Erros mengatakan, organisasi yang didirikan pada 20 Mei 2022 tersebut tidak berhubungan dengan partai politik.
Ia pun mengatakan, GBN juga tidak menempatkan diri sebagai opisisi dari pemerintahan yang sedang berkuasa.
"GBN tidak menempatkan diri sebagai oposisi. GBN mengambil sikap kooperatif namun kritis terhadap setiap langkah dan kebijakan politik pemerintah yang dipandang tidak sesuai dengan amanat UUD 1945 dan UUD 1945 serta Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan bernegara," ujar Erros.
Acara deklrasi GBN lebih dahulu diisi sambutan dari Menkopolhukam Mahfud MD dan Menparekraf Sandiaga Uno melalui tayangan video.
Selain itu, ada sambutan dari Wasekjen PBNU Nadjib Azca yang sekaligus menjabat sebagai Dewan Pakar GBN.
Pada pidato deklarasinya, Erros sebagai Ketua Umum DPP GBN mengatakan, organisasi tersebut sebagai wadah perjuangan kaum nasionalis Indonesia.
Sebab, ia menilai saat ini nasionalisme Indonesia berada dalam kondisi yang lemah.
"Dipicu suasana yang memprihatinkan ini, maka menghadirkan Gerakan Bhinneka Nasionalis yang bagi kami merupakan keharusan," ujar Erros.
Di dalam pidato deklarasinya, Erros juga mengkritik praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Ia menilai, setiap pemangku kekuasaan, baik di ranah eksekutif, yudikatif, maupun legislatif tidak boleh membiarkan praktik KKN.
Di sisi lain, kelompok intelektual, budayawan, dan agamawan juga tidak boleh tutup mata terhadap praktik-praktik KKN.
"Dan bila para intelektual, budayawan, agamawan, pemimpin rakyat, menutup mata terhadap pernyataan ini, sungguh perbuatan dan tindakan itu merupakan pengkhianatan sangat besar. Sebesar yang kelak perlu dan harus dipertanggung jawabkan baik kepada Tuhan maupun seluruh rakyat Indonesia," ujar Eros.
https://nasional.kompas.com/read/2022/05/30/13512131/erros-djarot-deklarasikan-gerakan-bhinneka-nasionalis-mengaku-tak-terkait