Salin Artikel

Epidemiolog Minta Pemerintah Usut Tuntas Penyebab Gagal Ginjal Akut, Sebelum Jokowi Terjunkan Luhut

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mendorong pemerintah bersikap tegas dalam menyelesaikan permasalahan kasus gagal ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) yang muncul di Indonesia.

Pandu meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencari penyebab dari gagal ginjal akut yang sedang banyak dialami anak-anak. 

Tak sampai di sana, dia sempat berseloroh agar jangan sampai persoalan ini juga ditangani oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan lagi.

"Yang disebut pemerintah itu harus tegas. Yang masalah obat kan Badan POM, Badan POM harus tegas, harus menuntaskan," ujar Pandu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/10/2022).

"Jangan Luhut lagi, nanti Luhut lagi. Jadi karena ada yang enggak beres, Presiden marah, 'sudah lah Luhut, kamu beresin'. Kan lucu," sambungnya.

Diketahui, dalam sejumlah persoalan yang dihadapi pemerintah, Presiden Joko Widodo kerap menunjuk Luhut sebagai koordinator untuk menyelesaikan persoalan itu.

Pandu memaparkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mengimbau kepada tenaga kesehatan (nakes) hingga apotek untuk tidak menjual obat sirup dulu sementara waktu.

Pasalnya, saat ini tengah dilakukan penyidikan obat sirup mana yang ternyata memiliki kandungan etilen glikol yang melewati ambang batas aman.

"Yang bisa lebih cermat melakukan penyidikan kan termasuk Badan POM. Itu kan menyindir supaya, 'ayo Badan POM kerja lu'," tutur Pandu.

Di Indonesia, etilen glikol diperbolehkan untuk digunakan pabrik obat, asalkan tetap dalam batas aman.

Namun, Pandu tidak setuju. Kalau perlu, kata dia, kandungan etilen glikol tidak diperbolehkan sama sekali digunakan dalam obat.

"Kalau dalam batas aman, siapa yang bisa memastikan itu dalam batas aman? Apakah regulator bisa menjamin?" tukasnya.

Menurutnya, kepercayaan pemerintah tidak bisa dilepas sepenuhnya kepada pabrik obat yang pasti mencari untung.

Walau diberitahu bahwa etilen glikol tidak boleh dipakai melewati ambang batas untuk tiap obat, pemerintah pasti tidak tahu apakah pabrik obat benar-benar melaksanakannya atau tidak.

"Kalau sudah tegas tidak boleh, ya tidak boleh. Itu lebih mudah untuk pemantauannya, untuk pengawasannya," jelas Pandu.

Untuk itu, Pandu menyarankan kepada BPOM agar menarik semua obat yang mengandung etilen glikol, bukan hanya 5 obat yang kandungan etilen glikol-nya melewati ambang batas aman.

Dia mendorong pemerintah segera mengubah peraturan perihal penggunaan etilen glikol ini.

Hanya saja, Pandu meyakini bahwa masih banyak ahli farmasi yang ngeyel.

"Tapi kan ahli farmasi, ahli ini, 'masih boleh dalam batas aman'. Kalau sudah bikin obat dalam skala besar, gimana mau menjamin kalau regulator tidak bisa mengawasi. Tidak semua industri itu jujur. Kalau sudah kematian gini banyaknya gimana?" katanya.

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/21/15092251/epidemiolog-minta-pemerintah-usut-tuntas-penyebab-gagal-ginjal-akut-sebelum

Terkini Lainnya

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke