Rapat dilakukan usai ditemukannya dua kasus baru gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI), yakni satu kasus konfirmasi dan satu kasus suspek oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
"Pekan ini kami akan rapat dengan Kemenkes, juga akan rapat dengan BPOM," kata anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Kurniasih Mufidayati kepada wartawan, Senin (6/2/2023).
Kurniasih mengaku sangat prihatin dengan kejadian gagal ginjal akut yang ternyata belum usai.
Dia pun menganggap bahwa kinerja BPOM dalam pemberian izin maupun pengawasan tidak berjalan dengan baik.
Kurniasih juga menyatakan bahwa Komisi IX DPR RI sudah meminta pertanggungjawaban keduanya terkait kasus gagal ginjal akut yang muncul sejak tahun lalu.
"Dengan Kemenkes sudah minta tanggung jawabnya, ke BPOM juga. Ada kesimpulan rapat sebelumnya yang mengikat dan menjadi tanggung jawab Kemenkes dan BPOM, tapi belum dilaksanakan," jelas Kurniasih.
Sebelumnya diberitakan, Kemenkes melaporkan adanya dua kasus baru gagal ginjal akut terdiri dari satu kasus konfirmasi dan satu kasus suspek.
Dengan dilaporkannya tambahan kasus baru GGAPA, hingga 5 Februari 2023 tercatat 326 kasus GGAPA dan satu suspek yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengungkapkan, satu kasus konfirmasi gagal ginjal dialami oleh anak-anak berusia 1 tahun.
Anak tersebut meninggal dunia setelah mengalami gejala gagal ginjal akut, termasuk tidak bisa kencing (anuria).
Berdasarkan penelusuran, anak tersebut sempat minum sirup obat dengan merk Praxion.
"Satu Kasus konfirmasi gagal ginjal merupakan anak berusia 1 tahun, mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merk Praxion," kata Syahril dalam keterangan resmi, Senin (6/2/2023).
Adapun obat merk Praxion sebelumnya masuk dalam daftar obat yang aman dikonsumsi, yang dikeluarkan oleh BPOM.
Obat tersebut masuk dalam tambahan 176 produk yang telah memenuhi ketentuan, sehingga total obat aman mencapai 508 produk sirup obat dari 49 Industri Farmasi (IF).
Obat tersebut dinyatakan aman digunakan sepanjang sesuai dengan aturan pakai, berdasarkan hasil verifikasi hasil pengujian bahan baku obat periode 15-27 Desember 2022.
BPOM melakukan verifikasi atas hasil pengujian bahan baku obat oleh industri farmasi berdasarkan pemenuhan beberapa kriteria, antara lain kualifikasi pemasok, pengujian bahan baku setiap kedatangan dan setiap wadah, metode pengujian yang mengikuti standar/ farmakope terkini, serta informasi lainnya yang diperlukan.
Namun, belum diketahui obat yang masuk dalam daftar aman tersebut memiliki izin edar yang sama dengan yang dikonsumsi pasien atau tidak.
Berikut ini daftar ketiga obat Praxion yang masuk dalam daftar obat aman BPOM sebelumnya:
1. Praxion dengan kandungan paracetamol 100 mg/ml, bentuk sediaan drops, kemasan dus botol plastik @15 ml dengan nomor izin edar DBL0521631536A1.
2. Praxion dengan kandungan paracetamol 120 mg/5 ml, bentuk sediaan suspensi, kemasan dus botol plastik @60 ml dengan nomor izin edar DBL0521631433A1.
3. Praxion Forte dengan kandungan paracetamol 250 mg/5 ml, bentuk sediaan suspensi, kemasan dus botol plastik @60 ml dengan nomor izin edar DBL0521631433B1.
https://nasional.kompas.com/read/2023/02/06/12350121/muncul-kasus-baru-gagal-ginjal-pada-anak-dpr-panggil-kemenkes-dan-bpom-pekan