JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memprediksi, gelombang Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 akan berlangsung sedikit lebih lama dibandingkan gelombang virus corona sebelum-sebelumnya.
Namu demikian, gelombang ini diperkirakan tidak lebih parah dari varian Delta yang berlangsung medio 2021.
"Kalau saya masih melihat masa kritis itu sampai kita harus waspadai sampai Oktober," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (4/7/2022).
Menurut Dicky, imbas dari gelombang BA.4 dan BA.5 tidak akan separah varian-varian corona sebelumnya karena imun masyarakat yang sudah meningkat akibat vaksin.
Namun, belum juga varian BA.4 dan BA.5 mencapai puncak, muncul subvarian baru yakni BA.275. Inilah yang diprediksi jadi penyebab lamanya gelombang keempat pandemi.
"(Subvarian) ini sudah datang dan memperpanjang masa gelombang itu," jelas Dicky.
Untuk menghadapi puncak lonjakan kasus, menurut Dicky, pemerintah seharusnya memberlakukan sejumlah pengetatan protokol kesehatan.
Misalnya, tetap menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat meski bukan PPKM level 3 dan 4. Kemudian, kembali mewajibkan penggunaan masker di luar ruangan.
Selain itu, penting untuk meningkatkan capaian vaksinasi booster, utamanya pada kalangan rentan dan lanjut usia.
Pemerintah juga didorong untuk kembali menerapkan syarat tes antigen untuk acara-acara yang menimbulkan kerumunan dan perjalanan jarak jauh, atau minimal mensyaratkan vaksinasi booster.
"Selain juga pastikan orang-orang yang bergejala ini harus diberikan untuk kesempatan WFH (work from home, bekerja dari rumah) karena ini akan juga mengurangi potensi penularan," kata Dicky.
"Kemudian juga masalah literasi, bagaimana strategi komunikasi risiko kita yang harus diperbaiki," lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, situasi pandemi virus corona di Indonesia mengalami eskalasi hampir satu bulan terakhir.
Angka kasus harian Covid-19 yang sebelumnya berhasil ditekan menjadi 200 kasus per hari kini melonjak melewati 1.000, bahkan tembus 2.000.
Situasi ini menjadi kekhawatiran banyak pihak, termasuk Presiden Joko Widodo. Jokowi memprediksi, lonjakan kasus Covid-19 akan mencapai puncaknya pada bulan Juli ini.
"Yang kita tahu kasus per 3 Juli kemarin ada sebanyak 1.614 kasus (Covid-19). Dan diprediksi puncak kasusnya akan berada di bulan Juli ini, di minggu kedua atau minggu ketiga," katanya saat membuka rapat terbatas evaluasi PPKM di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/7/2022).
https://nasional.kompas.com/read/2022/07/04/18012921/gelombang-subvarian-ba4-dan-ba5-diprediksi-lebih-lama-dari-delta-warga