Salin Artikel

Profil Partai Gelora, Jejak PKS dan Ambisi Indonesia Jadi Kekuatan Global ke-5

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Partai Gelora Indonesia) adalah salah satu partai politik di Indonesia.

Partai ini dikenal karena dipimpin oleh mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Anis Matta.

Awal berdiri

Partai Gelora Indonesia berdiri pada 28 Oktober 2019 atau beberapa bulan setelah Pemilu 2019 digelar.

Menurut situs resmi Partai Gelora, ada 99 orang yang pendiri dari 34 provinsi. Pendirian Partai Gelora dideklarasikan dalam acara konsolidasi nasional di Jakarta pada 10 November 2019.

Sejumlah kalangan menganggap Partai Gelora adalah pecahan dari PKS. Sebab sejumlah mantan politikus PKS seperti Anis Matta dan Fahri Hamzah bergabung dengan Partai Gelora.

Tokoh PKS lainnya yang ikut bergabung dalam Partai Gelora adalah Achmad Rilyadi yang kini menjadi Bendahara Umum.

Perjalanan Partai Gelora bermula ketika Anis dan Fahri mendirikan ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) pada 2017.

Pada 31 Maret 2020 Partai Gelora mendaftarkan diri ke Kemenkumham sebagai partai politik. Saat ini, Partai Gelora resmi menjadi partai politik setelah mendapatkan Surat Keputusan (SK) bernomor M.HH-11.AH.11.01 Tahun 2020 dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) pada 2020.

Menurut Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfuz Sidik, saat ini jumlah kepengurusan pusat dan kepengurusan daerah terdiri dari 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), 484 Dewan Perwakilan Dearah (DPD), dan 4.394 Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

Jejak PKS

Mahfuz Sidik mengakui, partainya memiliki kesamaan dengan PKS yang sebelumnya menjadi rumah bagi para kader mereka. Sebab, sebagian besar anggota dan pengurus Partai Gelora dulunya memang kader dan pengurus PKS.

Namun, Mahfudz mengatakan tetap ada perbedaan antara PKS dan Gelora.

"Bedanya sederhana saja. Gelora Indonesia ini PKS yang lebih mengindonesia. Itu saja," kata Mahfudz dalam rilis survei Indo Barometer di Century Park Hotel, Jakarta, 23 Februari 2020.

Meskipun sebagian besar kader Gelora dulunya kader PKS, Mahfudz mengatakan, Partai Gelora mengusung asas Pancasila, bukan Islam.

Mahfudz menambahkan, Partai Gelora menyadari umat Islam merupakan kelompok mayoritas dalam perpolitikan Indonesia.

Kendati demikian, Partai Gelora tetap berupaya tampil sebagai partai yang juga berjiwa nasionalis.

Sedangkan menurut Anis Matta, salah satu tujuan pendirian Partai Gelora adalah untuk mewujudkan harapan supaya Indonesia bangkit dan maju sebagai kekuatan ke-5 di dunia.

Susunan pengurus

Dewan Pimpinan Nasional

Ketua Umum: Muhammad Anis Matta

Wakil Ketua Umum: Fahri Hamzah

Bendahara Umum: Achmad Rilyadi

Wakil Bendahara Umum: Fetty Fatmasari Utami

Sekretaris Jenderal: Mahfuz Sidik

Wasekjen Administrasi: Budi Hermawan

Wasekjen Data & Teknologi: Achmad Chudori, ST

Wasekjen Regulasi Organisasi: Handoyo Prihantanto

Wasekjen Monitoring dan Evaluasi: Dewi Mustikaningsih

Wasekjen Hubungan Masyarakat: Muhammad Taslim

Wasekjen Hubungan Kewilayahan: Junef Ismaliyanto

Wasekjen Hubungan Antar Lembaga: Saidah Silalahi

Wasekjen Kerumahtanggaan: Nugraha

Ketua Bidang Pengembangan Teritorial I: Mohammad Syahfan Badri Sampurno

Ketua Bidang Pengembangan Teritorial II: Achmad Zairofi

Ketua Bidang Pengembangan Teritorial III: Ahmad Zainuddin

Ketua Bidang Pengembangan Teritorial IV: H. Rofi Munawar, Lc

Ketua Bidang Pengembangan Teritorial V: Akhmad Faradis

Visi-Misi Partai Gelora

Visi

Mewujudkan Indonesia yang berdaulat, adil, makmur dan menjadi bagian dari kepemimpinan dunia.

Misi

Asas Partai Gelora

Menurut penjelasan yang dikutip dari situs resmi, asas Partai Gelora adalah Pancasila dan berlandaskan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Jatidiri Partai Gelora

Jatidiri Partai Gelora adalah Islam, nasionalis, demokrasi, kemanusiaan dan kesejahteraan.

1. Islam sebagaimana yang dimaksud dalam jatidiri partai ini adalah nilai-nilai keislaman dalam perspektif kehidupan berbangsa, bernegara yang didasari oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai energi yang menyatukan tanah air dan rakyatnya, dengan menjunjung tinggi norma, etika, serta kemanusiaan, dan penghormatan terhadap segenap agama yang ber-ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Nasionalisme sebagaimana yang dimaksud dalam jatidiri partai ini adalah rasa cinta, setia dan semangat pembelaan terhadap tanah air, bangsa dan negara Indonesia maupun penghormatan kepada segenap warga negara dengan kemajemukannya, untuk menjaga dan memajukan peradaban bangsa, tanpa membedakan suku, agama, ras, serta golongan.

3. Demokrasi sebagaimana yang dimaksud dalam jatidiri partai ini adalah semangat untuk membangun pemerintahan dan peradaban Indonesia dengan penghormatan terhadap hak-hak warga negara dan nilai-nilai kebebasan, persamaan, keterbukaan, tanggung jawab serta penghargaan terhadap kebhinekaan.

4. Kemanusiaan sebagaimana yang dimaksud dalam jatidiri partai ini adalah semangat untuk meletakan manusia dan sifat kemanusiaannya pada tempat yang mulia dan menjadi pijakan pelembagaan sikap partai dalam perumusan kebijakan negara.

5. Kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam jatidiri partai ini adalah semangat untuk mengelola bumi, air dan udara serta kekayaan alam yang terkandung di dalam negara Indonesia untuk digunakan sebesar-sebesarnya meningkatkan kemakmuran dan standar kualitas hidup rakyat, dengan mendorong etos kerja, menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan dan kedermawanan menuju Indonesia yang makmur dan berdaulat.

https://nasional.kompas.com/read/2022/04/05/15172161/profil-partai-gelora-jejak-pks-dan-ambisi-indonesia-jadi-kekuatan-global-ke

Terkini Lainnya

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tesenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tesenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke