Salin Artikel

Pinggirkan Ganjar, Megawati Dinilai Berpeluang Usung Puan Capres

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menyebut sinyal tersebut terlihat ketika Megawati bersikap cuek terhadap sosok Gubernur Jawa Tengah dalam peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-50 PDI-P di Jakarta International Expo, Jakarta, Selasa (10/1/2023).

"Sikap cuek Megawati terhadap Ganjar menegaskan bahwa Ganjar tidak menjadi center of gravity di pusat pengambilan keputusan politik PDIP. Seolah nama Ganjar kian terpinggirkan dalam dinamika pengambilan keputusan internal PDIP," ujar Umam kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2023).

Dalam peringatan HUT tersebut, Umam menyebut Megawati tampil secara percaya diri ingin menunjukkan kedaulatan partainya yang tidak ingin dipengaruhi, digiring, dan diintervensi oleh manuver-manuver politik eksternal.

Manuver politik eksternal tersebut disebut kerap dimainkan oleh jaringan relawan, jaringan lembaga survei, hingga partai-partai politik yang dianggap mendompleng kekuatan PDI-P.

Di samping itu, Umam mengatakan, tingginya elektabilitas Ganjar dari hasil berbagai lembaga survei juga tidak membuat Megawati tergiur dengan pola permainan politik yang diyakini selama ini diorkestrasikan oleh jaringan kekuatan oligarki.

Umam menggarisbawahi, jika Megawati konsisten dengan logika tersebut, tidak menutup kemungkinan Presiden kelima itu akan mengajukan sosok Puan Maharani sebagai capres.

"Jika konsisten dengan logika tersebut, maka kepercayaan diri yang tinggi Megawati itu berpeluang dikonversi dalam bentuk keberanian untuk mengajukan kader inti yang menjadi keberlanjutan trah Soekarnoputri, dalam konteks ini Puan Maharani, menuju Pilpres 2024 mendatang," kata dia.

Dalam konteks ini, Umam menambahkan, bergemingnya PDI-P menjelang satu tahun menuju pemilihan umum (Pemilu) 2024 akan semakin menyandera langkah politik Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang hingga saat ini terjebak dalam dilema.

"(Terjebak) kegalauan dan ketidakpastian menentukan langkah politik selanjutnya, sebelum PDI-P menegaskan keputusannya," imbuh dia.

Diberitakan sebelumnya, tidak ada kursi spesial buat Ganjar Pranowo di acara HUT ke-50 PDI-P. Mengenakan baju merah bergambar banteng kebesaran PDI-P, Ganjar duduk berimpitan bersama kader-kader lainnya.

Ada pula Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto serta putra-putri Megawati yang juga menduduki jabatan strategis partai, Puan Maharani dan Prananda Prabowo.

Selain itu, ada sejumlah kader PDI-P di Kabinet Indonesia Maju seperti Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini hingga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Reformasi, dan Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas.

Ganjar juga tak diperlakukan spesial sebagaimana elite-elite partai. Ia tidak mendapat potongan tumpeng dari Megawati. Hal ini terjadi meski namanya digadang-gadang sebagai kandidat capres terkuat PDI-P untuk Pemilu 2024.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Kornas Ganjarist Kris Tjantra tak sepakat jika sinar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dianggap meredup saat acara perayaan HUT ke-50 PDI-P.

Menurutnya, soal penempatan kursi Ganjar yang berimpitan dengan kader lain adalah hal yang wajar.

Kris mengatakan, PDI-P sejatinya tidak memberikan keistimewaan karena hingga kini Ganjar adalah bukan elite partai banteng.

"Dan itu juga menunjukan bahwa beliau itu masih tetap membumi dan tidak perlu diperlakukan istimewa," kata Kris saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/1/2023) malam.

https://nasional.kompas.com/read/2023/01/12/13003581/pinggirkan-ganjar-megawati-dinilai-berpeluang-usung-puan-capres

Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke