Salin Artikel

Dinamika PDI-P Kini: Ganjar Nyatakan Siap Maju Capres, Dewan Kolonel Puan Dapat Teguran

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinamika politik PDI Perjuangan jelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 tak pernah lepas dari nama Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.

Keduanya sejak lama digadang-gadang menjadi kandidat calon presiden (capres) terkuat dari partai banteng.

Oleh survei sejumlah lembaga, Ganjar disebut punya modal elektabilitas besar di kisaran angka 20 persen. Namanya kerap bertengger di puncak survei elektabilitas kandidat capres.

Sementara Puan, meski elektabilitasnya tertinggal jauh dari Ganjar, dianggap punya privilese untuk mendapat tiket pencapresan karena keistimewaannya sebagai putri Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.

Beberapa waktu lalu, Puan seolah dapat dorongan dari partainya untuk maju ke pangung pilpres. Dia ditugaskan Megawati buat memimpin silaturahmi PDI-P ke partai-partai politik, juga berkeliling Indonesia bertemu dengan kader partai di daerah.

Malahan, ada sejumlah kader PDI-P yang terang-terangan mendukung pencalonan Ketua DPR RI itu sebagai presiden dengan membentuk forum bernama Dewan Kolonel.

Sebaliknya, Ganjar seakan tersisihkan karena kerap disentil oleh elite partainya lantaran dianggap berambisi maju capres. Gubernur Jawa Tengah itu juga berulang kali tak diundang di acara partainya sendiri.

Namun, dinamika di internal PDI-P berkembang. Belakangan, Ganjar terang-terangan menyatakan siap maju capres.

Sementara, Dewan Kolonel, forum sejumlah kader PDI-P yang menyatakan dukungan buat Puan maju capres, mendapat teguran.

Manuver ini pun dianggap sebagai sinyal positif bagi Ganjar, dan sebaliknya, tidak untuk Puan.

Siap maju capres

Kendati kerap disebut sebagai kandidat capres terkuat, sebelumnya, Ganjar lebih banyak diam. Namun, belum lama ini, politisi PDI-P itu terang-terangan menyatakan siap maju sebagai capres seandainya partainya berkenan mengusung dia.

"Kalau untuk bangsa dan negara, apa sih yang kita tidak siap,” kata Ganjar dalam wawancara yang diunggah kanal YouTube BeritaSatu, Selasa (18/10/2022).

"Ketika partai kemudian sudah membahas secara keseluruhan dan dia akan mencari anak-anak bangsa yang menurut mereka terbaik, menurut saya, semua orang mesti siap soal itu," tuturnya.

Meski begitu, Ganjar mengatakan, dirinya menghormati etika politik di internal PDI-P. Bahwa partai pimpinan Megawati itu kini tengah membangun relasi dengan sejumlah partai politik untuk pemilu.

Namun, Ganjar juga bilang, ihwal survei politik seharusnya tak diabaikan dalam mempertimbangkan nama capres cawapres. Menurutnya, survei menjadi bagian dari suara rakyat.

"Tentu terkait dengan realitas yang ada di survei dan kemudian semua orang memperbicangkan. Kan suara rakyat juga tidak boleh diabaikan toh," ucap dia.

Dewan Kolonel ditegur

Lain Puan, lain Ganjar. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P belum lama ini melayangkan surat teguran terakhir ke beberapa anggotanya yang membentuk Dewan Kolonel untuk mendukung Puan sebagai capres.

Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun mengatakan, surat teguran itu dilayangkan sejak 5 Oktober 2022.

"Ya, kita memberi teguran keras dan terakhir ya kepada beberapa anggota, saya tidak ingat persis ya berapa, nanti dicek lagi di surat sekretariat," kata Komarudin saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/10/2022).

Komarudin menjelaskan, teguran diberikan partainya secara berjenjang. Jika teguran pertama tak dipatuhi, maka dilayangkan teguran keras, lalu teguran terakhir.

Apabila teguran terakhir itu tak juga dipatuhi, bukan tidak mungkin DPP PDI-P menjatuhkan sanksi berupa pemecatan.

"Dan teguran itu berjenjang. Jadi, kalau berulang-ulang ya diberi teguran keras, teguran keras terakhir. Kalau diulang lagi, ya teguran lebih keras, ya pemecatan," ujarnya.

Namun demikian, kata Komarudin, perihal pemecatan menjadi kewenangan Megawati sebagai pimpinan tertinggi partai.

"Prosedurnya kita rekomendasikan. Bidang kehormatan merekomendasikan kepada ibu ketua umum. Lalu, ibu ketua umum menandatangani pemecatan kalau sudah menyangkut pemecatan dan keanggotaan," katanya.

Ganjar naik daun?

Teguran PDI-P untuk Dewan Kolonel ini disambut baik oleh relawan Ganjar Pranowo (GP) Mania. Ketua GP Mania yang juga pendiri Dewan Kopral, Immanuel Ebenezer menilai, ini menandakan bahwa perjuangan para relawan mendukung pencapresan Ganjar direspons positif oleh PDI-P.

Adapun Dewan Kopral merupakan forum yang dibentuk relawan untuk menandingi Dewan Kolonel, mendukung Ganjar sebagai calon presiden.

“Artinya, kita Dewan Kopral memenangkan sebuah momentum politik, dan moral. Karena yang ditegur Dewan Kolonel, kita tidak,” kata Noel, sapaan akrab Immanuel, kepada Kompas.com, Sabtu (22/10/2022).

Tak hanya itu, para relawan juga optimistis akan dukungan PDI-P lantaran pernyataan Ganjar soal siap maju capres tak mendapat kritik dari internal partai.

PDI-P sejauh ini memang tak memberikan teguran ke Ganjar terkait pernyataannya. Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, pernyataan Ganjar masih dalam batas wajar.

Sebab, meski mengaku siap maju sebagai capres, Ganjar juga mengatakan bahwa penting untuk mengikuti mekanisme partai terkait pencapresan.

"Artinya, setiap kader partai tidak bisa menyatakan dirinya 'saya sebagai capres'," kata Hasto di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (19/10/2022).

Kendati begitu, Hasto tidak ingin pernyataan Ganjar nantinya dijadikan alat atau trik politik untuk menarik perhatian.

Dia pun menegaskan, belum ada satu pun kader di PDI-P yang sudah mendapatkan restu dari Megawati untuk maju sebagai capres.

"Ya namanya (calon) saja belum diumumkan, restu itu nanti," kata Hasto.

Terbaru, Hasto mengatakan, partainya akan meminta klarifikasi dari Ganjar soal pernyataannya siap maju sebagai capres. Menurut Hasto, PDI-P belum memprioritaskan soal pencapresan untuk Pemilu 2024.

"Ya, kita tunggu saja momentumnya, Pak Ganjar pun akan kami lakukan klarifikasi terkait pernyataannya," kata Hasto ditemui di GBK Arena, Jakarta, Minggu (23/10/2022).

Taktik PDI-P

Melihat dinamika ini, Direktur Eksekutif Algoritma Aditya Perdana menyebut, pernyataan Ganjar tak terlepas dari taktik PDI-P menuju Pemilu 2024.

"Pernyataan Ganjar ini adalah sinyal, bukan hanya dari pribadi Ganjar, melainkan kode yang sedang dipersiapkan oleh PDI-P untuk segera membentuk koalisi pencapresan," kata Aditya lewat keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (20/10/2022).

Menurut Aditya, Ganjar sedang memberitahu publik bahwa ada perdebatan serius di internal partai banteng dalam menentukan arah dukungan capres.

Oleh karenanya, lanjut Aditya, PDI-P masih menghitung peluang-peluang dan kemungkinan terkait pencapresan mendatang.

"Ini yang menurut pandangan saya sedang berdinamika di internal PDI-P dengan perhitungan-perhitungan yang cermat. Dan pernyataan kesiapan Ganjar ini mungkin dapat diinterpretasikan sebagai kode awal dari PDI-P," tambah dosen Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia itu.

Sementara, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, pernyataan Ganjar menunjukkan ketidaksabaran Gubernur Jawa Tengah itu. Sebab, PDI-P belum juga melirik Ganjar kendati dia punya potensi besar sebagai capres.

"Statement Ganjar ini juga menunjukkan ketidaksabarannya melihat dinamika internal PDI-P yang kurang agresif," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (19/10/2022).

Selain itu, menurut Umam, pernyataan Ganjar bisa jadi merupakan langkah reaktif atas manuver sejumlah tokoh yang sudah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden seperti Prabowo dari Partai Gerindra dan Anies yang diusung Partai Nasdem.

Lewat pernyataannya, Ganjar dinilai berupaya memberikan sinyal positif ke partai-partai yang meliriknya sebagai capres, seperti Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Supaya tidak ketinggalan dan kehilangan momentum yang diciptakan, Ganjar akhirnya memilih tidak diam dan kembali berusaha meyakinkan partainya bahwa dirinya layak dicapreskan," ucap Umam.

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/24/05300091/dinamika-pdi-p-kini--ganjar-nyatakan-siap-maju-capres-dewan-kolonel-puan

Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke