"Anggaran kesehatan haji tahun 2022, total yang dianggarkan oleh kementerian kesehatan, paling tidak ada empat hal pokok yang kami anggarkan," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Budi Sylvana dalam rapat dengan Komisi VIII DPR, Selasa (22/3/2022).
Budi menjelaskan, komponen pertama adalah penyediaan obat-obatan dan alat kesehatan yang nilainya sekitar Rp 50 miliar.
Obat-obatan itu disiapkan untuk keperluan sejak embarkasi di asrama, selama penerbangan dari dan menuju Arab Saudi, serta pelayanan kesehatan selama berada di Arab Saudi.
Obat-obatan yang disiapkan pun terbilang lengkap, mulai dari antibiotik, antipiretik, analgetik, anastetik, antipsikotik, obat jantung, obat kulit, hingga obat mata.
"Karena kita, sebagai laporan juga, cukup banyak jemaah haji dari tahun-tahun kemarin yang berobat ke KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia) kita dan jumlahnya itu ribuan sehingga kebutuhan obat juga cukup banyak," ujar Budi.
Komponen kedua adalah pemenuhan vaksin meningitis bagi jemaah haji karena vaksin tersebut merupakan syarat untuk dapat memasukki wilayah Arab Saudi.
Budi mengatakan, saat ini sedang dilakukan vaksinasi meningitis ulang bagi para calon jemaah haji karena dua tahun sudah beralu sejak mereka divaksinasi pada 2020 lalu tetapi batal berangkat ke Tanah Suci akibat pandemi Covid-19.
Komponen berikutnya penyiapan fasilitas kesehatan berupa Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang tersebar di Jeddah, Mekkah, dan Madinah dengan anggaran sebesar Rp 37,77 miliar.
KKHI memiliki beragam fasilitas yakni 24 tempat tidur unit gawat darurat, 223 tempat tidur rawat inap, 10 tempat tidur intensive/high care unit, poliklinik, pelayanan dokter spesialis, laboratorium, pelayanan kefarmasian, pelayanan rujukan, mobil ambulans, dan diet khusus bagi jemaah yang sakit.
Layanan dokter spesialis yang tersedia yakni penyakit dalam, jantung, paru, jiwa, syaraf, anastesi, bedah, dan rehabilitas medik.
"Karena saat ini memang masih berlangsung Covid, (spesialis) penyakit dalam, jantung dan paru jadi fokus kami mengantisipasi jika ada jemaah kita yang membutuhkan layanan-layanan ini," ujar Budi.
Adapun komponen terakhir sekaligus terbesar adalah penugasan tenaga kesehatan haji senilai Rp 209 miliar karena pemerintah mesti memberangkatkan 1.832 tenaga kesehatan haji ke Arab Saudi.
Ia menjelaskan, tenaga kesehatan itu terdiri dari 1.521 tenaga kesehatan yang mendampingi 507 kloter di mana satu kloter didampingi oleh satu orang dokter dan dua orang perawat.
"Ini dengan asumsi haji kita kuota 100 persen, jadi kita menggunakan asumsi data jika haji diberangkatkan 100 persen sehingga tugas yang diberangkatkan 1.521," kata Budi
Sementara itu terdapat 311 orang tenaga kesehatan Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) bidang haji yang terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, apoteker, dan lain-lain.
Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebutkan bahwa akan ada pemberangkatan haji menuju Arab Saudi usai bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi di Jeddah, Minggu (20/3/2022) lalu.
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/22/16090061/kemenkes-anggarkan-rp-32767-miliar-untuk-kesehatan-haji-tahun-2022-ini