Salin Artikel

Jokowi: Jangan Sampai Ada Perusahaan Besar di Daerah, tapi Lingkungan Sekitarnya Miskin

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta perusahaan-perusahaan besar yang ada di Indonesia mau melakukan bina lingkungan dan pendampingan bagi petani maupun usaha kecil.

Presiden menekankan agar jangan sampai ada banyak perusahaan di daerah tetapi lingkungan sekitarnya miskin dan kumuh.

"Jangan sampai ada perusahaan besar berada di sebuah daerah, pabriknya kelihatan tinggi-tinggi dan besar sekali, lingkungannya (sekitar) miskin. Hati-hati. Bina lingkungan itu sangat penting. Warung-warungnya kumuh," ujar Jokowi.

Hal itu dikatakan Jokowi dalam sambutan di acara peluncuran Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas di Gedung SMESCO, Jakarta, Senin (3/10/2022), sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden.

"Kenapa tidak seperti yang di depan tadi. Ada pembinaan warung-warung sehingga penataan barangnya baik, packaging dari produk-produk yang ada didampingi. Ini yang kita harapkan. Pemerintah tidak mungkin melakukan itu. Yang bisa dan cepat melakukan adalah kalau ada gerakan kemitraan," tegasnya.

Kepala negara mencontohkan pendampingan yang dilakukan oleh perusahaan besar kepada petani salah satunya soal produksi jagung.

Menurut presiden, dulu Indonesia melakukan impor jagung sebanyak 3,5 ton per tahunnya. Namun, setelah ada pendampingan kepada petani, sudah tujuh tahun belakangan ini besarnya impor Indonesia menurun hingga 800.000 ton per tahun.

"Karena apa? Petani jagung ada yang mendampingi, petani jagung ada yang mengawal. Yang tadi disampaikan di depan, biasanya 1 hektar hanya 4 ton, sekarang 1 hektar bisa 8 ton. Ongkos produksi paling Rp 1.800- Rp 1.900 itu yang saya tahu waktu saya ke Dompu, jualnya bisa Rp 3.800 per kilogram, untungnya sudah 100 persen," jelas Jokowi.

"Ini jangan hanya di jagung saja. Harusnya produk-produk yang lain, komoditas yang lain harus bisa didampingi dengan pola yang sama. Kalau jagung bisa, mestinya padi juga bisa, singkong juga bisa, porang juga bisa, kopi juga bisa, semua. Dan itu menjadi tugas perusahaan-perusahaan besar kita," lanjutnya.

Kepala negara pun memberikan saran untuk produksi madu. Menurut Jokowi, madu dari petani bisa dimasukkan ke dalam botol-botol kecil yang dikemas dengan nama menarik.

Dengan demikian harga jual madu bisa meningkat dua hingga tiga kali.

Jokowi menuturkan, meski terbilang sederhana, sentuhan kreatif semacam itu dapat membuka peluang di pasar domestik maupun pasar ekspor.

"Urusan lain misalnya ini akan banyak pabrik otomotif yang akan berdiri di negara kita, saya sudah sampaikan harus bermitra dengan UKM-UKM industri. Entah bikin knalpotnya, entah bikin spionnya misalnya, entah pengerjaan interior kursinya di dalam. Bisa perusahaan besar bermitra dengan petani, perusahaan besar bermitra dengan UMKM," jelas Jokowi.

"Artinya, kalau ini bisa berjalan saya meyakini akan berefek pada kemiskinan ekstrem yang akan bisa tertangani dengan cepat dan baik," tambahnya.

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/03/10555591/jokowi-jangan-sampai-ada-perusahaan-besar-di-daerah-tapi-lingkungan

Terkini Lainnya

Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke