Salin Artikel

5 Perkembangan Terbaru Tragedi Kanjuruhan: "Barangnya Kelihatan Semua" hingga Potensi Pelanggaran HAM Berat

JAKARTA, KOMPAS.com - Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang pecah pada Sabtu (1/10/2022) masih menanti pertanggungjawaban negara.

Tragedi terbesar kedua sepanjang sejarah olahraga di stadion ini berujung pada sebanyak 131 orang tewas.

Berdasarkan data Kementerian PPPA, dari total yang meninggal, 33 di antaranya merupakan anak-anak berusia 4-17 tahun.

Jatuhnya korban jiwa diakibatkan oleh tembakan gas air mata yang dilontarkan polisi ke tribune penonton, membuat para suporter tunggang-langgang mencari selamat.

Mereka diduga dalam keadaan sesak napas dan berdesakan di pintu-pintu keluar stadion yang tak semuanya terbuka.

Berikut 5 temuan terbaru terkait Tragedi Kanjuruhan, dirangkum Kompas.com:

1. Satukan elemen suporter

Massa suporter berbagai klub sepak bola se-Pulau Jawa berkumpul di halaman parkir Stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta, Selasa (4/10/2022). Mereka menyepakati dan menyerukan perdamaian di sepak bola Indonesia.

Pertemuan diawali dengan shalat gaib dan doa bersama untuk para korban Tragedi Kanjuruhan.

Beberapa elemen suporter yang hadir antara lain, Brajamusti dan The Maident (Yogyakarta), Paserbumi (Bantul), Slemania dan BCS (Sleman), Pasoepati, Ultras, dan GK Samber Nyawa (Solo), Panser Biru dan Snex (Semarang), Aremania (Malang), Bonek (Surabaya), The Jakmania (Jakarta), serta Bobotoh dan Viking (Bandung).

2. Jokowi sebut "barangnya kelihatan semua"

Presiden RI Joko Widodo meminta pengungkapan Tragedi Kanjuruhan lebih cepat dari sebulan. Baginya, sudah banyak titik terang yang semestinya memudahkan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dalam bekerja.

"Kan sudah disampaikan Menko Polhukam, beliau minta satu bulan. Tapi, saya minta secepat-cepatnya, karena ini 'barangnya kelihatan semua'," kata Jokowi di Malang, Rabu (5/10/2022).

3. Temuan Komnas HAM perkuat dugaan maut akibat gas air mata

Komnas HAM mengaku telah memulai penyelidikan Tragedi Kanjuruhan, dengan mendatangi Malang sejak Senin (3/10/2022), mengunjungi titik-titik penting, menemui para pihak terlibat, dan menggali informasi soal keadaan jenazah.

Komisioner bidang penyelidikan dan pemantauan Komnas HAM, Choirul Anam, mencatat indikasi keterpaparan gas air mata dalam jumlah berlebih sebagai penyebab kematian lewat profil beberapa jenazah yang mereka himpun.

"Pertama adalah kondisi jenazahnya banyak yang mukanya biru. Jadi, muka biru ini banyak. Ini yang menunjukkan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen karena juga gas air mata. Jadi muka biru, terus ada yang matanya merah, keluar juga busa," kata Anam melalui keterangan video kepada wartawan, Rabu (5/10/2022).

Profil para korban luka pun menguatkan dugaan keberadaan gas air mata di stadion.

Selain korban luka mengalami patah tulang rahang, kaki, dan memar di tubuh, Anam mengatakan, ada juga beberapa korban yang kondisi matanya memprihatinkan, bahkan masih mengalami sesak napas dan perih di pernapasan.

"Matanya sangat merah. Bahkan, kami bertemu dengan salah satu korban yang, itu peristiwanya hari Sabtu (1/10/2022), Senin (3/10/2022) bertemu kami, Senin baru bisa melihat. Matanya sakit kalau dibuka," tambah Anam.

4. Aremania turun ke lapangan untuk semangati pemain

Anam juga membantah narasi yang coba dikembangkan pihak tertentu bahwa turunnya suporter Arema ke lapangan jadi musabab kericuhan selepas laga yang berakhir 3-2 untuk kemenangan Persebaya.

"Kami, dengan beberapa Aremania, termasuk juga mengkroscek informasinya dengan para pemain. Mereka (suporter) merangsek itu memang mau memberikan semangat, berkomunikasi dengan pemain," kata Anam.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi di Stadion Kanjuruhan, yang tak menghadirkan suporter Persebaya itu terkendali setelah laga. Hal tersebut selaras dengan informasi dari perangkat pertandingan yang menyebutnya terkendali selama sekian menit.

"Banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami itu (kericuhan) akibat gas air mata. Gas air mata lah yang membuat panik dan sebagainya sehingga ada terkonsentrasi di sana di beberapa titik pintu. Ada pintu yang terbuka sempit. Terus ada pintu yang tertutup. Itu lah yang membuat banyak jatuh korban," ujar Anam.

5. Kapolda Jatim perlu diusut dan dugaan pelanggaran HAM berat

Ketua Badan Pengurus Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Julius Ibrani menilai bahwa terdapat potensi Tragedi Kanjuruhan yang memenuhi unsur pelanggaran HAM berat. Hal tersebut sehubungan dengan upaya sistematis dari aparat bersenjata yang berujung pada jatuhnya korban secara masif.

Setelah itu pun, upaya sistematis untuk membungkam para saksi Tragedi Kanjuruhan terjadi, sebagaimana dikonfirmasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Malang. Kepada LBH Malang, para saksi itu mengakui bahwa para korban selamat kini sangat rentan atas teror dan intimidasi.

"Ada upaya membersihkan bukti-bukti. Negara harus turun, Presiden Joko Widodo harus turun, ada unsur pelanggaran HAM," kata Julius kata Julia dalam jumpa pers Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan, Rabu (5/10/2022).

"Tinggal diidentifikasi apakah ada komando sehingga memenuhi unsur pelanggaran HAM berat. Konteks pelanggaran HAM kuat sekali, sehingga perlu diusut," imbuhnya.

Julius menilai, tembakan gas air mata yang dilontarkan aparat memenuhi unsur kesengajaan, ditembakkan dalam saat yang sama. Sehingga, patut diselidiki apakah terdapat komando di baliknya.

Peneliti Imparsial, Hussein Ahmad, menyoroti Kapolda Jawa Timur Nico Afinta yang memberi komentar tak lama setelah tragedi terjadi, bahwa penggunaan gas air mata sudah sesuai prosedur.

Nico dianggap patut diperiksa oleh TGIPF, terlebih Polda Jawa Timur yang membawahi Brimob yang ditugaskan di Stadion Kanjuruhan.

Sedangkan dalam kerusuhan ini, Polri telah mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat, sembilan anggota Brimob, dan 28 anggota polisi diklaim menjalani pemeriksaan. 

"Kapolda kan harus diperiksa itu. Brimob kan anak buah dia semua. Bagaimana mungkin anak buahnya brutal, komandannya bilang sesuai prosedur," kata Hussein dalam jumpa pers.

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/06/06264501/5-perkembangan-terbaru-tragedi-kanjuruhan-barangnya-kelihatan-semua-hingga

Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke