Salin Artikel

3 Meninggal karena Pneumonia Misterius di Argentina, Epidemiolog: Hati-hati Longgarkan Prokes

Otoritas Kesehatan Argentina mengatakan, temuan kematian orang dengan pneumonia misterius sejauh ini terbatas pada satu klinik.

Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, tingkat keparahan jenis pneumonia baru ini perlu pemeriksaan lanjutan.

Namun, munculnya pneumonia yang menyebabkan kematian perlu diwaspadai mengingat dunia semakin rentan dan rawan wabah. Untuk itu, pelonggaran protokol kesehatan harus diberlakukan secara hati-hati dan terukur.

"Di tengah situasi dunia yang semakin rentan dan rawan wabah ini, pelonggaran itu harus dilakukan sangat hati-hati dan terukur, terutama dalam kaitannya proteksi public health seperti masalah perubahan perilaku memakai masker, cuci tangan, menghindari kerumunan," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/9/2022).

Dicky menjelaskan, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan masih sangat efektif mencegah penyebaran wabah.

Penerapan protokol kesehatan ini menjadi langkah yang paling awal dan standar, selain Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level tinggi maupun karantina wilayah (lockdown) yang menurunkan pertumbuhan ekonomi.

"Enggak mesti lockdown, enggak mesti PPKM level 3 dan 4 itu, (tapi memakai masker). Kita ini dalam situasi, ibaratnya dunia adalah tubuh manusia yang sudah kena sakit parah. Kalau mau kita pulih, ya jangan langsung segala dibolehkan (pelonggaran prokes)," imbau Dicky.

Selain protokol kesehatan, pemerintah harus terus mengakselerasi vaksinasi hingga dosis penguat (booster). Data per Kamis (1/9/2022), pukul 18.00 WIB, masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis ketiga atau penguat (booster) yaitu 60.780.054 atau 25,90 persen.

Dicky bilang, situasi pandemi di dunia saat ini mengarah pada level yang lebih baik. Namun bukan berarti seluruh masyarakat bisa abai dengan penerapan protokol kesehatan mengingat penyakit zoonosis terus mengintai.

"Saya sarankan kepada PPKM tetap harus dijaga level 1, masker terus diberlakukan karena efektif, murah, dan mudah. Surveilance harus ditingkatkan, perkuat booster. Ini hal yang harus kita lakukan selain menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," jelas Dicky.

Sebelumnya diberitakan, pneumonia misterius muncul di Argentina. Akibat penyakit ini, tiga orang meninggal dunia. Tiga orang yang meninggal dunia karena pneumonia misterius di Argentina terdiri dari dua tenaga kesehatan dan seorang pasien.

Mereka meninggal tidak bersamaan. Penderita pertama yakni seorang tenaga kesehatan di klinik meninggal pada Senin (29/8/2022). Korban kedua meninggal dua hari kemudian, dan yang terakhir adalah seorang wanita berusia 70 tahun yang telah dirawat di klinik untuk operasi.

Pihak berwenang sedang melakukan tes. Hasilnya sudah mengesampingkan Covid-19, flu, influenza tipe A dan influenza tipe B, penyakit bakteri legionella dan hantavirus yang disebarkan oleh hewan pengerat.

"Sembilan orang di provinsi Tucuman, Argentina barat laut menderita penyakit pernapasan misterius, termasuk delapan staf medis di klinik swasta,” kata Menteri kesehatan Tucuman Luis Medina Ruiz kepada wartawan, dikutip dari Kantor berita AFP.

https://nasional.kompas.com/read/2022/09/02/14010801/3-meninggal-karena-pneumonia-misterius-di-argentina-epidemiolog-hati-hati

Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke