Salin Artikel

Soal Ajakan Tolak Bayar Pajak, Said Abdullah Minta Masyarakat Tidak Terbuai dengan “Pak Ogah” dan “Pak Raden

KOMPAS.com – Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Said Abdullah mengajak semua pihak prihatin dan khawatir dengan ajakan menolak membayar pajak.

“Kita patut khawatir bila aksi ini membesar dan tidak boleh membesar. Sebab, amat membahayakan kelangsungan penyelenggaraan negara dan pembangunan,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (4/3/2023).

Ajakan itu muncul atas respons dari kasus penganiayaan Mario Dandy, anak pejabat di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Rafael Alun Trisambodo (RAT) beberapa waktu lalu.

Kasus itu mendapat perhatian besar dan membuat publik dunia maya geram. Terlebih, pihak Kepolisian Resor Jakarta Selatan (Polres Jaksel) saat itu tidak bergerak cepat dalam menangani kasus tersebut.

“Muncul kesan poco-poco. Keadaan ini memicu netizen rame-rame posting melakukan pembelaan terhadap David yang menjadi korban kekerasan Mario,” katanya.

Hendak mencarikan keadilan bagi David, warganet lantas menjadi “detektif” dengan menginvestigasi berbagai kekayaan dan aksi pamer harta keluarga RAT.

Aksi tersebut semakin berkembang di media sosial. Warganet semakin menemukan banyak aksi pamer harta yang dilakukan para pejabat di Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai.

Namun, kata Said, aksi tersebut menjadi mengkhawatirkan ketika beberapa pihak mulai melemparkan pernyataan untuk menolak membayar pajak.

“Negara bisa runyam bila pendapatan pajak drop karena aksi tolak bayar pajak,” ungkap Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.

Said menjelaskan, penerimaan pajak dan cukai pada 2019 menyumbang 77 persen dari total pendapatan negara.

“Pada masa pandemi Covid-19 pada 2020, pajak dan bea cukai masih menyumbang 78 persen pendapatan negara dan pada 2021 mencapai 77 persen,” jelasnya.

Dia menjelaskan, pada 2021, penerimaan pajak tembus 115,6 persen dari target, sedangkan bea dan cukai mencapai 106,3 persen. Dengan begitu, pajak dan cukai menyumbang 100,3 persen dari total pendapatan negara.

Said pun meminta semua pihak menghentikan semua pernyataan menolak membayar pajak.
“Apakah sanggup jika maling berkeliaran, rampok berkeliaran, lalu polisi ogah menangkapnya karena tiada ongkos penyelenggaraan ketertiban sosial?” katanya.

Adapun Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani merespons kasus Mario Dandy dan keluarga RAT yang bergeser menjadi urusan publik.

Dia mencopot RAT dan meminta klub motor gede (moge) di Ditjen Pajak dibubarkan. Dia juga memberikan hukuman kepada ratusan pelaku fraud di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

“Tentu Bu Menteri tidak menginginkan situasi kian kontraproduktif buat citra dan merusak kinerja Kemenkeu,” ujar Said.

Pak Raden dan Pak Ogah

Lebih lanjut, Said mengatakan, semua pihak patut berbangga atas aksi warganet yang menunjukkan kepedulian terhadap David dan cinta pada negara.

“Harus kita maknai kontrol netizen melalui jagad maya ingin penyelenggara negara makin baik sehingga negara menjadi baik,” katanya.

Namun, legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur XI itu menyebutkan, derajat kematangan netizen juga beragam, sebagaimana rakyat pada umumnya.

“Sebagian yang menghendaki menolak membayar pajak barangkali saking emosionalnya. Oleh karenanya, perlu diteduhkan gejolak hatinya, diajak bernalar kembali dengan jernih,” katanya.

Said pun mengategorikan warganet tersebut seperti pemeran Si Unyil. Meski bertahun-tahun serial ini ditayangkan, sosok Si Unyil tidak tumbuh besar.

Unyil dalam serial Si Unyil tetap saja anak-anak dan tidak tumbuh menjadi remaja, apalagi dewasa.

“Meski tidak tumbuh dewasa, pada dasarnya Si Unyil adalah anak dengan kepribadian yang baik. Cuma belum memiliki artikulasi yang dewasa, layaknya kepribadian orang dewasa,” ujarnya.

Dalam serial tersebut, ada pula sosok Pak Raden, orang yang memberikan nasehat bijak dengan wawasan yang luas.

“Jagad maya perlu sosok Pak Raden. Namun netizen juga harus paham kelakukan Pak Raden. Dibalik sosoknya yang bijak dan berpengetahuan luas, mentalitas sakit encok Pak Raden jangan ditiru,” katanya.

Said menyebutkan, di balik nasehat-nasehat bijaknya, Pak Raden sering tiba-tiba sakit encok ketika diajak bekerja. Sakit encok menjadi jurus ampuh Pak Raden untuk menghindari pekerjaan.

Dia mengapresiasi usaha besar netizen dalam membuat berbagai gelombang perubahan. Meski begitu, jangan sampai usaha warganet ini ditunggangi oleh Pak Ogah.

“Mereka menjadi watchdog yang tulus. Kami berharap ketulusan netizen ini tidak ditunggangi Pak Ogah. Pak Ogah ini sangat pandai berselancar memanfaatkan momentum dan peluang untuk kepentingan pribadinya,” katanya.

Said menilai, Pak Ogah bisa menempatkan diri sebagai “barisan massa” untuk bersuara sama menyuarakan kebenaran massa. Di saat yang bersamaan, dia mendapatkan keuntungan materi karena suaranya.

“Suaranya tidak tulus, suaranya adalah hasil transaksi. Tidak ada yang gratis di depan Pak Ogah, sekalipun untuk kebaikan bersama. ‘Cepek dulu dong, Den’ sangat lekat di ingatan kita, terutama generasi baby boomers,” ujarnya.

Said pun berharap, gerakan netizen terus menjadi artikulasi yang menyehatkan negara dan menjadi pupuk yang menyemaikan bibit bibit baru penyelenggara negara yang baik.

“Sebab di sanalah tiang pancang negara ditegakkan. Mengutip karya AA Navis, kita tidak ingin surau kami bernama Indonesia, sebagai tempat kumpulan ibadah, tiba tiba berubah menjadi tempat bermain anak anak karena tiada yang merawat surau itu sebagaimana fungsinya,” ungkapnya.

“Kita tidak ingin pajak kita roboh karena ulah Pak Raden dan Pak Ogah. Kita berharap Si Unyil sebagai penerus menjelma menjadi sosok yang kian dewasa,” imbuhnya.

Said pun bertanya, apakah semua pihak sanggup menghadapi kenyataan jika tiba-tiba ada bencana, tetapi negara diam saja dan membiarkan rakyatnya nestapa karena ketiadaan ongkos atau dana pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Apakah sanggup tiba tiba tiada subsidi bahan bakar minyak (BBM), beras, listrik, layanan berobat, dan lain lain dihentikan karena negara tidak ada anggarannya?” tanyanya.

Said pun mengajak semua pihak untuk berpikir dengan matang dan tidak terbuai dengan ungkapan Pak Raden dan Pak Ogah.

“Kita beri kesempatan Sri Mulyani bersih-bersih ke dalam, menjewer anak-anaknya. Kita butuh menguatkannya, jangan biarkan dia sendiri. Sosoknya sebagai seorang ibu di Kemenkeu sesungguhnya sangat disegani,” ujarnya.

https://nasional.kompas.com/read/2023/03/05/13034281/soal-ajakan-tolak-bayar-pajak-said-abdullah-minta-masyarakat-tidak-terbuai

Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke