Ia menyebut acara itu merupakan wujud silaturahmi dan apresiasi para aktivis karena Kementerian BUMN telah memberikan rumah untuk keluarga 4 korban Tragedi Trisakti.
“Kalau soal itu (pilpres) kan soal nanti berjalan bagaimana, tapi hari ini kita lihat komitmen kebangsaan beliau dan beliau bukan beban masa lalu,” ujar Sayed pada wartawan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (12/5/2022).
Ia mengatakan kerap bergurau dengan Erick. Dalam perbincangan keduanya, Erick dia anggap sebagai bagian dari aktivis 1998.
“Kalau bercanda-bercanda kita, kan Pak Erick Thohir aktivis 98 yang kita tugaskan keluar negeri waktu itu,” kelakarnya.
Sayed menilai, kebenaran Erick bakal menjadi calon presiden atau tidak, hal tersebut ditentukan oleh masyarakat.
“Rakyat memilih dari bagaimana kinerja beliau,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Erick menuturkan, pemberian rumah untuk keluarga korban Tragedi Trisakti itu dilandasi oleh rasa kemanusiaan.
Ia tak ingin pemberian fasilitas itu dikaitkan dengan urusan politik.
“Mengapresiasi pahlawan reformasi dengan (memberikan) perumahan itu tetap payungnya kemanusiaan, jangan dilihat payungnya secara politis,” kata dia.
Erick menyatakan, pemerintah berupaya untuk mengapresiasi para pejuang reformasi.
Sebab, peristiwa 1998 merupakan bagian dari sejarah yang mesti selalu diingat masyarakat.
“Itu sebuah kemanusiaan yang harus tetap kita gerakan karena kalau itu tidak terjadi kita akan hilang sebagai bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang ingat pada sejarah,” imbuh dia.
https://nasional.kompas.com/read/2022/05/12/20145461/aktivis-1998-tampik-pertemuan-dengan-erick-thohir-untuk-galang-dukungan