JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diprediksi akan berebut suara pemilih Jokowi di Pemilu Presiden 2014 dan 2019 jika keduanya maju di Pilpres 2024.
Ini diungkapkan oleh pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani, merujuk pada data-data survei nasional lembaganya.
"Dari survei-survei nasional tatap muka yang dilakukan SMRC selama setahun terakhir, mereka yang memilih Jokowi di Pilpres 2019 trennya cenderung memilih Ganjar," kata Saiful melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (3/6/2022).
"Meskipun banyak juga yang bergeser ke Prabowo dan Anies Baswedan," tuturnya.
Saiful merinci, dalam empat survei yang digelar SMRC selama Mei 2021 hingga Maret 2022, Ganjar merebut paling banyak pemilih Jokowi.
Angkanya mencapai 32,8 persen di Mei 2021, kemudian melonjak 40,6 persen di Desember 2021, dan terakhir 36,9 persen di Maret 2022.
Sementara, Prabowo meraih 24,6 persen di Mei 2021, turun 22,4 persen di Desember 2021, dan naik lagi menjadi 26,3 persen di Maret 2022.
Adapun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meraih 23,8 persen di Mei 2021, dan 20,8 persen di Maret 2022.
Dari angka tersebut, Saiful mengatakan, tampak bahwa Ganjar selalu unggul, menyusul setelahnya Prabowo. Sementara, dukungan terhadap Anies cenderung statis.
“Sekarang peperangan terjadi antara Prabowo dengan Ganjar. Antara Desember-Maret, Prabowo naik 4 persen. Dan Ganjar turun 4 persen,” ujarnya.
Menurut Saiful, preferensi pemilih Jokowi yang cenderung memilih Ganjar merupakan sesuatu yang wajar. Meski Ganjar belum dikenal luas, namun, basis massa pendukungnya sama dengan Jokowi.
Dukungan terhadap Ganjar maupun Jokowi kuat di Jawa Tengah. Ganjar sendiri saat ini menjadi orang nomor satu di Jateng.
Adapun, menurut Saiful, Prabowo mendapat limpahan suara pemilih Jokowi lebih banyak ketimbang Anies karena Menteri Pertahanan itu dinilai punya hubungan baik dengan presiden.
Sebab, meski pada Pilpres 2019 Prabowo menjadi lawan Jokowi, keduanya kini bersatu di Kabinet Indonesia Maju.
Sementara, Anies dinilai punya hubungan tak harmonis dengan presiden lantaran Juli 2016 lalu dia dicopot dari kursi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Anies juga dinilai membelot lantaran maju menjadi Gubernur DKI dengan didukung partai-partai yang bukan pendukung Jokowi.
“Jadi publik menilai hubungan Jokowi dengan Anies tidak baik,” tutur Saiful.
Lantas, seandainya Ganjar batal maju di Pilpres 2024, Saiful menduga, suara pemilih Jokowi cenderung jatuh ke Prabowo ketimbang Anies.
Ini tampak dari tren survei 4 bulan terakhir terhitung sejak Desember 2021 hingga Maret 2022. Dalam survei tersebut, suara Prabowo naik dari 22,4 persen menjadi 26,3 persen, sementara Anies cenderung statis.
Saiful menambahkan, sampai saat ini belum muncul nama lain di bursa calon presiden 2024 di luar ketiga nama itu.
“Itu kenapa kita pilih tiga nama ini, karena tiga ini yang paling kompetitif. Sementara yang lain masih nol koma,” katanya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/03/19471041/jika-maju-pilpres-ganjar-dan-prabowo-diprediksi-berebut-suara-pemilih-jokowi