasional.kompas.com/read/2023/03/06/08595001/sejarah-kelahiran-kostrad-yang-hari-ini-berusia-62-tahun-soeharto-jadi

Terkini Lainnya

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Nasional
Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Nasional
Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke