Salin Artikel

Pengunjung Taman Margasatwa Ragunan Dibatasi 45.000 Orang Per Hari

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pengunjung Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, dibatasi 75 persen dari kapasitas maksimal.

Kebijakan ini diterapkan karena DKI Jakarta masih berstatus pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2.

“Total kuota pengunjung yang kita izinkan sampai 45.000 orang atau 75 persen,” ujar Staf Pelayanan Informasi dan Kehumasan Ragunan, Bambang Wahyudi, saat ditemui, Selasa (3/5/2022).

Bambang menuturkan, hingga Selasa pukul 12.00 WIB, jumlah pengunjung telah mencapai 22.000 orang.

“Jadi (pengunjung) sudah sekitar 50 persen dari kapasitas. Itu pengunjung yang telah masuk dari pendaftaran kemarin,” tutur dia.

Selama pandemi Covid-19 berlangsung, kata Bambang, pengunjung diwajibkan melakukan pendaftaran online H-1 sebelum berkunjung ke Ragunan.

“(Pendaftaran offline) belum dilakukan. Kemungkinan sampai dinyatakan Indonesia bebas Covid-19,” katanya.

Ia menegaskan pengunjung yang belum mendaftarkan diri tidak akan dilayani untuk membeli tiket.

“Jangan lupa (mendaftar online), ya prosedur itu tidak bisa ditinggalkan karena syarat mutlak masuk Ragunan,” imbuh Bambang.

Adapun masyarakat yang hendak berkunjung ke Kebun Binatang Ragunan dapat melakukan pendaftaran online melalui link http://bit.ly/PesantiketTMR.

Satu kartu tanda penduduk (KTP) dapat dipakai untuk mendaftarkan lima orang. Setelah mengisi form, pihak pengelola Taman Margasatwa Ragunan akan mengirimkan bukti pendaftaran melalui email.

Jika sampai hari H kunjungan bukti tersebut tak kunjung dikirimkan, masyarakat dapat membeli tiket dengan menunjukan KTP.

Harga tiket untuk orang dewasa ditetapkan sebesar Rp 4.000 dan anak-anak Rp 3.000. Kemudian jam operasional Ragunan dimulai pada pukul 07.00 sampai 17.00 WIB.

https://nasional.kompas.com/read/2022/05/03/16182331/pengunjung-taman-margasatwa-ragunan-dibatasi-45000-orang-per-hari

Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke