Salin Artikel

PMK pada Ternak Sudah Lama Ada, Masyarakat Diminta Tak Panik

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian Syamsul Maarif mengatakan, penyakit kuku dan mulut (PMK) yang mewabah pada hewan ternak sudah lama ada di Indonesia.

Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak panik menghadapi wabah ini menjelang saat hari raya Idul Adha.

"PMK ini sudah ada di Indonesia sejak tahun 1887, sudah lama sekali dan alhamdulillah kita sudah bisa membebaskan secara teknis sejak 1983 tapi diakui oleh badan kesehatan dunia pada tahun 1990," kata Syamsul dalam program talk show Kurban Sehat Bebas PMK di kanal YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (4/7/2022).

Syamsul menyebut, PMK kembali merebak di Indonesia sejak April 2022. Hingga saat ini, terdapat 19 provinsi dan 223 kabupaten kota yang tercatat terdeteksi kasus PMK.

Selain itu, Syamsul juga meminta masyarakat tidak panik karena wabah tersebut hanya menyerang hewan ternak dan tidak menular ke manusia.

"Jadi penekanan kita PMK ini penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus kemudian menyerang hanya pada hewan yang berkuku belah seperti sapi, kerbau, kambing dan domba," papar dia.

Dengan merujuk pada pedoman Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Syamsul mengatakan, hewan ternak yang terpapar PMK masih tetap bisa dijadikan hewan kurban saat hari raya Idul Adha.

Tetapi, lanjutnya, masyarakat tetap diminta selektif saat membeli hewan kurban agar wabah PMK tidak semakin meluas ketika hewan yang dibeli sudah terpapar.

"Kita dalam rangka untuk tidak menyebarkan atau tidak mengotori lingkungan karena nanti hal-hal itu bisa menyebar ke hewan lain," ucap Syamsul.

https://nasional.kompas.com/read/2022/07/04/16340211/pmk-pada-ternak-sudah-lama-ada-masyarakat-diminta-tak-panik

Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke