Salin Artikel

Profil Anis Matta, Bermula dari Dakwah hingga Jadi Ketua Umum Partai Gelora

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora Indonesia) adalah sebuah partai politik baru di Indonesia.

Ketua Umum Partai Gelora saat ini adalah Muhammad Anis Matta. Di masa lalu sosoknya dikenal sebagai politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat DPR pada 2009 sampai 2013.

Dikutip dari situs resmi, Anis Matta lahir di Welado, Bone, Sulawesi Selatan, pada 7 Desember 1968.

Anis menghabiskan masa kecil dan remaja di beberapa daerah di Indonesia Timur. Dia menempuh sekolah dasar di SD Katolik Mathias I di Tual, Maluku Tenggara, lalu kembali ke Bone dan lulus dari SD Inpres Welado, Bone.

Setelah lulus SD, Anis lalu masuk pondok pesantren pada usia SMP-SMA di Pesantren Darul Arqam, Gombara, Makassar.

Anis kemudian melanjutkan pendidikan setelah mendapat beasiswa di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Jakarta. Ia merampungkan sarjana jurusan syariah pada 1992.

Sambil kuliah, Anis mengikuti kursus bahasa Inggris di bilangan Salemba, Jakarta Pusat. Selesai kuliah, Anis sempat menjadi dosen agama Islam di Program Ekstension Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok.

Salah satu aktivitas yang ditekuni Anis adalah berdakwah di masjid-masjid perkantoran di Jakarta. Ia juga menekuni profesi sebagai pembicara dan konsultan pengembangan organisasi dan manajemen sumber daya manusia.

Anis kemudian terjun ke dunia politik pada 1998. Dia adalah salah satu pendiri Partai Keadilan (PK) yang dideklarasikan di Jakarta pada 20 Juli 1998.

Setelah pemilihan umum 1999, PK berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada 2 Juli 2003.

Anis menjadi sekretaris jenderal sejak partai berdiri hingga diangkat oleh Majelis Syuro PKS menjadi presiden partai pada 1 Februari 2013 sampai 10 Agustus 2015.

Anis terpilih menjadi anggota DPR periode 2004-2009 dan 2009-2014 dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan I (Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Kepulauan Selayar). Pada periode keduanya di Senayan, Anis terpilih menjadi Wakil Ketua DPR RI hingga memutuskan mengundurkan diri pada saat diangkat menjadi Presiden PKS.

Anis diangkat menjadi presiden dalam situasi sulit. Pada 2013 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dalam kasus suap kuota impor daging sapi.

Selain itu, pada saat itu juga terdapat perselisihan di kalangan dalam PKS yakni antara mantan Ketua Majelis Syuro Hilmi Aminuddin dengan sejumlah tokoh senior PKS.

Ketika kasus itu menerpa PKS, Anis kemudian menggalang konsolidasi internal. Dia lantas mengubah jargon partai menjadi “Cinta. Kerja. Harmoni.”

Saat itu banyak pihak khawatir PKS tak bakal selamat di pemilihan umum (Pemilu) 2014. Namun, ternyata mereka masih bisa lolos ke parlemen.

Walaupun jumlah kursi turun karena dinamika sistem pemilu, tetapi angka suara pemilih naik sekitar 3,3 persen menjadi 8,48 juta suara.

Akan tetapi, karena konflik internal membuat PKS memutuskan memecat Anis dan salah satu sahabatnya, Fahri Hamzah. Alhasil keduanya bekerja sama membangun Partai Gelora bersama dengan sejumlah mantan kader PKS yang memilih hengkang.

Anis yang merupakan anak keenam dari delapan bersaudara ini cukup produktif menulis buku. Sejak 2002 hingga 2014 sudah 10 buku, yaitu Delapan Mata Air Kecemerlangan (2009), Momentum Kebangkitan (Kumpulan Pidato) (2014), Gelombang Ketiga Indonesia (2014), Menikmati Demokrasi (2002), Model Manusia Muslim: Pesona Abad ke-21 (2002), Membentuk Karakter Cara Islam (2003), Mencari Pahlawan Indonesia (2004), Dari Gerakan Menuju Negara (2006), Integrasi Politik dan Dakwah (2007), Serial Cinta (2008).

https://nasional.kompas.com/read/2022/04/20/05110031/profil-anis-matta-bermula-dari-dakwah-hingga-jadi-ketua-umum-partai-gelora

Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke