Salin Artikel

Suffragette: Simbol Puan Masih Berjuang

Saat itu dominasi laki-laki sangat kuat dan film ini menunjukan bagaimana sulitnya perempuan menembus tembok patriarki Inggris.

Film ini diperankan oleh Carey Mulligan sebagai Maud Watts yang merupakan pejuang feminis dari kalangan lapisan bawah atau kelas pekerja.

Maud Watts menampilkan pembagian waktu untuk keluarga dan pekerja laundry. Upah pekerja yang rendah, sedangkan jam kerja lebih dibandingkan laki-laki, ditambah lagi dalam kondisi hamil perempuan tetap harus datang bekerja.

Fenomena ini yang membuat Maud Watts untuk melakukan perlawanan agar aspirasi perempuan dapat didengarkan.

Puncak perjuangan Maud Watts ketika pagelaran lomba pacuan kuda yang dihadiri oleh banyak orang termasuk menteri dan raja. Momen itu dimanfaatkan oleh gerakan feminis untuk menyampaikan aspirasinya.

Aspirasi feminis itu dibayar dengan tewasnya Maud Watts setelah ditabarak kuda ketika ia berusaha masuk ke dalam arena pacuan dan menyampaikan aspirasi.

Kematian Maud Watts menjadi pemantik pergerakan kaum feminis tidak hanya di London, tetapi juga dunia.

Perjuangan perempuan tidak terlepas dari perlakuan diskriminasi patriarki. Perjuangan untuk mendapat kebebasan dilakukan dengan berbagai cara, bahkan menelan nyawa.

Esensi perjuangan perempuan terletak pada kesetaraan hak dan akses. Akses dalam bidang politik, akses ekonomi, akses sosial, dan bahkan akses terhadap budaya yang memang selama ini menempatkan perempuan sebagai subordinat laki-laki.

Kesempatan kesetaraan ini harus diperjuangkan tanpa pandang fisik atau jenis kelamin. Justru karena perjuangan-perjuangan perempuan pada masa lalau, hasilnya bisa dinikmati sekarang.

Hak dan kewajiban perempuan tidak hanya diakui laki-laki, melainkan oleh negara melalui konstitusi. Sehingga saat ini tidak perlu ada lagi model diskriminasi terhadap perempuan dalam berbagai bentuk.

Puan dan Politik

Tidak bisa disangka jika perempuan harus masuk dalam lingkaran politik agar aspirasi mereka bisa didengarkan.

Meskipun politik selalu memberikan fakta buruk, tetapi hal itu tetap harus dihadapi oleh perempuan.

Saat ini kita lihat bahwa tidak sedikit perempuan yang menduduki kursi-kursi strategis, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Sebenarnya pengakuan konstitusi terhadap perempuan sudah memberikan angin segar agar perempuan mampu memberikan gagasan atau aspirasi mereka dalam berbagai bidang kehidupan.

Kita tidak bisa mengasumsikan lagi jika dunia politik adalah drama yang hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Tidak ada lagi saling tarung otot sebagai simbol kelaki-lakian.

Politik telah diorientasikan kepada argumentasi logis dan konstruktif. Perempuan bisa masuk pada lingkaran ini karena meja politik tidak untuk saling adu jotos.

Justru pembawaan perempuan sebenarnya mampu menetralkan ruang demokrasi yang panas karena ulah laki-laki.

Partai politik tidak perlu lagi menjadi “haram” bagi perempuan. Justru partai politik adalah kendaraan yang bisa memuat segala kepentingan tanpa ada diskriminasi fisik dan jenis kelamin.

Diskusi–diskusi ideologis bisa dimulai dari keterlibatan perempuan dalam partai politik. Memang tidak bermaksud membatasi perempuan memperjuangkan haknya di tempat lain.

Perempuan tetap bisa melakukan hal itu, tetapi harus ada langkah strategis agar aspirasi lebih keras dan dapat didengar.

Berhubung negara kita didominasi kekuatan partai politik, maka kesempatan bergabung bisa dilakukan perempuan.

Bergabungnya perempuan dalam partai politik akan memberikan model dinamika yang sedikit berbeda. Semakin beragamnya gagasan dan latar belakang dalam partai politik membuat alur dinamika lebih aktual dan komprehensif.

Partai jangan lagi konservatif dan hanya mendengar kekuatan patriarki. Partai politik harus mentransformasikan diri untuk menangkap sistem berpikir perempuan yang saat ini berbondong-bondong masuk politik.

Demokrasi liberal saat ini menghasilkan perilaku politik instan. Perilaku politik tidak hanya ada dalam internal elite, melainkan disantap juga oleh sebagian masyarakat kita.

Nah, ini merupakan pekerjaan rumah yang juga menjadi tanggung jawab perempuan dalam mengatasi politik transaksional.

Demokrasi instan dengan gaya mengkapitalkan modal mengakibatkan jaringan patron berkembang dengan cepat.

Politik kita hari ini sangatlah transaksional mengalir hampir kesetiap masyarakat dan elitenya. Jika perempuan masuk dalam lingkaran gelap ini, berarti tidak ada perbedaan yang signifikan oleh perempuan dari gagasan politik barunya.

Perempuan akhirnya terjebak dalam alunan patriarki yang telah diberi ilusi oleh politik transaksional.

Tetap jaga logika

Logika kontrusktif adalah senjata yang harus dimilki oleh setiap politisi. Seni komunikasi dengan memanfaatkan logika merupakan cara-cara lama, tapi adaptif bagi politisi dalam membangun jejaring dan memenangkan argumen.

Bagi politisi, perdebatan merupakan jalan untuk mempertaruhkan gagasan atau kepentingan. Kita sering melihat bagaimana politisi berdebat di arena – arena legislatif, eksekutif, dan publik.

Tentu perdebatan itu didorong oleh logika konstruktif dari masing-masing politisi. Terkadang dalam politik transaksional, tekanan emosional sering dijauhkan.

Perempuan cenderung lebih emosional dibandingkan laki-laki. Jika tekanan emosional perempuan tidak bisa dikendalikan, maka politik hanyalah langit gelap bagi perempuan.

Dalam politik perang urat saraf sering dipakai untuk menjatuhkan lawan. Bahkan sesuatu yang seharusnya tidak dibicarakan bisa saja terbuka di depan umum.

Artinya, logika perlu untuk menekan emosi agar seorang politisi tidak terganggung ketika berdebat dan tersinggung dengan ucapan-ucapan nakal politisi lain.

Bagi politisi, pencitraan itu perlu untuk menumpuk dukungan dari publik. Tentu pencitraan dilakukan atas dasar strategi politik rasional. Bukan like and dislike yang membuat politisi memilih dimana harus pencitraan.

Jika ini terjadi, arus dukungan perlahan surut dan merugikan politisi untuk bersaing dalam Pemilu. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi politisi untuk tetap mencitrakan dirinya dalam kondisi apapun.

Di satu sisi proses pencitraan ini tidak sekadar untuk menjalankan strategi partai. Bagi perempuan pencitraan adalah momentum untuk menampilkan perbedaan di depan publik.

Politisi perempuan perlu untuk menampilkan logika baru agar publik tertarik dengan kemasan pencitraan ala perempuan.

Mungkin metode politisi perempuan lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Asalkan logika jangan ditinggalkan karena akan jadi bumerang bagi perempuan.

Sisi ke-Ibuan bisa perempuan pergunakan untuk “merayu” dan mendekatkan diri kepada masyarakat.

Selama ini mungkin sosok “ayah” sering memberikan kekecewaan. Sehingga momentum ini butuh sosok “ibu” untuk mengembalikan jalan keluarga ke arah yang lebih baik.

Butuh perempuan-perempuan tangguh untuk memperjuangkan haknya. Seperti Maud Watts yang hebat memanfaatkan keadaan agar perjuangan dan aspirasinya dapat didengar.

Artinya bahwa logika dalam memperjuangkan hak perlu bagi politisi perempuan. Agar mengerti keadaan seperti apa yang layak untuk menyelipkan kepentingan matriarki.

Butuh ketegasan dan ketepatan agar perjuangan perempuan tidak sekedar memenuhi kuota 30 persen. Perempuan harus menjadi oposisi dalam dominasi laki-laki agar peta pikiran lebih variatif dan tidak monoton.

Kita butuh suara perempuan dalam parleman karena secara psykologis perempuan lebih detail dalam menangkap keadaan masyarakat. Perempuan adalah makhluk multitasking dan bisa menyampaikan banyak hal dalam waktu bersamaan secara detail.

Kita tahu akhir-akhir ini kekuatan perempuan dalam parleman mulai nyaring disuarakan. Ini tentu bagus bagi perkembangan demokrasi kita.

Agar peta budaya politik kita tidak hanya milik laki-laki atau hanya milik partai dengan ketua umumnya laki-laki. Harus ada transformasi baik itu di parlemen atau partai politik.

Sehingga kita tidak bosan menonton dinamika politik nasional yang hanya itu-itu saja. Kita perlu chanel lain agar lebih terhibur dan inspiratif.

Kita perlu menonton lagi Kartini-Kartini baru di republik ini menyuarakan gagasannya dan kepentingannya. Menampilkan sisi ke-ibuan dalam konteks demokrasi yang dibangun oleh laki-laki.

Perempuan harus jadi ujung tombak untuk mengubah alur pemilu sehingga dominasi patriarki perlahan butuh istirahat dan refleksi.

Tidak ada yang tahu, mungkin saja pembangunan yang didasarkan pada logika perempuan lebih aktual dan cocok dengan masyarakat.

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/27/06150041/suffragette--simbol-puan-masih-berjuang

Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke