Salin Artikel

Ketua Jokowi Mania soal Relawan Terbelah: Tadinya "Volunteer" Sekarang Avonturir

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (Jo-man), Immanuel Ebenezer, menilai sejumlah kelompok relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperlihatkan kemunduran dan menyimpang dari konsep awal yang diusung sebagai kekuatan pengimbang partai politik.

Bahkan menurut dia saat ini sejumlah kelompok relawan Jokowi yang ada saat ini justru berupaya memenuhi kepentingan kelompok masing-masing dan menjadi petualang politik.

"Sekarang malah saya lihat kecenderungannya menyimpang, yang tadinya volunteer sekarang jadi avonturir. Hari ini yang menurut saya malah makin bikin turun ya, menjadi enggak bagus," kata Immanuel dalam diskusi "Ngopi dari Seberang Istana" yang diselenggarakan Lembaga Survei KedaiKopi, Minggu (4/12/2022).

Lelaki yang akrab disapa Noel itu melanjutkan, keberadaan kelompok relawan Jokowi sejak 2014 mulanya disambut baik karena menjadi saluran politik alternatif bagi kelompok yang tidak terikat dengan partai politik.

Akan tetapi, kata Noel, perkembangan yang terjadi adalah keberadaan berbagai kelompok relawan justru bersaing untuk meraih kepentingan bagi golongan masing-masing.

"Tapi begini akhirnya produk demokrasi kita menjadi buruk. Kita suka ketika ada relawan-relawan begini, karena kita mau menjawab tantangan perilaku partai yang coba mengkorup kedaulatan rakyat, untuk mengimbangi partai ini," ujar Immanuel.

Immanuel pun tidak menampik saat ini kelompok relawan Jokowi terbelah menjadi berbagai kelompok dan memburu kepentingan masing-masing. Mulai dari membidik posisi di badan usaha milik negara (BUMN) hingga pemerintahan.

Ia mengaku kecewa dengan perkembangan kelompok relawan yang dianggap jauh dari konsep awal, yakni mengawasi kebijakan Presiden Jokowi.

"Kualitasnya merendahkan dirinya dan merendahkan presiden. Cukup dikasih jabatan ini senang, menyenangkannya sebatas itu aja, padahal relawan yang sebenernya mengawal kebijakan. Jadi watchdog," ucap Immanuel.

Ia juga menyinggung soal hajatan "Temu Relawan Nusantara Bersatu" yang turut menghadirkan Jokowi di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Sabtu (26/11/2022) lalu, yang disebutnya sebagai "even Jokowi paling buruk".

Immanuel mengaku diundang untuk mengikuti kegiatan itu. Namun, kata dia, undangan itu tiba pada detik-detik terakhir.

Menurutnya, hal itu bukti bahwa soliditas relawan Jokowi sudah terbelah, dengan dirinya tersingkir dari arus utama karena menolak usulan Jokowi menjabat sebagai presiden 3 periode.

Beberapa kelompok relawan dinilai justru mengeksploitasi sosok Jokowi untuk kepentingannya sendiri.

Usulan jabatan 3 periode, misalnya, menurut Noel justru berlawanan dengan fitrah relawan sebagai pengawal kebijakan yang demokratis.

Usul ini malah membuat Jokowi berpotensi menjadi seorang otoritarian, padahal ia dipilih lewat mekanisme demokratis.

"Saya bangga dengan presiden yang saya pilih. Saya tidak mau pemimpin republik ini jadi monster. Pemimpin ketika tidak bisa lagi dikontrol, lupa kekuasaan, dia bisa jadi monster dan itu bahaya. Kita tidak mau hal seperti ini terjadi di alam demokrasi kita, kecuali kita (menganut) fasisme, otoritarianisme," jelas Immanuel.

"Semoga ke depan gagasan 3 periode dan sebagainya bisa tereliminasi karena kontrol kita. Saya juga tidak terjebak dalam logika dukung-mendukung, apalagi politik partisan. Kita mau substansial, demokrasi kebijakan," tambahnya.

(Penulis : Vitorio Mantalean| Editor : Diamanty Meiliana)

https://nasional.kompas.com/read/2022/12/05/17073581/ketua-jokowi-mania-soal-relawan-terbelah-tadinya-volunteer-sekarang

Terkini Lainnya

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke