Kopaska didirikan oleh Presiden Soekarno dan diresmikan Panglima Angkatan Laut (kini KSAL) Laksamana Madya RE Martadinata pada 31 Maret 1962.
Momen peresmian sendiri dilakukan pada saat digelarnya latihan yang bersifat tertutup.
Dikutip dari Tribunnews.com, latihan tertutup diterapkan dengan alasan menjaga kerahasiaan. Identitas mereka pun turut disamarkan.
Karena itu, Kopaska bersifat misterius, tidak banyak orang yang mengetahui tentang keberadaannya, tetapi dikenal sebagai satuan yang standar latihannya sangat berat.
Sedangkan, nama Kopaska sendiri dicetus oleh Kapten Pelaut Iskak yang berasal dari Sekolah Pasukan Katak Angkatan Laut yang berkedudukan di Pangkalan Laut Surabaya, Jawa Timur.
Kopaska mempunyai semboyan “Tan Hana Wighna Tan Sirna”, yang artinya: “Tak ada rintangan yang tak dapat diatasi”.
Pada periode awal terbentuknya Kopaska, ketika itu hanya dibekali dengan peralatan minim teknologi, termasuk jumlah personel yang terbatas.
Kendati dihadapi dengan peralatan dan personel yang minim, Kopaska tetap mempunyai kontribusi besar dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Salah satu momen sejarah yang turut digoreskan Kopaska adalah keterlibatannya dalam misi militer Operasi Trikora untuk merebut kembali Irian Jaya (kini Papua) dari tangan Belanda pada periode 1962-1964.
Dalam operasi militer tersebut, Kopaska dikomandoi Letkol OP Koesno.
Setelah Operasi Trikora berakhir, Kopaska kembali dipercaya untuk terlibat dalam operasi penting lainnya.
Belasan personel Kopaska diturunkan saat Indonesia berkonfrontasi dengan negara tetangga, Malaysia.
Dalam konfrontasi ini, Kopaska bertugas melakukan sabotase. Setidaknya, 40 kilogram bahan peledak dimuntahkan Kopaska untuk melakukan sabotase.
Tugas Kopaska
Dikutip dari militer.id, Kopaska terbagi menjadi dua satuan komando, yakni Satuan Pasukan Katak Armatim di Ujung, Surabaya dan Satuan Pasukan Katak Armabar di Pondok Dayung, Jakarta Utara.
Tugas utama dari Kopaska yakni melakukan penyerangan kapal serta pangkalan musuh baik di atas atau di bawah permukaan air.
Selain itu, Kopaska juga memiliki tugas utama menghancurkan instalasi bawah air dan juga melakukan persiapan perebutan pantai untuk selanjutnya melakukan operasi pendaratan kekuatan amfibi atau pasukan marinir.
Prajurit Kopaska memiliki sejumlah keahlian tempur wajib.
Antara lain menguasai teknik demolisi atau peledakan bawah air, infiltrasi dari peluncur roket/torpedo kapal selam, serta kemampuan maritime counter terorism.
Untuk menjadi pasukan Kopaska, terdapat proses panjang dan ketat yang wajib diikuti oleh setiap pelamar.
Dalam perekrutannya, mereka yang ingin berhabung ke Kopaska minimal prajurit yang pernah berdinas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), Pangkalan Angkatan Laut (Lanal), Armada RI, Mabesal, atau Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) selama dua tahun.
Selanjutnya, calon peserta menjalani sejumlah tes untuk menjalani pendidikan. Pendidikan ini pun bersifat khusus.
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/31/10214551/mengenal-pasukan-elite-kopaska-yang-hari-ini-genap-berusia-60-tahun