Ia mengatakan, tujuan PAN berkomunikasi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat untuk membuat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) kian besar.
“Kita enggak ke sana. Kita mau koalisi. Kan belum tentu siapa capresnya,” ujar Yandri ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Dalam pandangannya, tak ada yang salah dengan mengajak PKS dan Demokrat bergabung dengan KIB.
Pasalnya, Anies Baswedan juga belum menjadi calon presiden (capres) yang sah. Sebab, Partai Nasdem yang mengusungnya tidak memenuhi ambang batas pencalonan presiden apabila sendiri.
Komisi Pemilihan Umum (KPU), lanjutnya, juga belum membuka pendaftaran pasangan calon (paslon) capres-cawapres.
“Kalau masih deklarasi, masih wacana-wacana, belum fix. Fix kalau didaftarkan ke KPU dengan syarat 20 persen dukungan. Baru itu sah,” kata Yandri.
Yandri lantas berharap PKS dan Demokrat tergoda untuk bekerja sama dengan Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan PAN.
“Semua kita goda lah. PKS, Demokrat, semua kita goda, masa gak kita goda? Insya Allah tergoda,” ujarnya.
Diketahui, Nasdem, PKS, Demokrat tengah menjajaki pembentukan koalisi guna menghadapi Pilpres 2024.
Awalnya, Nasdem mengusulkan agar deklarasi koalisi tersebut bisa dilakukan 10 November 2022.
Kemudian, Willy mengklaim tak ada keretakan antara ketiga parpol calon mitra koalisi tersebut.
“Setidak-tidaknya komitmen demi komitmen itu sudah semakin mengerucut, bagaimana kesepahaman tinggal dituangkan formal menjadi kesepakatan-kesepakatan bersama,” katanya saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (7/11/2022).
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/10/13350271/pan-bantah-dekati-pks-demokrat-untuk-jegal-anies-maju-pilpres-2024